Indonesia punya beranekaragam budaya dan tradisi serta begitu banyak pula kearifan lokal. Ha itu memperkaya Indonesia sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai persatuan, seperti pada semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Dari beragam budaya yang ada, salah satu kearifan lokal yang hingga kini masih tetap eksis atau lestari yaitu tradisi masyarakat saat gerhana bulan. Apa saja yang menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia saat gerhana bulan? Simak ulasan berikut.

1. MEMUKUL KENTONGAN ATAU GONG

5 Tradisi unik masyarakat Indonesia hadapi gerhana bulan

Tradisi memukul kentongan dan gong ini biasa dilakukan oleh masyarakat Dayak dan Tidore, Menurut kepercayaan mereka, dengan membuat bunyi-bunyian dari kentongan dan gong maka akan mengusir raksasa atau makhluk gaib yang menelan bulan tersebut.

2. MENGGOYANGKAN BATANG POHON

5 Tradisi unik masyarakat Indonesia hadapi gerhana bulan

Tradisi ini juga dilakukan oleh masyarakat Dayak Ngaju. Dimana saat gerhana, mereka akan menggoyangkan batang phon buah-buahan untuk membangkitkan "Gana", yaitu roh dari pohon tersebut dengan maksud supaya pohon tersbeut berbuah lebat.

3. MENUMBUK LESUNG

5 Tradisi unik masyarakat Indonesia hadapi gerhana bulan

Kebiasaan atau tradisi menumbuk lesung ini kaitan eratnya dari masyarkat Jawa yang memiliki kepercayaan bahwa gerhana terjadi lantaran raksasa jahat Batara Kala tengah menelan bulan.

4. MENCURI BERAS TETANGGA

5 Tradisi unik masyarakat Indonesia hadapi gerhana bulan

Tradisi yang unik satu ini sudah menjadi warisan nenek moyang suku Bugis khusunya Kab.Bone, Sulawesi Selatan. Yang unik adalah, beras yang dicuri tidaklah banyak melainkan hanya segenggam tangan. Namun tidak ada satu teyanggapun yang merasa dirugikan karena berasnya dicuri, pasalnya mereka pun melakukan hal yang sama kepada tetangganya. Beras ini pun diubah menjadi bedak yang dimana akan mempercantik wajah si pemakai.

5. MEMBUAT NASI LIWET

5 Tradisi unik masyarakat Indonesia hadapi gerhana bulan

Masyarakat Jawa memiliki tradisi unik ketika gerhana bulan, terlebih bagi mereka yang sedang hamil. Ketika terjadi gerhana si ibu hamil akan di arahkan oleh tetua kampung untuk menggit pecahan genteng sambil tangannya terus mengelus perutnya. Masyarakat Jawa percaya dengan diadakannya tradisi tersebut diharapkan bayi yang dikandung nantinya akan lahir dengan sempurna dan tanpa cacat.