Pernah dengar Pasar Senin, Pasar Rebo, Pasar Kamis, Pasar Jumat serta Pasar Minggu. Tapi hampir tidak pernah terdengar tentang Pasar Selasa dan Pasar Sabtu. Ada di mana sebenarnya kedua pasar itu? Benarkah namanya harinya dihilangkan karena berdasarkan mitos dua hari itu tidak baik untuk kegiatan?

Pasar-pasar dengan nama hari ini memang diadakan sudah sejak lama bahkan regulasinya diatur sejak zaman kolonial. Banyak orang menyebutnya hari pasaran, di beberapa daerah Indonesia hari pasaran ini masih berlaku. Hal ini yang terjadi pada pasar dengan nama hari yang berada di sekitaran Jakarta. Sehingga banyak orang menamai pasar-pasar yang dulunya hanya buka satu hari dalam satu minggu.

Perbedaan pasar pada zaman dulu pada saat kerajaan dengan zaman kolonial barangkali hanya terletak pada bentuknya yang dibangun sedemikian rupa seperti saat ini, meskipun tidak sebagus saat ini. Dalam arsip KITLV, pertama kali pasar yang didirikan secara modern adalah Pasar Senen atau yang dahulu disebut Vincke Passer. Vincke Passer atau Pasar Vincke ini ada setiap hari senin dan dibangun oleh seorang tuan tanah yaitu Justinus Vincke pada tahun 1700an.

Pasar Selasa sebenarnya adalah sebuah pasar yang kini disebut pasar koja. Letaknya berada di Koja, Jakarta Utara, namanya diubah dari kebiasaan pasar selasa menjadi pasar koja. Pasar Rebo sendiri kini masih bisa dilihat sampai kini yaitu Pasar Induk Kramat jati. Pasar Kamis sendiri banyak diduga adalah pasar yang berada di wilayah tangerang dan berada dekat dengan Bandar Soekarno Hatta, namun ternyata menurut sumber data KITLV pasar kamis adalah Pasar Meester atau kini Pasar Jatinegara.

Pasar Jumat sendiri terletak di wilayah yang dulunya berdiri tepat di samping Terminal Lebak Bulus. Pasar Sabtu sendiri banyak orang bertanya dimana keberadaannya. Pasar Sabtu ini sebenarnya sangat serung dikunjungi oleh banyak orang. Bahkan keberadaannya menjadi Pasar Tekstil terbesar seAsia Tenggara, Pasar Tanah Abang adalah Pasar Sabtu yang tak banyak diketahui orang. Pasar yang juga dibangun oleh Justinus Vincke pada tahun 1735 menjadi sejarah tersendiri dan mengalami perubahan nama karena kepercayaan mitologi.

Sedangkan Pasar Minggu awalnya bukanlah bernama Pasar Minggu, melainkan Tanjung Oost Passer atau Pasar Tanjung Timur. Penyebutan yang sulit dan kebiasaan orang pada zaman dulu menyebut pasar sesuai dengan harinya, maka hingga saat ini Tandjung Oost Passer dikenal sebagai Pasar Minggu.