Sebuah benda asing yang jarang terlihat di lautan ditemukan oleh nelayan di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Sempat viral karena disangka adalah drone laut asing, benda ini ternyata adalah seaglider. Ditemukannya benda ini di perairan Selayar sempat membuat heboh publik. Maka dari itu, Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subianto langsung merespon melalui Juru Bicara, Dahnil Anzar Simanjuntak.

"Kementerian Pertahanan mengajak publik tidak berpolemik yang kontraproduktif, Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI khususnya Angkatan Laut pasti akan menangani permasalahan tersebut," Ujar Dahnil Anzar saat menyampaikan keterangan, Senin (4/1/2021).

Ia juga berpesan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk terus bersama-sama memperkuat pertahanan NKRI dan mendukung TNI dalam mempertahankan kedaulatan negara.

Sebelumnya, seaglider yang ditemukan ini telah diserahkan kepada TNI AL dan dilaporkan kepada Kemlu (Kementerian Luar Negeri). Lalu, apakah benda bernama seaglider ini?

Ditemukan nelayan di Selayar, ketahui 4 hal terkait seaglider

1. Alat super canggih terbuat dari aluminium.

Ditemukan nelayan di Selayar, ketahui 4 hal terkait seaglider

Menurut penelitian TNI AL, seaglider yang ditemukan di perairan Selayar terbuat dari aluminium, berukuran 2,25 meter, dan memiliki dua bagian sayap berukuran 50 centimeter, propeller berukuran 18 centimeter, antena belakang sepanjang 93 centimeter, dan terdapat sebuah kamera terletak pada bodi alat ini. seaglider ini merupakan alat yang canggih dengan teknologi AUVs (Autonomous Underwater Vehicle).

2. Berfungsi sebagai alat pengumpulan data kelautan.

Ditemukan nelayan di Selayar, ketahui 4 hal terkait seaglider

Seaglider dapat digunakan baik dalam kepentingan industri maupun militer, tergantung dari siapa yang menggunakannya. Alat ini sering digunakan untuk mengumpulkan data oseanografi dengan daya tahan pengumpulan data yang panjang karena memiliki prosesor ARM yang berdaya sangat rendah, drag rendah, dan penerapan durasi dapat diperpanjang sampai 10 bulan ke depan. Data-data yang dapat diperoleh berupa:

a. Oseanografi Fisik;

b. Oseanografi Kimia;

c. Pemantauan Lingkungan;

d. Studi Perubahan Iklim;

e. Observatorium Laut;

f. Pemantauan Badai;

g. Penilaian Ekosistem;

h. Riset Perikanan;

i. Anti-Submarine Warfare (ASW);

j. Intelijen, Pengawasan & Pengintaian (ISR);

k. Penilaian Lingkungan Dasar;

l. Pemantauan Akustik Mamalia Laut.

3. Dapat dioperasikan dari seluruh dunia.

Ditemukan nelayan di Selayar, ketahui 4 hal terkait seaglider

Seaglider sangat memungkinkan untuk bekerja di hampir semua kondisi laut dan cuaca, menjadikan alat ini sebagai alat yang kokoh. Alat ini dapat dioperasikan dari jarak jauh melalui internet dan link satelit, data yang diambil adalah real time menggunakan teknologi telemetri satelit, pergerakan sangat jauh sangat dimungkinkan karena daya tahannya. Dibandingkan dengan metode tradisional, pengambilan data oseanografi menggunakan seaglider dapat lebih murah digunakan oleh perusahaan atau militer dan dapat diakses melalui situs web.

Cara kerja seaglider, yaitu mengirimkan data dan menerima perintah melalui satelit. Alat ini juga menggunakan kombinasi GPS sebagai navigasi saat di permukaan, dan sensor internal saat dalam penyelaman. Seaglider juga memiliki baling-baling yang tidak digerakkan secara elektrik, tetapi menggunakan perubahan kecil dalam daya apung dan kedua sayap untuk mencapai gerakan maju, serta dikontrol dengan baterai kendaraan (adjustable ballast).

4. Dikembangkan oleh University of Washington (Amerika).

Pada tahun 1995, seaglider dikembangkan bersama oleh University of Washington (UW) School of Oceanography dan University of Washington Applied Physics Lab. Riset dan pengembangan tersebut didanai oleh Office of Naval Research dan National Science Foundation. Pada tahun 2013, pemangku kepentingan UW bekerja sama dengan CoMotion, pusat inovasi kolaboratif UW, untuk mengidentifikasi mitra industri untuk memproduksi dan mendukung seaglider di tingkat komersial untuk kepentingan riset, industri, dan militer.