Pernahkah kamu merasa sedih, kecewa, takut, marah, cemas, dan senang? Pasti setiap dari kita sebagai manusia pernah merasakannya, hal itulah yang disebut dengan emosi. Sering kali kita keliru menganggap bahwa emosi hanyalah marah, padahal emosi bukan sekadar marah melainkan banyak macamnya. Dari lahir manusia sudah diberikan kemampuan dalam merasakan emosi, namun beberapa dari kita juga ada yang sulit dalam memahami bahkan mengekspresikan emosi-emosi tersebut terutama emosi negatif. Menurut Goleman (dalam Mashar, 2015) situasi tersebut adalah gambaran kecerdasan emosi yang rendah. Maka dari itu, yuk pahami apa itu emosi?

Definisi emosi.

Dalam kamus psikologi, emosi merupakan suatu kondisi yang terangsang dari makhluk hidup meliputi beberapa perubahan yang disadari dan sifatnya mendalam (Nadhiroh, 2017). Sedangkan American Psychological Association mendefiniskan emosi sebagai pola reaksi yang melibatkan pengalaman, perilaku, dan fisiologis (sistem kehidupan) yang digunakan seseorang untuk menangani masalah atau peristiwa penting.

Fungsi emosi.

Bagi manusia emosi tidak hanya berfungsi untuk bertahan hidup, akan tetapi emosi juga berfungsi sebagai energizeratau pembangkit energi. Beberapa di antaranya membantu dalam penyesuaian terhadap lingkunganseperti menimbulkan respons otomatis sebagai persiapan menghadapi krisis, mengomunikasikan sebuah niat pada orang lain, menyesuaikan reaksi dengan kondisi khusus, sebagai tanda atau kewaspadaan supaya bertindak hati-hati dan masih banyak lagi.

Fungsi emosi sebagai persiapan menghadapi krisis bisa digambarkan ketika kita melihat api yang membakar sebuah rumah atau toko pada dini hari. Tentunya kita akan merasakan cemas dan panik dan langsung menghubungi petugas pemadam kebarakan supaya api tidak merembet ke bangunan lain. Hal seperti ini tentu diperlukan supaya kita tahu harus melakukan upaya apa saja.

Macam-macam emosi.

Ketika seseorang mendapatkan nilai tinggi di dalam kelas secara otomatis akan merasakan perasaan senang, terharu, dan bangga kepada dirinya. Di lain tempat, ada seseorang remaja perempuan yang sedang menangis karena mengetahui pasangannya selingkuh. Kedua hal ini menjadi contoh bahwa manusia bisa merasakan berbagai macam emosi yang terus berganti sesuai keadaan yang mereka alami.

Secaragaris besar emosi dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif atau sering kali kita ketahui sebagai emosi yang menyenangkan pasti membawa energi yang baik karena kita akan merasakan perasaan senang, bahagia, terharu, riang, bangga, dicintai, kasih sayang dan masih banyak lagi. Sehingga, emosi tersebut memberikan motivasi atau semangat kepada seseorang untuk menjalani kegiatan sehari-hari.Sedangkan emosi negatif atau biasa disebut emosi tidak menyenangkan akan memberikan hal sebaliknya. Ketika kita merasa kesal, marah, kecewa, sedih, rasa takut, rasa malu dan masih banyak lagi. Tentunya emosi ini terkadang merugikan diri sendiri jika seseorang itu tidak mampu mengontrol emosi yang ada dalam dirinya.

Kecerdasan emosi.

Setelah selesai mempelajari emosi kita pasti akan bertanya-tanya tentang kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi atau emotional intelligence merupakan kemampuan seseorang untuk mengatur dan mengelola kehidupannya melalui kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan lingkungan sosial sehingga mampu terekespresikan secara tepat dan efektif. Berikut adalah ciri-ciri kecerdasan emosi.

1. Mengenali emosi diri secara fisik, rasa, dan pikir.

Beberapa orang memiliki tingkat kepekaan yang tinggi sehingga cenderung memiliki pola pikir yang realistis dan penuh perhitungan untuk memutuskan segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya. Seseorang yang mampu mengenali emosi dalam dirinya terkadang terlihat lebih mandiri, kerana ia tahu apa yang sedang dirasakan oleh hati serta pikirannya, dia tahu dia harus melakukan apa.

2. Mengelola emosi diri.

Ada pepatah mengatakan "Jangan sampai tubuh kita dikuasai oleh emosi, tetapi diri kitalah yang harus bisa mengontrol emosi itu sendiri." Karena ketika kita membiarkan emosi yang menguasai diri kita maka bisa saja terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan yang bahkan bisa memberikan penyesalan dalam diri kita. Untuk itu mengelola emosi diri merupakan tugas penting bagi setiap orang. Sehingga bisa menempatkan diri pada setiap kondisi.

3. Memotivasi diri sendiri.

Memotivasi diri tentunya tidak kalah penting dengan yang lainnya. Dengan memotivasi diri kita akan merasa lebih bersemangat dan tidak merasa kesepian. Motivasi diri sendiri bisa datang dari mana saja, tetapi yang berperan paling penting adalah diri kita sendiri.

4. Mengenali emosi orang lain melalui karya seni, perilaku, penampilan.

Tidak semua orang bisa mengungkapkan apa yang dia rasakan secara langsung melalui lisan. Sering kali karena muncul perasaan takut akan dihakimi dan merasa tidak dimengerti sehingga membuat mereka lebih memilih memendamnya seorang diri ataupun melalui sebuah karya. Ada yang menuliskannya melalui buku diary, ada yang melalui lukisan, lagu, atau ada juga seseorang yang memilih untuk memberikan kode-kode tertentu.

5. Membina hubungan sosial.

Membina hubungan sosial bisa dengan siapa saja. Dengan keluarga, teman, atau bahkan masyakarat. Hal ini membuat kita akan bertemu dengan berbagai macam karakter manusia dan emosi yang berbeda-beda. Pasti akan ada cocok dan ketidakcocokan. Dua hal inilah yang bisa membangun sebuah hubungan dan membuat kita bisa belajar dari sudut pandang lain dalam kondisi tertentu.

Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita sudah mengenal tentang emosi dan merasakan berbagai macam emosi. Senang, sedih, marah, malu, dan masih banyak lagi. Tetapi, kita juga harus cerdas dalam mengelola emosi untuk meminimalisir rasa stres, dapat meningkatkan rasa empati terhadap orang lain dan lingkungan sekitar, serta memudahkan kita dalam upaya beradaptasi dengan kehidupan sosial.