Banyaknya pasien yang datang ke rumah sakit bisa menguntungkan para pengelolanya. Tapi, jika kebanyakan pasien, hal-hal buruk bisa terjadi.

Sebuah kasus sedang menggemparkan Kenya. Beberapa staf, mulai dari dokter, perawat, hingga CEO rumah sakit telah ditangguhkan izin operasinya. Kenyatta National Hospital, nama rumah sakit tersebut, telah melakukan malpraktik berbahaya karena salah mengoperasi otak salah satu pasiennya, Jumat (2/3/2018) waktu setempat.

Rumah sakit di Nairobi, ibu kota Kenya, itu tiap hari memang dibanjiri pasien dengan berbagai keluhan. Dua pasien di antaranya datang berurutan. Menurut laporan BBC.co.uk, satu pasien butuh pembedahan untuk mengeluarkan darah beku di otak, sedangkan satu lagi butuh perawatan ringan akibat pembekakan di kepala.

Tapi, entah kenapa, penanda kedua pasien tersebut tertukar. Para dokter yang melakukan operasi otak untuk pasien pertama tak menyadarinya hingga beberapa jam, kata laporan Daily Nation yang dikutip BBC.

Mendengar kabar semacam itu, dunia medsos Kenya heboh. Rupanya kasus-kasus aneh sering terjadi di rumah sakit ini. Menurut media yang sama, enam pekan sebelumnya Menteri Kesehatan Kenya telah memerintahkan penyelidikan atas klaim penyerangan seksual yang dialami oleh beberapa ibu.

Akibat kesalahan operasi itu, 4 staf termasuk dokter spesialis syaraf dan susternya diberi penangguhan izin bekerja. Kedua pasien dikabarkan telah mengalami pemulihan walau sempat tertukar diagnosanya.

Kasus tak berhenti sampai di situ. Ratusan rekan sesama dokter kemudian melakukan aksi mogok kerja. Alasannya, mereka menilai bahwa orang yang salah memberi label pasien itulah yang semestinya dihukum.

Sementara itu, menurut laporan TheEastAfrican, sedikitnya ada 700 mahasiswa kedokteran yang magang di RS yang menolak melanjutkan bekerja sampai kasus ini diselesaikan, Senin (5/3/2018).

Menurut data BBC, rumah sakit besar tersebut tiap hari harus menangani lebih dari 3.000 pasien per hari. Karena itu, pemogokan ratusan pekerja pastinya mengganggu kepentingan rumah sakit maupun para pasien yang butuh penanganan medis.

Data lain menyebutkan bahwa Dewan Kesehatan Nasional Kenya mencatat hampir 1.000 kasus malpraktik dalam 20 tahun terakhir.