Negara Indonesia terdiri dari berbagai bangsa dan suku daerah yang sangat begitu beragam dilihat dari segi bahasa, budaya, ras, dan tata cara adat yang berbeda. Sehingga sangat dimungkinkan terdapatnya perbedaan tata cara pelaksanaan perkawinan adat setiap daerah yang merupakan kekayaan kebudayan tiap daerah.

Culik calon pengantin, tradisi unik pernikahan suku Sasak di Lombok

Suku Sasak merupakan sebuah masyarakat yang berciri khas kaya akan warisan budaya leluhur. Tradisi pernikahan yang cukup unik hanya dapat ditemui di suku Sasak Lombok, khususnya di daerah suku Sasak. Pernikahan khas adat Sasak bisa dikatakan unik jika dilihat dari urutan prosesinya. Hal ini karena sebelum dilakukan pernikahan, calon pengantin laki-laki akan 'menculik' calon pengantin perempuan dan dibawa ke rumah keluarganya. Tradisi ini disebut sebagai 'memari. Tradisi ini dilakukan oleh calon pengantin laki-laki karena harus membuktikan bahwa dia serius dengan sang wanita, berani mengambil segala risiko demi cinta, bertanggung jawab merawat dan menjaga sang wanita, dan menunjukkan bahwa wanita itu pantas untuk dirinya dan keluarganya.

Lalu calon pengantin wanita menginap selama satu minggu di rumah pihak laki-laki, dan sang wanita harus menghilang tanpa kabar. Keluarga pihak laki-laki juga harus tetap menjaga rahasia sebaik mungkin dan jangan sampai ada yang tahu keberadaan sang wanita meskipun keluarga sang wanita sangat khawatir.

Seperti yang dilansir dari laman cnnindonesia.com (23/11), laki-laki boleh meminta orang lain untuk menculik perempuan dan memboyongnya ke rumah keluarga laki-laki. Perempuan yang sudah dilarikan disarankan keras agar dinikahi. Jika dikembalikan maka si laki-laki dianggap tak mampu menafkahi.

Culik calon pengantin, tradisi unik pernikahan suku Sasak di Lombok

Setelah itu, pihak keluarga laki-laki akan datang ke rumah keluarga perempuan untuk memberitahukan bahwa anak gadisnya berada di rumah mereka.Seperti yang dilansir dari laman goodnewsfromindonesia.id (05/09), pihak laki-laki bersama rombongan keluarga akan membawa sang wanita menuju rumahnya dengan menggunakan pakaian adat pernikahan Sasak, diiringi musik tradisional asli Sasak yaitu Gendang Beleq, dan melakukan pelamaran yang disebut Sorong Serah oleh keluarga sang pria kepada keluarga sang wanita. Selanjutnya kedua keluarga akan melakukan proses tawar menawar mahar dan biaya perkawinan.

Mahar tersebut bukan berbentuk uang, melainkan sapi, kerbau, atau beras yang diwakili simbol tali dan karung. Tali melambangkan sapi/kerbau dan karung simbol dari beras. Jadi jika yang diberikan dua untai tali berarti dua ekor kerbau, dua lembar karung maksudnya dua karung beras. Mahar akan lebih besar lagi kalau yang menikah adalah pasangan beda kasta. Ada empat kasta di masyarakat Sasak, yakni raden (bagi laki-laki)/ lala (bagi perempuan), lalu/baiq, bapak, dan amaq.

Culik calon pengantin, tradisi unik pernikahan suku Sasak di Lombok

Bagi masyarakat Sasak, keluarga perempuan akan tersinggung jika ada laki-laki yang langsung datang tanpa menculik terlebih dahulu. Mereka menganggap tindakan seperti ini tidak menghargai anak perempuan mereka karena tawar menawar mahar tanpa menculik terkesan seperti hendak membeli anak mereka.