Italia merupaka negara yang sudah menjadi langganan finalist piala dunia, perjalanannya selalu mulus dari dari tahun ke atahun namun tidak untuk kali ini. Italia di jegal Swedia di babak playoff dengan score yang sangat tipis (0-1) yang membuatnya tak berangkat ke Rusia di perhelatan sepakbola terbesar di planet ini. Bagaimana bisa Italia kalah?

"Sepandai-pandainya tupai loncat ia pasti jatuh juga", pepatah itu memang kurang cocok untuk di ibaratkan ke pertandingan sepak bola, tapi sebagaimanapun pandainya timnas Italia dalam mengolah bola pada akhirnya dia harus menyerah kalah. Pada pertandingan pertama di kandang Swedia, Italia mengalami kekalahan dengan score yang tak begitu jauh 0-1.

Harusnya kekalahan itu menjadi sebuah motivasi bagi para pemain untuk mengejar ketertinggalan agregat yang tak begitu menganga, namun apalah daya, pertandingan leg kedua di San Siro timnas Italia tak berdaya menghadapi tangguhnya tim lawan dan hanya bisa bermain imbang. Pepatah "bola itu bulat" tak seharusya menjadi obat penghibur diri bagi para official dan pemain juga pelipur lara buat para fans, karena dibalik kegagalan tim Italia haruslahada yang bertanggung jawab dan kemudian melakukan evaluasi untuk menjadi lebih baik lagi.

Lalu, siapa yang harus bertanggung jawab? Siapa yang harus bertanggung jawab di balik kegagalan timnas Italia di piala dunia musim ini? Tommasi menilai kegagalan timnas Italia ini tak lepas dari tanggung jawab Tavecchio. Ia dianggap tidak mampu memimpin FIGC, seperti yang dilansir oleh Liputan6.com Damiano Tommasi sebagai Presiden Asosiasi Pemain meminta Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) Carlo Tavecchio untuk segera mundur dari jabatannya (kompas.om).

Tidak lolosnya timnas Italia banyak menyisakan kekecewaan yang sangat mendalam bagi para pemain dan penggemar bola terutama para fans Italia termasuk saya, namun apalah daya kegagalan sudah melanda, mari kita nikmati dunia tanpa pizza.

Italia gagal ke Piala Dunia Rusia, bagaikan dunia tanpa pizza

Salam olah raga_ Italia merupaka negara yang sudah menjadi langganan piala dunia, perjalanannya mulus dari dari tahun ke atahun namun tidak untuk kali ini. Italia diberhentikan oleh Swedia di babak playoff dengan score (0-1) yang membuat tim dari negeri pizza itu tak jadi angkat koper ke Rusia di perhelatan sepakbola terbesar di planet ini.

"Sepandai-pandainya tupai loncat ia pasti jatuh juga", pepatah itu memang kurang cocok untuk di ibaratkan ke pertandingan sepak bola yang bundar, tapi kenyataan pahit timnas Italia dalam mengolah bola akhir-akhir ini mengalami penurunan yang sangat drastis, terbukti dengan kegagalan melaju dan harus menyerah kalah.

Italia mengalami kekalahan dengan score yang tak begitu jauh 0-1 di leg pertama melawan Swedia. Harusnya kekalahan itu menjadi sebuah motivasi bagi para pemain untuk mengejar ketertinggalan agregat yang tak begitu menganga, namun apalah daya, pertandingan leg kedua di San Siro, timnas Italia tak berdaya menghadapi tangguhnya tim lawan.

Lalu, siapa yang harus bertanggung jawab?
Tommasi menilai kegagalan timnas Italia ini tak lepas dari tanggung jawab Tavecchio, ia dianggap tidak mampu memimpin FIGC. Damiano Tommasi sebagai Presiden Asosiasi Pemain meminta Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) Carlo Tavecchio untuk segera mundur dari jabatannya (Sumber: kompas.om).

Tidak lolosnya timnas Italia banyak menyisakan kekecewaan yang sangat mendalam bagi para pemain dan penggemar bola terutama para fans Italia termasuk saya, namun apalah daya kegagalan sudah melanda, mari kita nikmati dunia tanpa pizza.

Italia gagal ke Piala Dunia Rusia, bagaikan dunia tanpa pizza