Babak 8 besar Piala Dunia 2018 baru akan dimulai 6 Juli besok. Sebanyak 8 negara akan memperebutkan tiket ke semifinal. Seperti yang sudah dijadwalkan sebelumnya, Prancis akan bersua Uruguay. Tuan rumah akan menjamu tim kuda hitam terkuat Kroasia, Inggris akan meladeni semangat bangsa Viking Swedia dan final kepagian yang mempertemukan Brazil kontra Belgia.

Sayangnya, sebanyak 3 pemain sudah dipastikan tak bisa turut serta membela negaranya. Alasannya hukuman akumulasi kartu kuning yang membekap 3 pemain tersebut. Sesuai dengan peraturan FIFA yang menyatakan bahwa pemain yang mendapatkan 2 kartu kuning meski di laga yang berbeda akan dikenakan sanksi 1 pertandingan, kecuali di partai final. Sanksi itu sudah diputihkan sejak 2010, karena terinspirasi dari kasus yang menimpa Michael Ballack di final Piala Dunia 2002 antara Brazil vs Jerman. Dia hanya bisa jadi cameo akibat 2 kartu kuning yang diterimanya di laga semifinal dan yang sebelumnya.

Lantas, siapa sajakah ketiga pemain di 8 besar Piala Dunia 2018 yang tak bisa ambil bagian untuk membela negaranya. Berikut ini daftar yang sudah dihimpun dari berbagai sumber.

1. Blaise Matuidi.

3 Pemain ini dilarang tampil di perempat final Piala Dunia 2018

Gelandang Perancis yang menerima katu kuning saat berhadapan dengan Argentina dan Peru. Dia bakal absen di laga melawan Uruguay yang rencananya akan digelar di Stadion Nizhny Novgorod, Rusia.

2. Mikael Lustig.

3 Pemain ini dilarang tampil di perempat final Piala Dunia 2018

Ia adalah bek Swedia yang sudah dipastikan tak turut serta melawan Inggris di babak perempat final karena 2 kartu kuning saat meladeni perlawanan Meksiko dan Swiss.

3. Casemiro.

3 Pemain ini dilarang tampil di perempat final Piala Dunia 2018

Pemain sentral Tim Samba Brazil juga tak hadir di lapangan saat melawan Belgia. Gelandang Real Madrid itu terkena kartu kuning ketika di laga pembuka Brazil kontra Swiss dan di babak 16 besar vs Meksiko.

Tak bisa dipungkiri, kehadiran pemain kasar adalah salah satu bumbu agar sebuah pertandingan menjadi lebih menarik. Di satu sisi kita jengkel dengan ulahnya, namun di sisi lain kita akan merindukannya. Mungkin ini hukuman, tapi jika saja FIFA memutihkan karu kuning sejak babak sistem gugur, bisa dipastikan laga-laga selanjutnya akan berjalan lebih menarik.