Istri mana sih yang rela dimadu? Pasti, tak rela, membagi suami dengan istri muda. Kisah rumah tangga penyanyi Opick adalah contoh yang paling sahih. Istri pertama Opick, terang-terangan menolak suaminya punya istri lagi.

Itu pula yang dirasakan Fatmawati, ketika Soekarno, sang suami hendak menikah dengan Hartini. Fatmawati pun memutuskan pergi dari Istana. Meninggalkan suami serta anak-anaknya. Meski ia juga tak bisa menolak keinginan Soekarno yang hendak menikah lagi.

Jingga Gemilang dalam bukunya, 30 Kisah Cinta Paling Inspiratif dan Mengharukan Sepanjang Masa, mengisahkan, Fatmawati dengan berat hati, akhirnya mengizinkan Soekarno atau biasa dipanggil Bung Karno, menikah lagi dengan Hartini.

Tapi, karena dari awal tak pernah setuju dengan poligami, Fatmawati juga akhirnya dengan berat hati, memilih untuk tak lagi di Istana. Ia memilih keluar dari Istana Kepresidenan. Dengan berat hati juga ia meninggalkan suami dan anak-anaknya.

Bambang Widjanarko yang ketika itu jadi ajudan Bung Karno, merasa kasih dengan anak-anak Presiden sepeninggal Fatmawati. Dengan takut-takut, ia pun coba memberanikan diri, menyarankan Bung Karno meminta Fatmawati untuk kembali ke Istana. Sejenak setelah mendengar saran ajudannya, wajah Bung Karno berubah.

Ia awalnya tampak marah. Wajahnya keruh. Bambang pun sempat takut. Tapi kemudian Bung Karno mengajak Bambang untuk mengobrol. Bahkan Bung Karno, sang proklamator itu sempat curhat. Begini curhat Bung Karno pada ajudannya.

"Bambang, menurut hukum Islam, seorang istri mempunyai kewajiban antara lain mengikuti suami dan berada di rumah suami. Istana Merdeka adalah rumahku, aku tidak mempunyai rumah lain, dan aku tidak pernah mengusir Bu Fat dari Istana ini," kata Bung Karno.

Kemudian Bung Karno melanjutkan curhatnya. " Bu Fat sendiri yang pergi meninggalkan rumahku, rumah suaminya. Aku juga tidak pernah melarang Ibu Fat untuk datang atau kembali ke sini atau melarang menengok serta berada dengan anak-anak. Ibu Fat bebas untuk datang dan berada di Istana ini. Jadi Bambang, kurang tepat bila aku meminta Ibu Fat untuk kembali, aku tidak pernah mengusirnya," panjang lebar Bung Karno berkata.

" Biarlah orang-orang, termasuk anak-anakku, menyalahkan diriku. Aku toh seorang laki-laki. Tetapi anak-anakku wajib mencintai dan terus menghormati serta menghargai ibunya. Semua kesalahan biar ada padaku," demikian kata Bung Karno seperti dikutip Jingga Gemilang dalam bukunya.