Pada hari Sabtu, 30 Desember 2017 lalu, Zhao Bianxiang, seorang Dokter spesialis pernafasan di Rumah Sakit Yuci District, Kota Jinzhong, di sebelah barat laut Provinsi Shaanci, China meninggal dunia. Ia tiba-tiba saja pingsan saat sedang memeriksa seorang pasiennya dan harus kehilangan nyawa sang pasien atas stroke yang dideritanya. Zhao dinyatakan meninggal dunia setelah 20 jam usaha penyelamatan setelah ditemukan pingsan pada 29 Desember 2017 lalu. Zhao meninggal disebabkan oleh pecahnya pembuluh di otak yang dikarenakan Zhao terlalu sibuk dengan pekerjaannya hingga melupakan waktu istirahatnya atau yang sering kita kenal sebagai orang yang workaholic.

Ketahui limitmu, ini dampak buruk bekerja tanpa henti

McShane dan Glinow (2010) menjelaskan bahwa Workaholic adalah seseorang yang sangat terlibat di pekerjaannya, merasa terdorong untuk bekerja dan memiliki enjoyment terhadap pekerjaannya. Seorang workaholic sangat disibukkan oleh pekerjaan sehingga seringkali mengesampingkan masalah kesehatan pribadi, hubungan intim dan keluarga. Individu workaholic kerap menganggap bekerja adalah hiburan dibandingkan hanya berdiam diri. Individu workaholic juga sangat terikat pada pekerjaan dan tidak bisa berhenti bekerja,mesikpun sudah merasa lelah, karena bagi mereka bekerja adalah candu.

Pada milenium ini, individu workaholic atau individu yang berlebihan dalam bekerja tidak dianggap sebagai individu yang mengalami masalah dalam bekerja tetapi justru dianggap sebagai individu yang mampu bekerja dengan baik dan seorang pekerja keras. Masyarakat cenderung menganggap individu workaholic sebagai individu yang bekerja dengan giat dan patut dijadikan sebagai contoh. Tuntutan ekonomi masyarakat Indonersia terutama di kota kota besar telah membuat masyarakat tersebut lupa waktu.

Ketahui limitmu, ini dampak buruk bekerja tanpa henti

Workaholic bukan hanya individu yang mampu bekerja dengan baik dan seorang pekerja keras, tetapi workaholic juga dapat membawa dampak yang buruk bagi individu tersebut. Seperti kejadian yang dialami oleh Zhao, ia melupakan kesehatan dan jam istirahatnya karena terus-menerus bekerja selama 18 jam non-stop, hingga saat ia sedang bekerja terjadi hal yang tentu saja tidak diinginkan oleh siapapum, Zhao harus meregang nyawa setelah dilakukan 20 jam usaha penyelamatan.

Ketahui limitmu, ini dampak buruk bekerja tanpa henti

Namun, selain kesehatan dan jam istirahat, dapat juga berdampak untuk keuangan. menjadi workaholic ini memengaruhi stabilnya keuangan. Tidak stabilnya keuangan ini bisa terjadi karena, pertama boros biaya kesehatan. Bisa jadi, seorang gila kerja kurang memerhatikan kesehatan. Seorang yang gila kerja biasanya dapat bekerja di atas waktu normal orang biasa bekerja. Ketika itu, jam istirahat yang seharusnya digunakan untuk tidur atau makan malam, malah digunakan untuk terus mengerjakan pekerjaan. Kedua, boros uang makan. Seorang gila kerja biasanya sangat betah di kantor dan enggan untuk keluar kantor, meskipun saat jam makan siang. Langkah yang diambil agar tetap bisa makan adalah dengan membeli makanan atau jajanan dengan cara delivery makanan. Seperti kita tahu, jika memesan makanan plus diantarkan, maka ada biaya tambahan yang harus dibayarkan. Bayangkan jika ini dilakukan setiap hari selama bekerja, keuangan bisa kurang stabil dan cenderung sangat boros. Ketiga, boros biaya internet. Pekerjaan saat ini perlu untuk selalu terhubung dengan internet. Mungkin saat di kantor, bisa menggunakan jaringan internet kantor secara gratis. Namun, karena seorang yang gila kerja, saat weekend sudah di depan mata, mereka masih saja mengerjakan pekerjaan hingga di depan laptop. Alhasil, tentu Anda membutuhkan kuota internet yang lebih besar dibandingkan hari biasanya. Hati-hati, karena tagihan internet rumah juga bisa membengkak.