Era globalisasiseiring kemajuan zaman menuntut perusahaan atau sebuah organisasi harus maju dan bersaing di dunia industri lokal maupun mancanegara. Oleh karena itu, perusahaan dan organisasi juga harusbisa menyesuaikan diri serta mampu melakukan perubahan-perubahan tersebut.

Suatu perusahaan tentunya harus memiliki tujuan serta visi dan misi yang sesuai dengan bidang perusahaan itu sendiri, dan dapat dipastikan juga hal tersebut mendukung perusahaan untuk mampu bersaing di era modern saat ini. Sebagai proses tercapainya tujuan perusahaan, tentunya harus didukung dengan sumber daya manusia yang kompeten, karena karyawan adalah hal penting yang harus ada dalam perusahaan (Evita & Muizu, 2017).

Akan tetapi dalam menjalankan tugasnya, terkadang karyawan berperilaku tidak sesuai dengan nilai-nilai yang harus diterapkan di sebuah perusahaan. Maka, untuk menghindari hal tersebut perlu adanya pengevaluasian dan penilaian kinerja terhadap karyawan. Menurut Dessler (2020), terdapat alasan mengapa perusahaan harus melakukan penilaian kinerja terhadap karyawan, yaitu untuk memastikan bahwa kinerja karyawan sesuai dengan tujuan perusahaan, serta dapat memberikan kesempatan kepada atasan dan bawahan mengembangkan rencana untuk memperbaiki kekurangan serta memperkuat hal-hal yang telah dilakukan karyawan dengan baik, memberikan kesempatan untuk meninjau rencana karier karyawan berdasarkan kelebihan dan kekurangannya, dan mengidentifikasi apakah ada kebutuhan pelatihan yang diperlukan untuk karyawan yang dirasa kinerjanya kurang baik. Melakukan penilaian kinerja pada karyawan juga penting sebagai dasar penentu reward serta kompensasi yang akan diberikan kepada karyawan (Herachwati, 2013).

Menilai kinerja karyawan juga dapat meningkatkan motivasi karyawan, seperti sebuah penelitian yang dilakukan di Nepal pada 120 orang karyawan yang bekerja di perusahaan industri jasa. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang dapat menentukan pengaruh penilaian kinerja karyawan terhadap motivasi karyawan. Ditemukan hasil bahwa sistem penilaian kinerja penting untuk meningkatkan motivasi pada karyawan sehingga prestasi di tempat kerja juga dapat meningkat. Karyawan dapat termotivasi jika proses penilaian didasarkan pada deskripsi pekerjaan yang akurat dan terkini serta dapat mengidentifikasi masalah kinerja untuk meningkatkan produktivitas kerjanya (Dangol, 2021) sehingga ketika terjadi peningkatan motivasi dalam bekerja, kinerja yang akan dihasilkan karyawan juga akan berkualitas.

Menurut Dessler (2020), terdapat tiga langkah yang dapat dilakukan untuk melakukan proses penilaian kinerja karyawan.

1. Menetapkan standar kerja karyawan.

2. Menilai kinerja karyawan sesuai dengan standar kerja yang telah ditentukan.

3. Memberikan feedback terhadap karyawan atas kerja yang telah dilakukan.

Dengan melakukan ketiga langkah tersebut maka penilaian kinerja karyawan dapat dinilai efektif sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan kompetensi yang dimiliki karyawannya karena karyawan merupakan aset penting dalam suatu perusahaan (Evita et al., 2017). Juga dengan memiliki karyawan yang berkompeten dapat membantu perusahaan mencapai keberhasilan tujuannya.

Dessler (2020) menilai kinerja karyawan hanya dapat dilakukan oleh atasan yang berwenang seperti manajer dan supervisor dan diakhiri dengan keputusan operating managers yang telah diberikan pelatihan khusus. Dalam hal ini, pemilik perusahaan juga dapat langsung memberikan penilaian terhadap karyawannya.

Selain penilaian supervisor, untuk menentukan keputusan akhir, operating managers dapat melakukan berbagai pilihan (Dessler, 2020), yaitu sebagai berikut.

1. Peer appraisals, penilaian dilakukan oleh sesama rekan pekerja.

2. Crowd appraisals, penilaian dilakukan oleh para pekerja melalui media sosial yang dibuat oleh perusahaan.

3. Virtual games, penilaian dilakukan sesama rekan pekerja melalui permainan virtual.

4. Rating committees, penilaian dilakukan oleh supervisor yang dekat dengan karyawan tersebut dan 3-4 supervisor lainnya.

5. Self-ratings, penilaian dilakukan oleh karyawan itu sendiri.

6. Appraisal by subordinates, penilaian dilakukan oleh karyawan terhadap atasannya.

7. 360 degree feedback, penilaian dilakukan dengan mengumpulkan informasi dari berbagai pihak yang ada disekitar karyawan, seperti supervisor, rekan kerja, bawahan, dan pelanggan.

Jadi, menurut penjelasan di atas, untuk mencapai keberhasilan perusahaan harus menggunakan sistem penilaian kinerja karyawan yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan itu sendiri. Tujuannya guna mendapatkan karyawan yang berkompeten sehingga mampu bersaing di era globalisasi saat ini. Karyawan yang kinerjanya dinilai baik sudah dipastikan berkompeten dan dapat membantu perusahaan untuk mencapai keberhasilannya karena karyawan adalah aset penting penentu keberhasilan sebuah perusahaan.