Kalau pacarku bilang, Karena kamu dek, tumbuh besar dimana semua hal mudah didapetin! dulu mah 90-an mana ada Facebook, Google, modal geser jempol doang semua ada depan mata,"

Mungkin juga sih ada benarnya, beberapa 'keunikan'. Sisi egosentrisGen Zcenderung dominan daripada generasi sebelumnya. Beberapa faktor saintifik sebagai berikut:

1. Kecenderungan durasi fokus kita hanyalah delapan detik ketika berada di dunia online! berlimpahnya konten - informasi dengan mudah, membuat kita mudah ter-distraction (terpecah fokusnya).

2. Sebanyak 96% generasi kami (Gen Z) memiliki smartphone.

3. Digital DNA seputar kesehariannya. "Generasi jempol" mungkin ledekannya.

Benarkah Generasi Z itu ringkih dan manja?

Semuanya Tergantung 'Awalannya'.

Darimana ia berasal, bagaimana ia tumbuh berkembang, dan apa yang dilaluinya dalam hidup memang jelas berperan dalam membentuk karakter, watak dan profil seseorang. Mungkin ini juga yang membuat saya sedikit berbeda dengan umumnyaGen-Zsaat ini yah, mungkin.

Saya tidak lahir dari keluarga kebanyakan orang umumnya, Papa saya sudah entah kemana disaat saya berumur lima tahun. Meninggalkan saya, dua kakak cewek, dan satu kakak cowok bersama. Sang Mama-lah yang berperan dwifungsi: menjaga - menafkahi keluarga.

Ilustrasinya mungkin seperti J.K Rowling yang ditinggal suaminya di saat anaknya masih balita. Bedanya, mama saya bukan penulis dan anaknya lebih banyak! hehe.

Mau itu broken atau beautiful home kek istilahnya, semua di awal tidak bisa kita salahkan.

Semua kehendakNya, disinilah kunci dasar. Untuk menjadiGen-Zyang berbeda, sebuah persepsi. Sudut pandang kita bagaimana melihat suatu hal baik-buruk dalam hidup.

Benarkah Generasi Z itu ringkih dan manja?

Mana menurutmu yang positif persepsinya?, gelas ini setengah terisi, atau gelas ini setengah kosong?

Presiden Obama bilang, "Yes we can!"

Kalau sekelas Pak Presiden Obama yang besar di Menteng sambil hobi makan Bakso dan Sate, bilang kita semua bisa, kenapa tidak?

Bagaimana menepis persepsi umum kalau generasi kita,Gen-zitu tidaklah (lagi) boleh dipersepsikan ringkih, manja, dan tidak bisa hidup susah tanpa ikut trend jaman?

Dibawah ini aku share beberapa hal yang memang realitanya aku hadapi yah. Bila ada yang kurang mungkin bisa kamu tambahkan (dengan senang hati loh).

Pertama, Semuanya tidak melulu tentang Besties, karena kita 100%under control.

Saya senang dengan dunia psikologi kehidupan, diantara semua quote-quote yang saya save , quote dari Jim Rohn mungkin yang teringat sampai sekarang. Katanya, lima orang terdekat dalam hidup kita, yang selalu menghabiskan waktu dan berinteraksi dalam hidup kita, perlahan akan membentuk karakter kita cenderung memiliki kemiripan dengan karakter - watak mereka (lima orang tersebut).

Mungkin teman saya tidak banyak, kebetulan saya besar sebagai anak rumahan. Toh teman SMA pun entah kemana mereka semuanya.Hehe.

Karena setahu saya, publik itu penuh bias dan persepsi. Apa kata orang kebanyakan diiyakan saja, tanpa dipikir lebih jauh. Sementara, kalau kawanan kita kadung pekat dengan gaya hidup - pemikiran yang stagnanngikutin jaman.

Yah, wajarlahGen-Zsemakin dianggap trendsetter, penuh kemanjaan dan ringkih. Mudah diterpa hembusan angin (sepoi-sepoi padahal loh, hehe).

Jika kita tidak lagi cocok dengan lingkungan teman terdekat, move on!. Memang sih susah, tapi awalannya susah, perlahan juga terbiasa kok :)

"If you don't like where you are, move. You are not tree."

Kedua, Keluarga adalah segalanya, mau apapun yang terjadi nanti (sungguh).

Siapa yang akan ada nantinya ada kelak disaat kita jatuh - bangun, senang dan sedih?besties?teman yang sering nge-like di Instagram?, atau mereka yang hanya ada disaat kita ada, namun mendadak hilang ditelan bumi saat kita susah, tidak punya ini-itu.

Benarkah Generasi Z itu ringkih dan manja?

Jawabannya, keluarga. Mau seberapabete,membosankan dan konservatifnya label bernama keluarga, namun merekalah yang selalu senantiasa berada di tempat terdekat dalam hidup kita. Biasakanlah untuk memprioritaskan momen bersama keluarga, karena mereka menyukaimu tanpa kamu harus punya ini-itu demi gengsi semata.

Mereka tulus! (walaupun seringkali membosankan yah, hehe).

Ketiga, "What doesnt kill you makes you stronger.. + "THEN WHAT?"

Siapa sih yang tidak mau eksis dengan trend masa kini?

Dandanan modis, fashionable, dengan menenteng iPhone terbaru kemudian sibuk lalu lalang tempat populer ibukota saat weekend?

Saya rasa semua DNA Generasi Z ingin begitu semua bukan?, tapi bagaimana kalau tidak memungkinkan? karena banyaknya faktor krusial?

Yawis, then what?

Kelly Clarkson bilang yah, What doesnt kill you makes you stronger?.
Terus saya tambahkan then what? di akhirannya bagaimana?

Sederhananya seperti ini mungkin:

OK. Kemampuan saya tidak sanggup melebih apa yang terjadi di luar sana, di kalangan anak-anak seumuran saya.

OK. Saya akhirnya tidak memilikinya, tapi saya masih punya baju dan smartphone yang sangat layak pakai.

THEN WHAT? Kalau saya akhirnya tidak punya, then what? lalu kenapa? ada apa? apakah sangat fatal akibatnya? apakah mempengaruhi besar terhadap hidup saya sekarang, nanti? yah TIDAKLAH. No big deal!

Tapi kan gw pengen, kaya yang laen Bil?, gerutubesties saya. Karena ituGen-Zharus pintar mendefinisikan: "gw pengen" dengan "gw butuh"sih.

Melawan arus tren masa kini dengan mengatakan tidak, karena apa yang cocok dengan mereka - lingkungan, belum tentulah cocok dengan kita bukan?

BukankahGen-Z malah harusnya lebih cerdas dalam menerima - memilah informasi yah?
Bukankah kita berjam-jam tentengin smartphone demi eksistensi dan update informasi?, kenapa kita tidak jadikan senjata ampuh bagi Gen-Z?

Jadi, yuk kita patahkan mitos bahwa Gen-Z itu ringkih, manja, dan tidak bisa ditempa kesusahan dalam hidup!

"We all have the OPTION to CONTROL our world by SHIFTing to an ALTernative way of thinking."

Benarkah Generasi Z itu ringkih dan manja?