Lulus kuliah menjadi sebuah harapan dan idaman. Terutama bagi mereka yang telah menginjak di semester akhir dalam bangku perkuliahan. Masa-masa dimana skripsi menjadi gerbang penentu antara membawa gelar atau keluar dari kampus karena keterangan Drop Out sudah disematkan. Walaupun demikian, pertanyaan-pertanyaan tentang "Kapan Lulus?" atau "Kapan Wisuda?" sering dikalahkan oleh pertanyaan tentang "Setelah lulus, mau kerja apa?".

Pertanyaan tentang pekerjaan menjadi momok yang sering dirasakan bagi mereka yang baru lulus membawa ijasah sarjana. Banyak dari mereka melanjutkan sesuai bidang ilmu yang mereka tempuh selama kuliah. Ada pula yang banting setir ke pekerjaan yang lebih menjanjikan dan memberikan kemapanan. Tidak dipungkiri juga dengan lulusan dari kampus pendidikan.

Ada ucapan syukur dan galau ketika lulus menyandang gelar sarjana pendidikan di Indonesia. Bersyukur, karena masa-masa kuliah dan proses skripsi akhirnya mencapai garis akhir dan menuai hasilnya. Sedihnya, karena pada akhirnya akan bertemu dengan realita yang sering kali tidak sesuai ekspektasi diri sendiri.

Banyak mitos yang sering kali menjadi momok menakutkan bagi sarjana pendidikan. Apakah kamu juga pernah merasakannya? Atau mungkin, kamu nggak lulus-lulus karena termakan mitos lulusan sarjana pendidikan? Yuk, kita simak apa saja mitos yang ada tentang lulusan sarjana pendidikan di sekitar kita.

1. Dipandang Sebelah Mata

5 Mitos yang sering ditakuti lulusan kampus pendidikan foto:https://www.rd.com/

Banyak dari kita berharap bahwa setelah mendapatkan gelar sarjana pendidikan, kita mampu membangun desa, kampung halaman. Espektasi yang seperti itulah yang harus diperbaiki dan diarahkan. Harapan untuk membangun desa tentu perlu dipupuk dan diprioritaskan. Mengingat bahwa menjadi sarjana berarti secara sadar menerima tanggung jawab yang lebih ketika bermasyarakat nanti. Namun ternyata, realita tak seindah harapan. Banyak dari lulusan kampus pendidikan dibanding-bandingkan dengan profesi lain yang lebih menjanjikan.

Di pandang sebelah mata. Perasaan yang harus siap kamu terima ketika kamu lulus nanti. Dibanding-dibandingkan dengan profesi yang lain, terutama terkait penghasilan yang didapatkan. Jadikanlah semua itu sebagai doronganmu untuk terus maju menatap masa depan. Karena tak semua orang paham, bahwa menjadi sarjana pendidikan berarti memiliki kewajiban untuk mencerdaskan generasi bangsa. Baik ilmu pengetahuan alam, sosial, kesenian maupun jasmaninya.

2. Sulitnya Mendapatkan Pekerjaan

5 Mitos yang sering ditakuti lulusan kampus pendidikan

Foto:https://statik.tempo.co/

Mitos selanjutnya adalah sulit mendapatkan pekerjaan yang layak. Empat tahun sudah belajar di bangku perkuliahan, ternyata tidak memberikan alasan orang untuk menerima kita sebagai pekerja. Tidak hanya itu, gengsi juga menjadikan kita malas untuk menerima pekerjaan yang datang ke kita. Karena tidak sesuai dengan keinginan dan harapan yang kita idamkan. Jika demikian, yuk mulai dari sekarang merubah mindset tersebut. Bekerja adalah untuk berkarya. Berkarya itu bisa dilakukan dengan berwirausaha.

Berwirausaha di era sekarang menjadi salah satu bidang yang harus ditekuni. Walaupun di bangku perkuliahan hanya mendapatkan mata kuliah dua atau empat SKS saja. Ternyata mata kuliah satu ini mampu membantu kita mendapatkan pekerjaan, berkarya dan memenuhi harapan yang selama ini diharapkan. Perjuangan, ketekunan dan disiplin menjadi kunci utama dalam meraih kesuksesan. Selain itu, pengetahuan, wawasan dan hobi kita bisa disalurkan dengan berwirausaha.

