Di zaman sekarang game menjadi salah satu hiburan apabila lagi stres atau waktu luang. Tapi apakahkamuberpikir game yang sebagian besar hanya untuk penghilang stres dan pengisi waktu luang tersebut bisa disulap anak muda menjadi profesi yang menguntungkan bahkan menghasilkan sampai berjuta-juta rupiah.

Siswa yang baru duduk di kelas XII SMK Dr Soetomo Surabaya ini menjadikan game sebagai pendapatannya. Bukan dengan membuat game baru atau menjual games level tinggi miliknya. Melainkan mengunggah video saat dia memainkan berbagai permainan hits ke YouTube. Hobinya adalah permainan mine craft dan beberapa permainan yang kini sedang hits di Android.

"Waktu itu baru kelas X SMK. Saya mulai menggali informasi seputar YouTube dan membuat chanel sendiri," ungkapbocah yang akrab disapa Adit ini.

Pemilik chanel YouTube The Dream Craft itu mengungkapkan sejak tahun pertama aktif sudah bisa meraih hasil lumayan dari video yang diunggahnya. Penghasilannya sekitar Rp 1 juta per bulan. Naik ke kelas XI, Adit semakin tekun menggeluti dunia ini dan berhasil menambahpenghasilannya hingga Rp 5 juta per bulan. Puncaknya saat duduk di kelas XII, pendapatannya dari YouTube sudah mencapai Rp 20 juta per bulan.

"Bulan ini baru saja saya ambil dari YouTube USD 1.800. Itu sekitar Rp 21 juta, ungkapnya.

Pernah sekali waktu kelas XII, lanjutnya, karena banyak tugas sekolah jadi tidak bisa aktif membuat video. Pendapatannya pun berkurang drastis hingga tinggal Rp 5 juta per bulan.

"Sedih sekali waktu itu," tutur siswa jurusan multimedia tersebut.

Dalam sekali mengunggah video, penonton yang menyaksikan bisa mencapai 100 ribu dalam waktu sehari. Saat ini, total subscriber yang dimilikinya telah mencapai 400 ribu untuk sekitar 400 video yang sudah dia upload.

"Bikin videonya kalau lagi mood aja. Pas lagi mood bisa buat tiga video dalam sehari. Tapi nanti unggahnya dicicil sehari satu satu begitu," tuturnya.

Untuk menarik penonton sebanyak itu, peraih gelar Silver Play Button dari YouTube itu mengaku seseorang harus memiliki karakter khas. Dia bukan termasuk yang suka mengambil video milik orang lain kemudian diunggah lagi ke YouTube. Dia merekam dan mengedit sendiri video yang dia buat.

"Logat saya kebetulan masih ada medoknya. Jadi mungkin itu yang membuat orang tertarik, tuturnya.

Adit mengatakan, hasil seperti itu tidak dia dapatkan dengan mudah. Semula banyak yang menentang dan mengejek meski akhirnya mereka setuju dan mensuport. Bahkan waktu untuk tidur harus rela dia undur demi menyelesaikan pekerjaanya sebagai kreator YouTube.

Paling sore tidur pukul 00.00, tidak pernah sebelum itu. Biasanya malah tidur pukul 03.00 04.00, katanya.

Kebiasaan semacam itu diakuinya cukup mengganggu saat di kelas. Dia kerap mengantuk saat sekolah. Bahkan saking seringnya tidur di kelas, dia kerap mendapat teguran oleh guru maupun teman-temannya. Oleh orangtuanya, Adit juga kerap mendapat teguran keras karena terlalu maniak dengan video game.

Bisa seharian main game di kamar. Tapi mereka nggak tahu kalau dari hobi ini ternyata bisa dibayar. Saya pun harus membuktikan itu, tutur Adit.

Tidak hanya pengikut di dunia maya. Adit pun mulai digandrungi teman-temannya untuk belajar hal serupa. Orangtua pun semakin mendukung karena mereka akhirnya tahu, bahwa dari hobi juga bisa menghasilkan uang yang cukup stabil. Dari pendapatan itu, Adit mengaku telah membeli mobil dan motor dengan uangnya sendiri.

Tahun ini target saya beli rumah dan ingin nabung juga untuk buka distro. Orangtua tidak pernah minta uang, tapi saya yang mesti ngasih atau nraktir mereka jalan-jalan, paparnya.

Kepala SMK Dr Soetomo Surabaya, Juliantono Hadi mengakui potensi siswanya yang gemilang sebagai kreator YouTube. Dia mengungkapkan, hal itulah yang dinamakan bisa mamanfaatkan peluang dari teknologi. Pihaknya pun terus memberikan motivasi karena banyak pihak yang semula menentang.

Kami arahkan supaya hobinya itu menjadi potensi dan tetap semangat belajarnya hingga ke perguruan tinggi. Meskipun gajinya kepala sekolah sendiri juga kalah tinggi, tuturnya, sambil tertawa.

Anton, sapaan akrab Juliantono Hadi menuturkan, Adit tidak termasuk anak yang terbelakang dalam hal akademik. Dia berada di peringkat tengah untuk teman sekelasnya di jurusan multimedia. Bahkan dalam memilih tugas akhir, Adit mengambil tugas yang cenderung sulit.

Teman-temannya biasa membuat game. Tapi Adit ini berani mengambil tugas akhir membuat animasi, tutur Anton.

Anton mengakui, tidak jarang siswanya aktif di dunia maya hingga tidak tahu waktu. Dia selalu memonitor aktifitas siswanya itu dengan media sosial yang dimiliki.

Kan terlihat itu siapa saja yang masih online. Kalau sudah larut malam belum tidur pasti kami tanya apa keperluannya sampai semalam itu belum tidur, tandasnya.

Selama siswa itu melakukan hal-hal positif, lanjut Anton, sekolah akan berusaha memahami. Bahkan sekolah juga memfasilitasi anak-anak yang mau sampai malam belajar dan berkegiatan di sekolah. Sebagian dari para siswa itu berusahamembikin start upuntuk usaha-usaha di sektor ekonomi kreatif.