Plastik dinilai sebagai materi yang bersifat praktis, estetis dan ekonomis. Sehingga tak heran hampir semua produk pemuas kebutuhan manusia terbuat dari plastik, mulai dari makro hingga mikroplastik. Karena banyaknya kebutuhan dan permintaan akan plastik menyebabkan berbagai pelaku bisnis memproduksi plastik dalam jumlah besar. Semakin banyak plastik diproduksi, semakin banyak pula sampah plastik pada lingkungan yang dibuang setelah penggunaan. Sampah buangan yang umum dijumpai adalah plastik sekali pakai seperti kresek, sedotan, botol dan lain-lain.

Berjuta-juta ton sampah berakhir di laut setiap tahunnya, termasuk sampah plastik. Ratusan hingga ribuan hewan laut dan burung mati setiap tahun akibat terjerat dan memakan sampah plastik di laut. Plastik sebagai material yang sulit terurai akan menjadi polutan bagi perairan dan mengganggu tatanan ekosistem laut. Jika hal ini dibiarkan maka beberapa tahun mendatang jumlah plastik akan mendominasi lautan dibanding dengan organisme laut itu sendiri. Berbagai upaya dalam penuntasan masalah ini sudah sangat gencar di kalangan masyarakat seperti himbauan untuk bijak dalam pemakaian plastik, pengaturan ulang kebijakan produksi plastik oleh perusahaan, hingga peran inovator dalam menciptakan berbagai inovasi pembersih sampah.

Salah satu teknologi yang dirancang untuk membersihkan plastik di lautan adalah sistem pembersih lautan milik The Ocean Cleanup. The Ocean Cleanup adalah organisasi nirlaba yang mengembangkan teknologi canggih untuk membersihkan sampah di laut. Organisasi ini didirikan pada tahun 2013 oleh Boyan Slat, seorang inventor asal Belanda. Projek teknologi pembersih laut yang telah diciptakan oleh organisasi ini dinamai dengan System 001. Berikut beberapa penjelasan tentang proyek besar The Ocean Cleanup mengenai teknologi pembersih laut ini.

1. Sistem pembersih laut pertama.

Gambaran peluncuran sistem teknologi pembersih laut pertama di dunia

The Ocean Cleanup menciptakan sistem pembersih laut pertama di dunia dengan berbentuk tabung panjang yang mengapung. Teknologi ini merupakan suatu hal yang sangat baru. Tak ayal jika selain mendapat banyak dukungan, inovasi ini juga menuai banyak kritik dari berbagai pihak. Namun sang penemu dan para crew dapat dengan bijak menjawab dan menerima kritik tersebut dengan terbuka dan menanggapinya sebagai masukan bagi perkembangan dan perbaikan teknologinya.

2. Mengurangi akumulasi sampah plastik dan mencegah bertambahnya mikroplastik.

Gambaran peluncuran sistem teknologi pembersih laut pertama di dunia

Tujuan dari teknologi ini adalah untuk membersihkan sampah plastik yang sudah lama terjebak di laut dan jumlahnya yang semakin banyak. Jika tak dibersihkan, maka sampah tersebut akan selamanya terjebak di laut dan seiring berjalannya waktu akan semakin berbahaya bagi kehidupan laut, karena sampah akan semakin lapuk dan terurai hingga nantinya akan menjadi mikroplastik. Mikroplastik memiliki ukuran sangat kecil (di bawah 5 milimeter) yang akan membentuk koloid di perairan dan biasanya disalahartikan oleh hewan laut sebagai makanan dan tertelan dalam tubuhnya. Sehingga sangat mungkin jika manusia juga akan memiliki material plastik dalam tubuhnya setelah mengonsumsi hewan laut tersebut. Betapa ngerinya plastik jika sudah ikut campur dalam struktur jaring makanan.

Perlu untuk diketahui, dibuatnya teknologi ini sebenarnya tidak semata-mata untuk membersihkan laut saja.The Ocean Cleanup memiliki 2 cabang pendekatan, yakni pencegahan (sampah agar tidak masuk ke laut) dan pembersihan (sampah yang sudah terlanjur ada di laut). Namun untuk saat ini lebih terkonsentrasi dulu pada pembersihan sampah plastik di laut.