3. Penghasilan yang Tidak Menjanjikan

5 Mitos yang sering ditakuti lulusan kampus pendidikan

Foto: http://cdn1-a.production.images.static6.com/

Berbicara tentang pekerjaan, berbicara juga tentang penghasilan. Banyak cerita pengalaman tentang bekerja yang tidak sesuai dengan harapan. Salah satunya adalah dari penghasilan. Penghasilan yang kecil, tidak sesuai harapan, bahkan lebih kecil dari uang jajan bulanan saat kuliah dulu menjadi alasan sebagian sarjana pendidikan untuk meninggalkan pekerjaan yang telah mereka dapatkan. Padahal, bekerja tidak hanya terkait dengan gaji yang didapatkan tetapi juga tentang etos kerja yang dilakukan.

Penghasilan yang menjanjikan adalah penghasilan yang diraih dengan proses bekerja yang panjang. Ulet, tekun, bersemangat, dan disiplin menjadi hal penting jika kamu ingin mendapatkan penghasilan yang besar. Penghasilan yang besar mengikuti kerja keras yang kamu lakukan. Tentunya hal ini disertai dengan memperbaiki diri, perencanaan keuangan, serta memprioritaskan kebutuhan dan keinginan yang akan kamu beli di masa mendatang.

4. Jurusan IPA vs IPS

5 Mitos yang sering ditakuti lulusan kampus pendidikan

Foto:https://newstoday.id/

Idealnya menjadi seorang pendidik adalah menjadi fasilitator seorang murid untuk meraih cita-citanya. Pada kenyataannya sekarang ini, terjadi sebuah permasalahan terkait siapa yang lebih unggul? Mata pelajaran apa yang paling menguntungkan di masa depan? Kita sering mendengar dan merasakan bahwa ada gesekan antara mata pelajaran IPA dan IPS. Hal ini sering kali disebabkan oleh lulusan dari jurusan IPA di bangku SMA lebih menjanjikan dibandingkan jurusan IPS. Padahal, pengembangan diri tidak hanya dikedua hal tersebut saja.

Keren dan kece ketika kamu bisa masuk jurusan IPA. Hebat dan pintar ketika kamu bisa mengajar tentang hal-hal berbau eksakta. Begitulah kenyataan yang terjadi di lingkungan kita. Seseorang yang mengajar atau mendidik di luar jurusan eksakta dianggap biasa saja atau bahkan di nomor duakan. Jika hal ini berlarut-larut terjadi, yang akan terjadi adalah tidak ada rasa percaya diri seseorang yang memiliki kemampuan dan bakat di bidang sosial, olahraga dan kesenian.

Seorang sarjana pendidikan perlu menempatkan diri dalam permasalahan IPA vs IPS. Jika, kamu lulusan pendidikan eksakta maka didiklah bahwa kehidupan itu tidak hanya terkait dengan angka-angka dan rumus-rumus pakem saja. Namun juga kehidupan bersosial, jasmani yang kuat, dan daya imajinasi yang tinggi juga penting untuk dimiliki. Bagi kamu yang lulusan pendidikan sosial pun jangan minder. Karena kamu telah memiliki modal dasar untuk menjadi manusia sosial yang utuh di masyarakat.

5. Telanjur Salah Jurusan

5 Mitos yang sering ditakuti lulusan kampus pendidikan

Foto:http://www.academicindonesia.com/

Pernahkah kamu merasa salah jurusan? Lalu saat kamu lulus dari kampus pendidikan ingin banting setir ke minat yang kamu inginkan? Jika demikian, kejarlah apa yang kamu harapkan. Mungkin ketika masuk ke jurusan pendidikan adalah permintaan orangtua. Mungkin juga karena pada saat itu, kamu tak punya pilihan lain. Hidup hanya sekali, gunakanlah untuk meraih cita-cita yang kamu harapkan. Beruntunglah kamu memiliki modal dasar ketika belajar di bangku kuliah pendidikan. Karena kamu paham dan sadar bahwa mendidik orang lain membutuhkan proses dan usaha yang singkat. Bekal inilah yang bisa kamu bawa untuk meraih harapan yang terpendam sejak lama.

Banyak mitos-mitos yang ada di masyarakat tentang lulusan sarjana pendidikan. Nothing to lose, hadapi, dan rasakan perubahan dalam hidupmu. Karena mitos-mitos itu tidak akan terjadi jika kamu selalu berusaha tumbuh dan berkembang meniti karir sesuai dengan harapan. Berjuanglah, hingga akhirnya kamu sampai di puncak kemenangan.