Setelah meresmikan rencana pemindahan ibu kota, Pemerintah ingin ibu kota baru yang ramah lingkungan serta terhindar dari polusi. Karena itu mereka ingin kota dengan konsep green city dan lebih tepatnya forest city yang sesuai dengan kondisi geografis Kalimantan Timur.

Ada dua negara Asia yang sudah mengaplikasikan dan menjalankan proyek forest city, yaitu China dan Malaysia. Tentu proyek tersebut tergolong jangka panjang dan membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan seluruh rencana dan konsep. Berikut informasi selengkapnya.

1. China (Liuzhou Forest City).

Inilah 2 negara di Asia yang punya proyek forest city

Sumber foto: https://www.stefanoboeriarchitetti.net/

Proyek forest city China didesain oleh arsitektur asal Italia yaitu Stefano Boeri Architetti. Dikutip dari Forbes (30/06/2017), kota tersebut akan berdiri megah di sepanjang aliran Sungai Liujiang dan Pegunungan Guangxi di China Selatan, tepatnya di kota kecil bernama Liuzhou. Pemerintah China sendiri menargetkan pembangunannya selesai tahun 2020.

Kota rancangan SBA ini akan ditanami dengan berbagai tumbuhan dan pepohonan untuk mengurangi polusi udara. Selain itu juga akan dibangun banyak gedung dan fasilitas umum seperti sekolahan, hotel, kantor, rumah sakit, dan perumahan untuk sekitar 30.000 orang seperti yang dilansir dalam weforum.org (07/08/2018).

Dikutip dari The Guardians (17/02/2017), selain itu pemerintah China juga akan membuat forest city di Shijiazhuang sebagai proyek kedua setelah Liuzhou. Sebelum merencanakan dua proyek tersebut, Stefano juga sudah mengaplikasikan konsep vertical forest di Kota Nanjing di mana setiap gedung pencakar langit ditanami dengan semak dan pohon lainnya.

2. Malaysia Forest City.

Inilah 2 negara di Asia yang punya proyek forest city

Sumber foto: https://www.forestcitycountrygarden.com/

Forest city yang dimiliki Malaysia cukup menarik, pasalnya kota tersebut dibangun di atas lahan hasil reklamasi dengan luas mencapai 1.386 ha yang terdiri atas empat pulau buatan. Letaknya berada di Johor Baru, ujung Selatan Semenanjung Malaysia, serta dekat dengan Singapura.

Di sana akan dibangun perumahan mewah dan megah lengkap dengan fasilitas dasar serta penunjang. Bukan hanya itu, tetapi juga akan dipadukan dengan berbagai jenis industri tertentu seperti pusat usaha, pusat pendidikan, kawasan wisata, pusat keuangan dan e-commerce, penanaman modal asing, hingga komunitas pensiun.

Forest city Malaysia ini menggunakan konsep kota 3D, namun tetap mengutamakan penghijauan lingkungan. Jadi, space lahan yang ada akan ditanami dengan banyak pohon, begitu pula dengan bangunan atau gedung yang berdiri megah tetap diberi penghijauan dari beberapa tumbuhan dan target rampung semua pada tahun 2035 mendatang.

Tak sampai di situ saja, kota tersebut juga akan dibebaskan dari kendaraan bermotor, khususnya mobil untuk menghindari polusi udara secara berlebihan sebagaimana namanya. Proyek kota yang dikembangkan oleh Country Golden Pacificview Sdn. Bhd. (CGPV) tersebut bisa menampung sekitar 700.000 penduduk.