Love language atau yang sering kali disebut sebagai bahasa kasih atau bahasa cinta adalah sebuah bahasa untuk mengekspresikan rasa cinta kita kepada orang lain (Chapman, 2010; Surijah & Kirana, 2020). Love language pertama kali dijelaskan oleh Gary Chapman di bukunya yang berjudul The Five Love Languages: How to Express Heartfelt Commitment to Your Mate yang terbit pada tahun 1992.

Love language terbentuk dari lingkungan terdekat kita di rumah yakni orang tua. Bahasa kasih bisa berbeda-beda tergantung bagaimana kita mengobservasi dan mendapatkan cinta dari orang terdekat sejak kecil. Perlu diketahui bahwa love language tidak terbatas kepada pasangan, namun juga kepada orang tua, keluarga, teman, ataupun sahabat. Untuk dapat berkomunikasi secara efektif pun perlu mengekspresikan cinta dengan cara yang tepat sehingga membuat orang lain merasa dicintai, sebab itu seseorang perlu untuk mengetahui bahasa kasih orang lain.

Jenis love language.

Terdapat lima jenis love language yakni Word of affirmation, Quality Time, Receiving Gifts, Acts of Service dan Physical Touch. Setiap orang memiliki setidaknya satu bahasa kasih yang dominan. (Chapman, 2010; Gould, 2020; Sheppard, 2020; 2021; Gordon, 2020; 2021; 2022)

1. Words of affirmation.

"Verbal compliments, or words of appreciation, are powerful communicators of love".

Word of affirmation adalah bentuk bahasa kasih yang berupa kata-kata, entah itu pujian, apresiasi, penyemangat, maupun penghargaan. Ketika seseorang memiliki bahasa kasih ini, mereka akan menikmati kata-kata untuk membangkitkan semangat dan cinta. Kata-kata tidak hanya diberikan dalam bentuk verbal saja, namun juga bisa diberikan dalam bentuk tulisan.

a. Verbal compliments.

Pujian verbal adalah salah satu cara untuk membuat orang dengan bahasa kasih words of affirmation merasa berharga. Misalnya: "You're so gorgeous today".

b. Encouraging words.

Terkadang, kata-kata penyemangat membuat seseorang menjadi berani untuk melakukan sesuatu. Misalnya: "I know that you can do it! Go little rockstar!"

c. Kind words.

Kata-kata yang baik ditambah dengan pengucapan yang jujur dan nada bicara yang tenang akan membuat seseorang merasa dicintai. Misalnya: "I love you!"

d. Humble words.

Kata-kata pujian tentang apa yang sudah diusahakan oleh seseorang. Misalnya: "Masakan kamu enak banget!"

2. Quality time.

"A central aspect of quality time is togetherness. I do not mean proximity. Togetherness has to do with focused attention".

Quality time adalah di mana seseorang hadir secara utuh dan penuh. Seseorang yang memiliki love language quality time merasa dicintai ketika ada seseorang yang secara sengaja meluangkan waktu untuk bersama dia tanpa adanya gangguan apa pun.

a. Quality conversation.

Mengobrol adalah hal yang paling mudah namun juga sulit untuk dilakukan. Saat mengobrol, fokuskan perhatian hanya untuk dia dan tidak melakukan hal lain. Tidak juga memotong pembicaraan ataupun memaksa untuk memberikan saran yang tidak relevan. Selain itu, perlu mendengarkan untuk memahami, bukan untuk membalas.

b. Quality activities.

Kesediaan untuk menghabiskan waktu melakukan aktivitas tertentu bersama-sama. Misalnya piknik, mendengarkan musik, menonton Netflix, naik gunung, dan sebagainya.

3. Receiving gifts.

"In fact, receiving gift is one of the easiest love languages to learn".

Seseorang yang memiliki bahasa kasih receiving gifts akan merasa dicintai ketika adaorang lain yang memberikan dia hadiah bermakna terutama di hari-hari pentingnya seperti hari ulang tahun, hari pernikahan, hari wisuda, dsb. Dia tidak hanya menghargai hadiah yang diberikan, namun juga usaha dan waktu yang diberikan untuk memilih hadiah tersebut. Ingat, hadiah tidak perlu sesuatu yang besar, mahal, dan mewah. Hadiah juga bisa merupakan sesuatu yang dibuat sendiri.

a. Gift and money.

Membeli suatu hadiah berupa barang ataupun jasa.

b. The gift of self.

Kehadiran fisik pada saat seseorang mengalami hal yang buruk juga merupakan hadiah yang tidak ternilai harganya.

4. Acts of service.

"Requests give direction to love, but demands stop the flow of love".

Seseorang yang memiliki love language acts of service merasa dicintai ketika ada seseorang yang melakukan hal yang manis untuknya. Misalnya memberikan jaket saat dia kedinginan, membuatkan teh hangat ketika dia selesai bekerja, dan sebagainya.

5. Physical touch.

"Physical touch can make or break a relationship. It can communicate hate or love".

Seseorang yang memiliki love language physical touch lebih menyukai physical expression dibandingkan dengan pujian ataupun hadiah. Physical touch tidak selalu berhubungan dengan seks. Misalnya memeluk, bergandengan tangan, merangkul, dan sebagainya.

Cara mengetahui love language kita dan orang yang kita kasihi.

Cara paling mudah adalah dengan melakukan tes online.Tetapi, tanpa tes pun sebenarnya kita juga bisa lho mengetahui love language kita dengan orang yang kita kasihi; kita bisa ambil contoh pasangan ya. Gimana tuh caranya?

1. Meluangkan waktu untuk mengobrol, baik dengan diri sendiri maupun dengan pasangan.

Coba tanyakan kepada diri sendiri, "Apa hal yang aku suka dan tidak suka?", "Apa hal yang membuat aku merasa dicintai dan merasa diabaikan?", "Perilaku apa yang dilakukan pasangan yang ngebuat aku terluka?"Pertanyaan ini juga bisa banget ditanyakan kepada pasangan, lho!

2. Observasi.

Kita juga bisa mengamati hal-hal yang membuat pasangan happy ketika kita melakukan hal itu untuknya.

3. Diskusikan love language dengan pasangan.

Apakah ketika kita dan pasangan memiliki love language berbeda berarti kita tidak cocok? Oh, tidak juga kok! Wajar sekali memiliki love language yang berbeda. Dari situ, kita bisa saling belajar dan memahami bagaimana memenuhi love tank (tangki cinta)pasangan kita, begitu pun sebaliknya. It takes two to tango. Selama kita dan pasangan sama-sama mau berproses bersama, it will worth it.Seperti yang Gary Chapman tuliskan dalam bukunya, "Love is a choice you make everyday".