Pasti kamu pernah mendengar tentang autisme, kan?

Autisme merupakan gangguan perkembangan yang kompleks. Autisme sendiri sudah dikenal oleh masyarakat sejak dahulu kala.

Namun, anak penyandang autisme kerap dianggap aneh karena mereka menunjukkan gejala yang tidak biasa sejak terlahir ke dunia ini. Berbicara sendiri dengan bahasa yang tidak dimengerti orang lain, tertawa sendiri, menolak untuk bersosialisasi dengan orang lain dan memiliki kecemasan adalah beberapa gangguan yang terjadi pada anak autis.

Hal yang paling menonjol adalah anak tersebut sibuk dengan dunianya sendiri seolah-olah hanya ada dirinya di dunia ini. Tetapi sebenarnya banyak orang yang tidak mengetahui betul tentang autisme dan bagaimana perawatan yang harus diberikan pada penyandangnya.

Equine-Assisted Therapy.

Pernahkah kamu mendengar tentang terapi dengan bantuan kuda?Terapi dengan bantuan kuda sendiri memiliki istilah Equine-Assisted Therapy. Terapi dilakukan dengan menunggangi kuda yang tentunya didampingi oleh ahli terapi. Terapi yang dilakukan dinamai dengan thrapeutic riding atau terapi berkuda.

Pada tahun 1960-an, kegiatan berkuda dimasukkan dalam program terapi fisik di Jerman, Austria, dan Switzerland. Pada tahun 1969, North America Riders for Handicapped (NARHA) yaitu sebuah organisasi swadaya masyarakat yang didirikan bertujuan untuk memberikan informasi manfaat menunggang kuda untuk individu yang memiliki masalah fisik, emosi, dan pembelajaran.

Dalam penelitian di tahun 2011 mengenai terapi dengan bantuan kuda, dinyatakan bahwa terapi berkuda dapat memberikan manfaat kepada anak-anak berkebutuhan khusus seperti autis, sindrom asperger, ampulasi, cedera tulang belakang, down syndrom, kecederaan otak, keterlambatan perkembangan, palsi selebral, cacat penglihatan dan pendengaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Mason pada tahun 2004 menyatakan bahwa terapi berkuda memberikan beberapa manfaat di kalangan anak-anak penderita autis, antara lain sebagai berikut.

1. Meningkatkan kekuatan otot, kekuatan dan postur tubuh.

2. Meningkatkan fleksibilitas rangka otot.

3. Meningkatkan kemampuan bahasa.

4. Meningkatkan harga diri.

5. Meningkatkan kemampuan untuk bersosialisasi.

Hasil penelitian yang lain menyatakan bahwa terapi berkuda mampu memberikan manfaat pada kemampuan bersosialisasi. Kemampuan sosial di antaranya kemampuan untuk memulai komunikasi, mengendalikan emosi, belajar untuk mendengar, melibatkan orang lain untuk berbagi ide, menghargai satu sama lain dan lain sebagainya.

Bagaimana terapi berkuda dilakukan?

Terapi berkuda tidak boleh asal dilakukan, loh! Penunggang kuda yang merupakan anak autis harus didampingi, apalagi jika tiba-tiba mereka berontakdan terjatuh dari kuda. Beberapa hal penting yang perlu dilakukan pada saat terapi berkuda adalah sebagai berikut.

1. Peregangan untuk memastikan bahwa anak-anak siap untuk berkuda.

2. Terapi berkuda tidak dilakukan menggunakan pelana kuda melainkan hanya menggunakan pad lembut.

3. Penunggang kuda menggunakan topi dan ditemani oleh tiga orang yang memiliki peran penting, yaitu terapis, pejalan kaki, dan pemandu.

Ahli terapi bisa menunggang bersama dengan pasien atau hanya mendampingi di sebelah kuda. Saat berkuda, peran terapis sangatlah penting. Terapis harus tetap memberikan perhatian kepada anak autis yang berkuda dan memastikan bahwa mereka mendapatkan hasil maksimal dari terapi yang mereka dapatkan.

Pada saat kuda berjalan, terapis akan melakukan berbagai macam permainan yang akan meningkatkan kemampuan kognitif dan komunikasi anak. Permainan yang dilakukan seperti lempar bola, menebak gambar, serta aktivitas rekreasi dan relaksasi lainnya.

Melalui terapi berkuda, sudah banyak keluarga yang mengakui bahwa anak mereka terbantu dengan metode terapi ini. Kebanyakan orang tua mengaku jika anak mereka menunjukkan peningkatan pada kemampuan tingkat fokus saat membaca dan meningkatnya kemampuan bersosialisasi dengan orang lain. Namun, semua kembali pada kondisi pasien dan terapis. Terapis juga harus memiliki pemahaman karakter terhadap kuda yang digunakan untuk terapi.