3. Target lokasi pembersihan.

Gambaran peluncuran sistem teknologi pembersih laut pertama di dunia

Lokasi yang akan menjadi target pertama penggunaan teknologi ini adalah Great Pacific Garbage Patch (GPGP) atau bisa juga disebut sebagai The Pacific Trash Vortex. GPGP adalah wilayah akumulasi sampah plastik apung terbesar di dunia, dengan luas 1,6 juta kilometer persegi atau setara dengan 3x luas Prancis. Terdapat sekitar 1,8 triliun plastik yang mencemari lautan, 92% terdiri dari sampah plastik non-mikro.

System 001 diharapkan dapat membersihkan 50% sampah yang ada di Great Pacific Garbage Patch selama 5 tahun. 5 tahun? Kok lama? 5 tahun ini adalah waktu yang dinilai sangat singkat untuk membersihkan area akumulasi sampah yang teramat luas tersebut. Di saat Charles Moore memperkirakan waktu pembersihan GPGP adalah 79.000 tahun, justru Slat berani menciptakan teknologi yang diperkirakan mampu membersihkan 50% GPGP dalam waktu 5 tahun.

4. Cara kerja sistem.

Gambaran peluncuran sistem teknologi pembersih laut pertama di dunia

Gambaran umum terkait cara kerja sistem ini adalah seperti garis pantai buatan. The Ocean Cleanup akan menyebarkan sistem apung ke laut dari San Francisco menuju GPGP. Untuk memungkinkan pengumpulan sampah plastik secara pasif, maka sistem akan diberiskirtpada palang apungnya. Skirt ini akan diturunkan sedalam 3 meter (dan akan semakin dalam pada bagian tengah sistem), di mana arus air di kedalaman tersebut lebih lambat dibanding dengan arus permukaan, sehingga akan dapat memperlambat laju sistem dan menimbulkan perbedaan kecepatan antara sistem dan daya kumpul sampah plastik disepanjang palang apung. Jadi sistem akan bergerak lebih lambat sedangkan laju plastik lebih cepat saat berjalan menuju sistem.

Sistem ini sepenuhnya mengandalkan arus laut, gelombang dan angin tanpa memerlukan sumber energi eksternal dan sumber daya yang tidak perlu. Untuk keperluan pencahayaan, kamera, AIS (Automatic Identification System) dan lain-lain akan disokong oleh solar system (berenergi cahaya matahari). Alat ini akan menangkap dan mengumpulkan plastik di laut dengan cara kerja dan pola yang sama dengan saat plastik tersebut terbawa dan terakumulasi di GPGP secara alami, hanya saja agak lebih cepat. Cara kerja sistem ini diibaratkan menangkap plastik seperti Pac-Man dan menghimpun sampah layaknya U-shape. Pengosongan sampah yang terkumpul akan dilakukan setiap 6-8 pekan.

Saat sistem telah mengumpulkan sampah plastik dalam jumlah maksimum, maka sinyal akan terkirim ke pusat kontrol di San Francisco dan akan dilacak oleh AIS untuk selanjutnya plastik-plastik tersebut akan dibawa ke darat dengan jenis transportasi yang berbeda. Sehingga tidak mengganggu keberlanjutan kinerja teknologi ini.

5. Jenis sampah yang ditangkap.

Gambaran peluncuran sistem teknologi pembersih laut pertama di dunia

Teknologi ini lebih terfokus pada pengendalian sampah yang ada di permukaan laut hingga kedalaman 5 meter. Karena berdasarkan hasil ekspedisi mereka, sebagian besar sampah plastik dapat dijumpai didekat permukaan laut, begitupun mikroplastik.

