Sastra adalah jenis tulisan bahasa atau lisan yang diungkapkan dalam bentuk tulisan yang memiliki keindahan dan makna tertentu. Sastra memiliki beberapa kategori berdasarkan karakteristik dan bentuk tersajinya tulisan sastra dalam sebuah hasil kerja tangan dan pemikiran seseorang, yaitu sebagai berikut:

1. Novel

2. Cerpen

3. Syair atau Puisi

4. Pantun

5. Drama

6. Lukisan

Dalam menulis sebuah karya sastra agar karya sastranya terbentuk dan tersaji dengan cantik dan menarik harus memerhatikan melodi rima pada karya sastra. Melodi rima pada karya sastra adalah alunan atau harmoni kata, frasa, dan kalimat yang mengalun indah, manis, cantik, dan menarik di dalam sebuah karya sastra. Manfaat dari adanya melodi rima karya sastra yang baik dan cantik adalah untuk semakin mempercantik dan memperindah kualitas serta daya tarik pembaca terhadap sebuah karya sastra. Melodi rima pada karya sastra lebih sering digunakan dalam pembuatan atau sajian dari bentuk karya sastra puisi, syair, atau pantun. Di bawah ini adalah contoh puisi dengan melodi rima karya sastra yang baik dan cantik.

Focus

Benar memikirkannya,

Bahkan terdapat di sudut mata,

Aku tangkap,

Kita tepat,

Benar California,

Pada pilihanmu sendiri,

Di sudut matamu,

Atau melupakannya.

Bagaimana untuk dapat memahami tentang nilai melodi rima karya sastra dalam karya puisi tersebut? Berikut penjelasannya.

1. Larik 1,Benar memikirkannya _ a.

Pada larik pertama memiliki melodi rima _a atau modus huruf yang muncul dan tersaji adalah vokal _a.

2. Larik 2,Bahkan terdapat di sudut mata _ a.

Pada larik kedua juga sama, memiliki melodi rima _a atau modus huruf yang muncul dan tersaji dalam larik tersebut adalah kata dengan banyak isian huruf vokal _a.

3. Larik 3 dan 4, Aku tangkap, Kita tepat.

Larik ke-3 dan 4 ini disatukan karena selain modus huruf yang banyak muncul adalah vokal _a, kata "Tangkap" dan "Tepat" juga memiliki melodi rima yang sama, yaitu dalam pengucapannya sama-sama menggunakan daerah rongga mulut atas, atau ditarik ke daerah langit-langit mulut atas. Silakan dilakukan, katakan kata "Tangkap" dan "Tepat", kedua kata tersebut memiliki gaya tarikan berbicara pada mulut kita yang sama, yaitu ke arah dalam langit-langit mulut kita.

4. Larik 5, 6, 7, 8.

Pada empat larik terakhir ini tidak terlalu menggunakan modus kata atau frasa dengan jenis huruf yang sama, namun memiliki makna atau penjelasan makna yang jelas dari keseluruhan puisi tersebut. Mereka memperjelas dan membuat pemikiran tentang sesuatu hal dari karya sastra tersebut, yaitu tentang sebuah keinginan dan sesuatu yang ingin digapai.

Itulah salah satu penggunaan melodi rima karya sastra di dalam sebuah karya sastra. Puisi di atas tidak menggunakan bahasa kias atau majas yang mencolok, namun memiliki alunan frasa, kalimat, dan keseluruhan paragraf sastra yang enak dibaca dan manis sehingga dapat membantu memperjelas arti atau tujuan pemikiran dari paragraf puisi tersebut.