×
Sign in

Hello There

Sign In to Brilio

Welcome to our Community Page, a place where you can create and share your content with rest of the world

  Connect with Facebook   Connect with Google
Kesadaran masyarakat pada pameran 'Laut Kita' Sejauh Mata Memandang

0

Serius

Kesadaran masyarakat pada pameran 'Laut Kita' Sejauh Mata Memandang

Ada banyak cara mengedukasi masyarakat dengan hal yang menyenangkan. Contohnya membuat pameran seperti yang dilakukan oleh Sejauh Mata Memandang.

Disclaimer

Artikel ini merupakan tulisan pembaca Brilio.net. Penggunaan konten milik pihak lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Silakan klik link ini untuk membaca syarat dan ketentuan creator.brilio.net. Jika keberatan dengan tulisan yang dimuat di Brilio Creator, silakan kontak redaksi melalui e-mail redaksi@brilio.net

Rega Ervanto

04 / 09 / 2019 11:47

Berbagai macam cara dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi penggunaan sampah plastik, tetapi belum ada edukasi yang baik dan berdampak kepada masyarakat. Edukasi menarik dan dibuat dengan sebuah karya seni yang indah sangat mungkin untuk menarik perhatian masyarakat sehingga bisa mendapat efek dari apa yang mereka lihat. Salah satu karya seni tersebut bisa berupa pameran. Pameran merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan sebuah ide atau gagasan yang divisualisasikan melalui media karya seni kepada masyarakat luas.

Sebuah label fashion bernama Sejauh Mata Memandang bekerja sama dengan komunitas pencinta lingkungan dan juga beberapa seniman untuk membuat sebuah pameran yang bertujuan untuk memberi edukasi tentang bahaya penggunaan plastik. Pameran yang berjudul, “Laut Kita” ini tergolong sarana yang efektif untuk memberi edukasi kepada masyarakat karena bentuk yang menarik dan juga mudah untuk dipahami oleh masyarakat. Hal ini terbukti dari perpanjangan waktu pameran yang sebelumnya hanya dari tanggal 22 April 2019 sampai 16 Juni 2019 menjadi diperpanjang sampai 4 Agustus 2019. Pameran ini mengangkat fokus sampah plastik karena jumlah sampah plastik yang beberapa tahun terakhir merupakan masalah utama. (Wulan, 2019)

Sejauh Mata Memandang banyak mencuri perhatian. Sejauh Mata Memandang membuat sebuah pameran dan instalasi desain yang berjudul, “Laut Kita” bertempat di Mall Plaza Indonesia level 2 north. Sejauh Mata Memandang meluncurkan koleksi musim kemarau mereka yang bertepatan dengan Hari Bumi. Judul koleksi musim kemarau ini bernama, “Laut Kita” yang terinspirasi pada laut Indonesia yang kemudian nama koleksi ini dijadikan judul pameran. 

Pameran tersebut juga merupakan kolaborasi Sejauh Mata Memandang dengan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, Plaza Indonesia, dan beberapa seniman seperti Felix Tjahyadi, Jay Subyakto, Davy Linggar, Jez O’Hare, Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, dan Tulus.  Felix Tjahjadi sebagai konseptor dan Tiza Mafira sebagai Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik.

“Pameran ini mengangkat pengalaman bahaya plastik terhadap kesehatan, bagaimana situasi laut saat ini, faktanya apa yang terjadi, kontribusi sedotan, kantong, box stirofoam,” kata Felix Tjahjadi. Sehingga, pameran ini juga berusaha memberikan edukasi tentang pencemaran limbah plastik. Pameran 'Laut Kita' menghadirkan 6 area instalasi, yaitu Keindahan Alam Indonesia, Polusi Plastik, Instalasi Bawah Laut, Ruang Ajakan, Ruang Solusi, dan Ruang Janji.  

Loading...

Berdasarkan data, tercatat setiap orang menyumbang sampah 123 kantong plastik per tahun, 158 sedotan plastik per tahun, dan 117 styrofoam per tahun. Berangkat dari kegelisahan ini, pendiri Sejauh Mata Memandang, Chitra Subiyakto tergerak membuat sebuah pameran yang didominasi dari sampah plastik.

“Pameran bertajuk ‘Laut Kita’ ini mengajak masyarakat untuk peduli akan lingkungan mulai dari diri sendiri,” kata Chitra Subiyakto.

Penggunaan produk plastik secara tidak ramah lingkungan menyebabkan berbagai masalah lingkungan hidup yang serius. Sampah plastik tidak hanya merusak di perkotaan, namun juga di lautan. Dampak negatif sampah berbahan plastik tidak hanya merusak kesehatan manusia, membunuh berbagai hewan dilindungi, tetapi juga merusak lingkungan secara sistemastis, jika tidak dikelola dengan serius, pencemaran sampah jenis ini akan sangat berbahaya bagi kelanjutan planet Bumi. Menurut Program Lingkungan PBB (UNEP), antara 22 persen hingga 43 persen plastik yang digunakan di seluruh dunia dibuang ke tempat pembuangan sampah, hal ini diartikan sebagai sumber daya yang terbuang. Sampah yang dibuang berarti menyita ruang yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk hal lain. (Sembiring, 2019)

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) pada tahun 2018 mencatat, setiap tahun sedikitnya sebanyak 1,29 juta ton sampah dibuang ke sungai dan bermuara di lautan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 13.000 plastik mengapung di setiap kilometer persegi setiap tahunnya. Fakta tersebut menasbihkan Indonesia menjadi negara nomor dua di dunia dengan produksi sampah plastik terbanyak di lautan. Khusus untuk sampah plastik, Susan menyebutkan, Indonesia hanya kalah dari Tiongkok. (Ambari, 2018)

Data terbaru Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada 2019 mencatat sampah plastik yang mencemari lautan Indonesia mencapai 1,29 juta metrik ton (M/T). Direktur Jendral Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Muhammad Yusuf menjelaskan, lebih dari 250 juta km wilayah lautan terdampak akan pencemaran sampah tersebut dan paling banyak sampah yang ada di laut adalah plastik. "Dan itu (plastik) terurainya sangat lama. Iya sudah banyak kejadian (Pencemaran). Seperti kejadiannya kemarin Paus (Wakatobi) yang ditemukan mati dan ketika dilakukan nekropsi (pembedahan). Ternyata perutnya berisi sampah sebanyak 5,9 kilogram yang ada dalam perutnya," ujarnya. Menurut KLHK sampah plastik dari 100 toko/gerai anggota APRINDO selama 1 tahun menghasilkan 10,95 juta lembar sampah kantung plastic, ini berarti sama dengan 666,7 Ha kantung plastik atau sekitar 60 kali luas lapangan sepak bola. (Kadafi, 2019)

Pameran "Laut Kita" merupakan sebuah inovasi dalam mengedukasi masyarakat terkait bahaya penggunaan plastik karena visualisasi yang sangat menarik dan kekinian. Masyarakat sekarang ini butuh suatu hal yang menarik perhatian mereka agar mereka mau terlibat di dalamnya. Menurut penulis, pameran "Laut Kita" merupakan hal yang efektif untuk memberi edukasi bagi masyarakat. 

Source





Pilih Reaksi Kamu
  • Senang

    0%

  • Ngakak!

    0%

  • Wow!

    0%

  • Sedih

    0%

  • Marah

    0%

  • Love

    0%

Loading...

MORE
Wave red