6. Pembiayaan.

Gambaran peluncuran sistem teknologi pembersih laut pertama di dunia

Armada pembersih laut ini membutuhkan biaya sebesar puluhan juta USD per tahun. Jumlah ini dinilai lebih murah bila dibanding dengan cara pembersihan secara konvensional, dan lebih murah dari sistem pembersihan di New York yang menghabiskan biaya sebanyak 2,3 miliar USD per tahun. Seperti layaknya prinsip mencegah lebih baik daripada mengobati, teknologi ini jauh lebih murah jika dibandingkan dengan biaya untuk mengatasi segala kerusakan akibat sampah.Pembiayaan proyek ini didapatkan dari beberapa donatur dan sponsorship.

7. Ketahanan sistem.

Gambaran peluncuran sistem teknologi pembersih laut pertama di dunia

Selama menjalani tes penarikan/penyeretan, sistem ini menunjukkan hasil yang sangat baik. Ia mampu bertahan dalam badai hebat dan tidak menunjukkan adanya kerusakan, karena benda apung ini didesain fleksibel mengikuti gelombang (pergerakannya hampir seperti ular). Jikapun terdapat bagian yang rusak, maka masih terdapat sistem terpisah yang masih tetap berfungsi.

8. Pengaruhnya terhadap lingkungan.

Gambaran peluncuran sistem teknologi pembersih laut pertama di dunia

Sistem ini aman untuk kehidupan laut berdasarkan 4 hal ini. Pertama, kecepatan sistem selama mengarungi laut amat sangat rendah (kurang dari 10cm/detik), jadi kecepatan ini cukup rendah dan dapat memberikan kesempatan bagi ikan untuk melarikan diri menjauhi sistem. Kedua, screen sistem dibuat rapat dan kedap yang akan membuat arus mengalir kebawahnya sehingga organisme non-perenang aktif dapat lolos dari screen tersebut saat sewaktu-waktu tak sengaja tertangkap oleh sistem. Ketiga, screen pada sistem tidak berbentuk net/jaring, sehingga tidak ada resiko ikan akan terjerat jaring, dan yang keempat yaitu proses pengambilan sampah plastik yang terkumpul dilakukan oleh manusia sehingga akan dapat memastikan ketiadaannya hewan laut yang terperangkap dalam sistem sebelum sampah-sampah plastik tersebut diangkat dari air. Sistem ini juga didesain agar tidak menyebabkan ikan atau hewan air lainnya bergerombol di sekitar alat ini.

Sistem ini dirancang agar dapat menekan segala risiko yang memungkinkan. Berdasarkan hasil identifikasi EIA dinyatakan bahwa sistem ini memiliki risiko rendah dalam pengaruhnya terhadap lingkungan dan sosial ekonomi SDM. Meski demikian System 001 akan tetap melakukan uji terkait keamanan dan tindakan mitigasi selama menjalani prosedur pembersihan.

9. Tindak lanjut pengelolaan sampah hasil pembersihan.

Gambaran peluncuran sistem teknologi pembersih laut pertama di dunia

Hasil plastik yang terkumpul (untuk material plastik yang berkualitas baik) akan di daur ulang dan diubah menjadi suatu produk bagi perusahaan B2C/Business to Consumer untuk dijual. Beberapa plastik (dengan kualitas kurang baik) akan diolah menjadi solar melalui proses pirolisis yang akan digunakan sebagai bahan bakar kapal.

10. Peluncuran sistem.

Gambaran peluncuran sistem teknologi pembersih laut pertama di dunia

Sistem dengan panjang 600 meter ini akhirnya diujikan dan diluncurkan pada 8 September 2018 dengan lintasan dari San Francisco menuju GPGP. Rincian lintasan adalah dari Alameda Yard menuju ke Anchorage 8, Bay Bridge, Treasure Island, Alcatraz, Golden Gate Bridge dan Samudera Pasifik untuk kemudian akan menuju lokasi target, Great Pacific Garbage Patch.

Jadi, begitulah gambaran kasar mengenai sistem pembersih sampah (System 001) oleh The Ocean Cleanup. Semoga proyek tersebut mampu dan berhasil menjadi solusi bagi masalah plastik di laut. Tentu saja kita bisa menjadi agen pemberi solusi untuk masalah ini dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan menggantinya dengan reusable bag, bisa?