Masyarakat Indonesia sangat gemar makan, mulai dari makan makanan cepat saji hingga makanan mentah. Makan merupakan kebutuhan primer setiap makhluk hidup yang tidak bisa diabaikan.

Budaya makan di negara-negara Asia tentunya akan sangat berbeda dengan budaya makan di negara-negara Eropa atau benua lainnya. Kebiasaan makan di negara Asia di mana makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi sebagai menu utama dan protein sebagai pelengkapnya berbanding terbalik dengan kebiasaan di negara-negara Eropa dimana makanan berprotein sebagai menu utamanya.

Indonesia sebagai negara dengan beragam suku dan budaya juga memiliki budaya tersendiri dalam konteks makanan. Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khas yang beragam dan berbeda satu dengan lainnya. Bermacam-macam jenis makanan yang ada di Indonesia membuat masyarakat Indonesia memiliki beragam pilihan dalam makanan.

Namun di balik semua hal itu ternyata masih banyak masyarakat Indonesia dari kelas menegah hingga kelas atas yang tidak menghabisakan makanannya atau dengan kata lain mereka membeli hanya karena lapar mata. Akhirnya banyak makanan yang tersisa dan menjadi sampah. Tentu saja hal tersebut bukanlah tindakan positif yang patut untuk ditiru.

Seiring dengan kemudahan untuk mendapatkan makanan sesuai dengan keinginannya, banyak dijumpai masyarakat yang tidak mempunyai rasa tanggung jawab dan juga tidak menghargai makanan mereka dengan menyisakannya. Dan sebelum menyantap makanan mereka menginginkan porsi makanan dengan jumlah yang banyak, namun tidak mengetahui kapasitas dirinya sendiri untuk mengonsumsinya.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang paling banyak membuang makanan layak konsumsi, dibandingkan negara lain di dunia kecuali Arab Saudi. Perilaku membuangbuang makanan ini biasanya dialami oleh orang yang merasa mudah untuk mendapatkan makanan, karena mereka berada dalam lingkungan yang serba berkecukupan.

Berdasarkan fakta yang didapatkan menurut FAO (Food and Agriculture Organization), setiap tahunnya terdapat 1,3 milliar ton makanan di dunia yang terbuang siasia. Data tersebut juga menyebutkan bahwa 1 dari 7 orang di dunia tidur dalam keadaan lapar, dan lebih dari 20.000 anakanak di bawah 5 tahun meninggal dalam kondisi kelaparan.

Menurut survey Exonomist Intelligence Unit 2017, 260 juta penduduk Indonesia setiap tahun membuang 300 kilogram makanan layak konsumsi. Jumlah tersebut melampaui Amerika Serikat yang bertengger di peringkat ketiga.

Sampah makanan layak konsumsi menjadi sebuah masalah karena untuk memproduksi makanan yang akhirnya menjadi sampah dan dibuang tersebut, digunakan 25% dari seluruh air bersih yang tersedia atau setara telah menghabiskan 600 kubik kilometer air. Padahal, 1.1 juta orang di dunia tidak memiliki akses air minum. Selain itu, 300 juta galon minyak bumi dan penebangan hutan seluas 9,7 juta hektar untuk budidaya tanaman pangan akan menjadi terbuang sia-sia karena makanan yang diproduksi menjadi sampah.

Jadi, selain menjadi mubazir, makanan sisa yang menumpuk bisa berdampak pada lingkungan sekitar. Lalu, bagaimana caranya untuk menghindari makanan yang terbuang sia-sia?

1. Beli apa yang kita butuhkan.

Belilah makanan sesuai dengan porsi kita. Untuk bahan makanan buatlah daftar yang dibutuhkan dan belilah dalam jumlah yang tepat dan sesuai.

2. Simpan dalam kulkas atau freezer.

Simpan makanan yang mudah busuk dan tak dapat bertahan lama di dalam kulkas atau freezer dan aturlah suhu agar sesuai.

3. Olah menjadi masakan.

Memanfaatkan makanan dengan mengolahnya sebaik mungkin. Seperti nasi bisa dijadikan nasi goreng atau lain sebagainya.

4. Masak dalam porsi yang tepat.

Terkadang bahan makanan pada kemasan memiliki porsi yang tak sesuai dengan diri kita. Jadi, kita harus bisa menyesuaikan agar tak ada lagi makanan yang tersisa. Mencegah makanan sisa akan sangat berarti untuk mengatasi jumlah sampah di bumi ini.Sebisa mungkin jangan sampai ada yang tersisa.

5. Donasikan makanan.

Makanan yang tidak mudah rusak, tahan lama, belum dibuka, dan belum kedaluwarsa dapat disumbangkan ke berbagai tempat yang membutuhkan, seperti panti asuhan atau badan amal.

6. Memulai mengompos limbah organik.

Mengubah makanan sisa menjadi kompos dapat membantu mengurangi dampak peruahan iklim sekaligus mendaur ulang nutrisi mereka. Sampah makanan yang dibuang begitu saja di lahan terbuka dapat menimbulkan gas metana (CH4) yang akan terlepas ke atmosfer.

Dan tentu alangkah lebih baik jika pola makan konsumtif masyarakat Indonesia bisa diubah. Selain dapat mengurangi krisis pangan, kelestarian lingkungan juga semakin terjaga.Perlu diketahui dengan membuang makanan tentu saja membuang sumber daya dan energi yang lain.

Ayo berhenti buang makanan! Jangan sampai ada makanan sisa di meja makanmu!