Otak merupakan organ vital dengan sejumlah jaringan serta miliaran sel yang terlindungi oleh tengkorak dan selaput sel. Otak adalah pengendali semua fungsi yang ada di tubuh manusia. Tempat di mana kenangan tersimpan, emosi terasakan, tindakan terkendali, dan cara bagaimana masalah dapat terpecahkan.

Sebagai pemeran utama dalam tubuh, bukan berarti otak tidak pernah mengecewakan. Di antara kita pasti pernah mengalami tiba-tiba lupa apa yang akan dilakukan sampai harus merekonstruksi ulang adegan yang kita lakukan sebelumnya. Hanya dengan berpindah ruang saja, memori yang baru terdokumentasi bisa hilang dengan seketika.Bagaimana bisa otak yang memegang kendali kehidupan dan memiliki peran penting dalam tubuh dapat membuat kita lupa akan hal-hal kecil seperti itu? Bahkan hanya untuk mengingat apa tujuan kita melangkah ke dapur pun tak mampu? Apakah ini gejala awal bahwa kita akan menderita pikun? Fenomena unik ini biasa disebut dengan istilah event boundary.

Event boundary merupakan suatu fenomena di mana ketika seseorang tiba-tiba lupa apa yang akan dilakukan atau apa tujuan dia saat melalui pintu dan memasuki sebuah ruangan. Fenomena ini mendorong seorang ilmuwan di Notre Dame bernama Gabriel Radvansky untuk menemukan jawaban mengapa hal ini bisa terjadi pada otak manusia. Gabriel Radvansky sudah menghabiskan waktu hampir 20 tahun untuk meneliti fenomena ini dengan melakukan beberapa percobaan. Radvansky menggunakan kombinasi eksperimen berbasis komputer dan dunia nyata untuk menilai bagaimana ingatan orang merespons lingkungan yang berubah.

Dalam eksperimen pertamanya, ada tugas yang harus dilakukan yaitu mengambil sebuah benda seperti kubus merah atau irisan biru dan membawanya ke meja lain. Meja kedua akan berada di ruangan yang sama atau di ruangan yang lain. Pada titik kritis, orang-orang diperiksa dengan objek yang dibawa (kubus merah atau irisan biru) baik yang berada di ruangan yang sama (kondisi tanpa shift) atau yang memasuki ruangan baru (kondisi shift). Hasilnya, efek pembaruan lokasi di mana jika mereka berpindah ke ruangan baru maka mereka akan membuat lebih banyak kesalahan dan menghambat kemampuan seseorang untuk mengambil pemikiran atau keputusan yang dibuat di ruang berbeda. Perbedaan akurasi ini juga didukung oleh perbedaan waktu respons. Orang-orang akan lebih lambat merespons penyelidikan ketika dalam kondisi shift dibandingankan orang dalam kondisi tanpa shift.

Dalam eksperimen kedua, dalam pengaturan dunia nyata mahasiswa harus menyembunyikan objek yang sudah dipilih dari meja dan bergerak melintasi ruangan atau berjalan melalui pintu dengan jarak yang sama. Kemudian hasil di lingkungan nyata adalah meniru dengan hasil yang ada di dunia virtual, yaitu berjalan melewati ambang pintu akan mengurangi ingatan seseorang.

Eksperimennya yang terakhir dilakukan untuk menguji apakah pintu benar-benar menyebabkan fenomena event boundary atau berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mengingat lingkungan di mana keputusan (pemilihan objek) dibuat. Pada eksperimen yang sebelumnya, terbukti bahwa faktor lingkungan memengaruhi memori dan informasi yang dipelajari dalam satu lingkungan diambil lebih baik ketika pengambilan terjadi dalam konteks yang sama. Dalam eksperimen ini yang dilakukan adalah melewati beberapa pintu kemudian menuju kembali ke ruangan tempat mereka memulai. Dan hasil yang didapatkan menunjukkan tidak ada perbaikan dalam memori, hal ini menunjukkan hawa tindakan melewati pintu dapat berfungsi sebagai cara pikiran untuk menyimpan kenangan.

Dari eksperimen yang telah dilakukan, menurut Radvansky otak kita mengotak-kotakkan peristiwa kemudian mengikatnya ke lingkungan atau ruangan di mana peristiwa tersebut terjadi. Dengan berpindah-pindah dari satu ruangan ke ruangan lain otak secara efektif membuat "file"yang berisi semua informasi tentang ruangan pertama dan apa yang kita lakukan di sana, lalu otak kita menyimpan peristiwa yang telah terjadi. Kemudian mulai fokus pada ruangan yang kedua. Jadi, mengingat apa yang ingin dilakukan setelah meninggalkan ruangan pertama jauh lebih sulit daripada hanya menyeberang dari satu sisi ruangan ke sisi yang lain.

Lalu, adakah cara untuk menghindari fenomena event boundary ini terjadi?

Yang dapat kita lakukan untuk menghindarinya adalah dengan menggumamkan apa yang akan dilakukan ketika berpindah dari kamar ke kamar, atau bisa juga dicegah dengan menuliskannya di tangan. Nah, sekarang sudah tahu kan apa alasannya kita tiba-tiba lupa apa yang ingin dilakukan. Jadi jangan menerka-nerka kalau fenomena tersebut adalah pertanda kita akan menderita pikun yaa!