Ketika kamu menghembuskan napas dengan suara "huuh" dan "haah", maka hasil dari temperatur udaranya akan berbeda lho.
Coba letakkan telapak tangan kamu beberapa inci di depan mulut. Kemudian tiuplah udara dari mulut dua kali. Satu dengan suara ‘huuh’ dan satu lagi dengan ‘haah’. Apa yang kamu rasakan pada telapak tangan? Ada perbedaan suhunya, kan? Ketika meniupkan ‘huuh’ terasa dingin, sementara menghembuskan ‘haah’ terasa lebih hangat.
Kenapa bisa seperti itu, ya?
Menurut penjelasan Shreya Thacker, seorang terapis pernapasan, saat kita meniup udara melalui bibir yang mengerucut seperti sedang meniup peluit, udara yang keluar dari mulut bergerak cepat. Saat udara yang bergerak cepat (napas kita) dilepaskan ke udara yang relatif diam (udara di sekitar kita), ini menghasilkan sebuah turbulensi. Turbulensi adalah keadaan yang mengalami gangguan karena adanya perubahan yang tidak dapat diprediksi atau dikendalikan (tiba-tiba kita meniup udara).
Efek dari turbulensi ini adalah menyeret udara diam di sekitarnya untuk meninggalkan mulut bersama dengan udara yang kita keluarkan dari mulut. Perlu kamu ketahui, udara di sekitar tubuh kita itu selalu lebih dingin daripada napas yang kita keluarkan dari paru-paru.
Nah, ketika kita meniup ‘huuh’, maka napas yang keluar akan cepat menyeret udara dingin di sekitar sehingga terasa dingin di telapak tangan. Akan tetapi, ketika menghembuskan napas "haah', udara (napas) yang keluar jauh lebih lambat, sehingga tidak menciptakan turbulensi yang sama seperti kita meniupkan ‘huuh’. Akibatnya, udara yang keluar pun hanya mampu menyeret sedikit udara dingin yang ada di sekitar dan lebih banyak mengeluarkan udara hangat yang berasal dari pernapasan kita, sehingga akan terasa lebih hangat.

Sekarang, kamu sudah tahu kan alasannya?
Source
- http://bobo.grid.id
- daily.wordreference.com