Welcome to the jungle!Mungkin kalimat inilah yang pertama kali kita dengar saat diterima wawancara kerja. Tak bisa dipungkiri, para karyawan atauemployee masih menempati populasi terbanyak dalam cash flow quadrant dibandingkan self employement, business,daninvestor.Hal ini berarti bahwa kita semua hidup menjadi salah satu bagian yang sama, yaitu sebagai karyawan.

Begini 5 tips bertahan dalam dunia kerja

Nah, berikut ini 5tips bertahan dalam dunia kerja.

1. Diam-diam berkarya.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah diam-diam berkarya. Maksudnya, sebagai seorang karyawan yang baik kita harus memberikan kontribusi bagi perusahaan sesuai dengan besaran upah yang kita terima. Apapun yang terjadi, fokus pada pekerjaan yang harus diselesaikan dan proyek-proyek yang menjadi prioritas. Karena di tengah badai sekalipun, pekerjaan tetaplah pekerjaan yang harus kita selesaikan, tak peduli apa pun.

Seiring dengan pekerjaan yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh, jangan khawatir karena hasil tidak akan mengkhianati usaha. Proses yang baik menghasilkan output yang baik pula. Output yang baik inilah yang akan menjadi rapor kita, bukti bahwa kita memang sudah bekerja dengan baik. Sejalan dengan hal ini, setidaknya kita juga sudah mengamankan posisi kita dari tuduhan-tuduhan gaib. Misal, ada teman kita yang mengatakan bahwa kita ini karyawan gabut, tapi kita sudah membuktikan bahwa pekerjaan kita tuntas dengan sangat baik. Mana ada karyawan gabut yang perkerjaannya rapi dan oke? Bukan begitu?

2. Jadi orang jangan kepo.

Tujuan awal kita berada di perusahaan atau kantor ini adalah kerja, bukan jadi tukang ghibah. Walau ghibahmemang sangat mengasyikkan, tetapi percayalah, belum ada tukang ghibah yang hidupnya damai aman tentram di kantor. Sebagai karyawan, kalau bisa kita jangan kepo. Siklus gosip di kantor itu sebenarnya hanya itu-itu saja, mau di mana pun sama. Lebih baik selesaikan pekerjaan dulu deh. Tanpa melakukan apa-apa pun, kalau suatu berita memang sudah ditakdirkan menyebar, toh nanti akan sampai di telingamu juga kok. Daripada mengambil banyak risiko kemudian nanti jadi tertuduh penyebar gosip, terfitnah, dan terlibat banyak drama kantoran, lebih baik kita tahan saja rasa ingin tahu kita. Selain merepotkan, kepo juga bisa jadi merugikan. Bukan tidak mungkin performa akan turun karena fokusnya sudah berganti dan malah dicap tukang sebar gosip.

3. Urus diri sendiri aja.

Kantor itu sebenarnya sebelas dua belas dengan sinetron. Setiap hari ada aja masalahnya, ada aja dramanya. Entah hari ini ada kisah cinta yang putus karena orang ketiga divisi lain, atau ada saja orang lemah yang terdzolimi oleh struktur organisasi, pokoknya urus aja diri sendiri.

Fokuslah pada pekerjaan, jangan terlalu ambil pusing pada masalah orang lain. Dan yang terpenting adalah jangan ikut campur. Bersikap sedikit apatis demi menjaga reputasi dan performa kita di kantor itu tidak ada salahnya. Asal jangan kelewat batas. Apatis di sini adalah sekadar bersikap masa bodo pada drama-drama yang terjadi di kantor. Jangan coba-coba menjadi psikolog, penengah, penasihat, wasit, guru spiritual atau bodyguard dadakan. Pikirkan baik-baik skema sebab-akibat sebelum kamu memutuskan untuk masuk ke dalam lingkaran setan itu. Selesainya masalah dia karena kita bukan berarti kita adalah pahlawannya, tapi bisa jadi malah kita yang akan menjadi korban dan target serangan selanjutnya. Waspadalah!

4. Jangan percaya siapapun.

Tidak selamanya hidup itu indah, dan tidak pula selamanya hidup kita penuh dengan masalah. Semua pasti ada waktunya, dan semua pasti berlalu. Berprinsiplah ketika kamu memasuki dunia kerja, jangan pernah percaya siapa pun. Ini bukan berarti kita menempatkan 0% kepercayaan pada rekan-rekan kerja, melainkan menurunkan setengah kepercayaan kita kepada mereka. Misalnya dari 100% menjadi hanya 50%.

Kenapa hal ini penting? Jawabannya sederhana;dalamnya lautan bisa di ukur, dalamnya hati manusia siapa yang tahu?Persis seperti pepatah tersebut, hati manusia itu berubah, tidak pasti dan mereka cenderung lemah, tak berdaya apalagi kalau mendapatkan peluang-peluang besar. Bukan tidak mungkin kalau salah satu rekan kerja yang sangat kita percayai itu akan menusuk dari belakang. Dan saat itu terjadi, bisa jadi kita terjatuh bukan karena dia terlalu lihai, melainkan karena kita yang terlalu mempercayainya. Bukankah itu menyakitkan? Maka jangan percaya siapapun, bertemanlah sewajarnya, berhubunganlah dengan memahami batasan-batasannya. Ingat, dia cuma teman kerja, bukan teman hidup.

5. Tengok kanan kiri sesekali.

Manusia adalah mahkluk sosial, tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan orang lain. Begitupula kita, manusia-manusia di tempat kerja. Fokus menyelesaikan pekerjaan memang baik, menjaga jarak aman dari drama-drama kantor juga merupakan hal yang luar biasa baik. Apalagi sudah berprinsip untuk tidak mempercayai siapapun sepenuhnya, dan hanya akan mengurus urusan sendiri tanpa perlu kepo dengan masalah orang lain.Namun, kadang kita juga harus bersosialisasi. Sekadar menyapa teman sekantor di pagi hari tidak ada salahnya. Juga, obrolan ringan di pantry sambil membuat kopi juga bukan hal yang buruk, yang penting kita tahu topik mana yang boleh dan tidak di bahas. Kita juga harus peka, mungkin bila ada rekan kita yang sedih, boleh kita sedikit berempati dengan sewajarnya. Menanyakan kabarnya apakah ia baik-baik saja hari ini bukan suatu tindak kriminal, yang penting jangan bablas. Bercanda di tengah jam makan siang juga tidak dilarang, tapi tahu kadar candaannya.

Itulah 5 tips bertahan dalam dunia kerja. Sebagai mana manusia biasa yang mencari nafkah bersama-sama, terkadang kita juga bisa salah. Yang penting tetap menjaga posisi aman tanpa harus menjatuhkan orang lain. Semangat berkerja!