Pandemi Covid-19 di Indonesia tak kunjung berakhir. Dilansir dari website resmi satgas Covid-19 jumlah kasus positif Corona sudah mencapai 563.680 jiwa dengan penambahan harian 5.803 jiwa. Selain itu, pandemi Covid-19 berdampak di semua bidang kehidupan, seperti sosial, pendidikan, dan ekonomi. Salah satu bidang yang paling terdampak adalah ekonomi. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya pengangguran, pekerja yang di-PHK, dan banyak perusahaan yang bangkrut.

Meneladani hidup Beata Rani Mariam Vattalil pada masa Pandemi Covid-19.

Dampak buruk ekonomi ini mengingatkan kita kepada sosok Beata Rani Mariam Vattalil. Ia sangat mendedikasikan hidupnya untuk memperjuangkan ekonomi masyarakat tertindas seperti perlawanannya terhadap sistem kerja paksa tanpa upah yang sesuai. Semangatnya untuk memperjuangkan ekonomi yang lebih baik harus dicontoh pada saat masa Pandemi Covid-19 ini.

Memang dari segi yang diperjuangkan berbeda dilihat dari kondisi ekonomi yang terfokus pada tingginya pengangguran dan pemberhentian hubungan kerja. Sedangkan perjuangan Beata Rani Mariam Vattalil lebih tertuju kepada masyarakat miskin dan tertindas. Namun, semangat yang dimiliki harus sama, yaitu semangat untuk mengubah keadaan ekonomi menjadi lebih baik lagi.

Selain itu, masih banyak yang bisa diteladani dari sosok Beata Rani Mariam Vattalil yang tidak takut membela kebenaran serta keadilan bagi masyarakat kecil dan tertindas. Tentunya teladan ini bisa kita amalkan di situasi pandemi Covid-19 sehingga pandemi yang berdampak di semua bidang ini bisa kita lewati.

Mengenal lebih dalam sosok Beata Rani Mariam Vattalil.

Melalui contoh teladan yang sudah dipaparkan sebelumnya, mungkin masih banyak yang merasa asing ketika mendengar nama Beata Rani Mariam Vattalil. Bahkan mungkin masih banyak yang bertanya mengapa kita harus meneladani Beata Rani Mariam Vattalil. Ia merupakan seorang Katolik Religius dari India. Mariam Vattalil mulai masuk Kongregasi Fransiskan Klaris pada tahun 1972 di Kidangoor setelah menyelesaikan sekolah menengah dan mengambil nama religius "Rani Maria" saat memasuki novisiat.

Mariam Vattalil masuk ordo pada 3 Juli 1971 untuk masa calon yang berakhir pada tanggal 30 Oktober 1972. Masa postulan dimulai pada 1 November 1972 dan berakhir pada 29 April 1973 dan Novisiatnya berlangsung dari 30 April 1973 hingga 20 April 1974. Di mana ia tiba pada tanggal 24 Desember 1975. Di sana ia mempraktikkan profesi guru dari 8 September 1976 sampai 7 Agustus 1978. Kemudian Sr. Rani Maria diutus untuk membantu masyarakat yang kurang mampu di Keusukupan Indore. Ia bekerja sebagai misionaris di India Utara pada keuskupan di desa-desa paling terpencil. Ia memiliki preferensi untuk yang tertindas dan terpinggirkan. Tujuannya adalah untuk meringankan penderitaan, menghibur hati yang hancur, membawa perdamaian, membentuk hati nurani, mempromosikan keadilan, dan membela kebenaran.

Pada tanggal 25 Februari 1995 ia harus meregang nyawa karena keberaniannya membela masyarakat tertindas. Beberapa tahun setelah kematiannya, ia di-Beatifikasi dan diberi nama kudus oleh Paus Fransiskus di Indore.

Oleh: Angelina Eka Putri (Mahasiswa Program Studi Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga Surabaya)