Andy Murray membuktikan bahwa dirinya masih merupakan salah satu pemain tenis terbaik di muka bumi. Hal itu setelah ia mampu meraih trofi turnamen Queens Club di nomor ganda putra. Dengan raihan di Queens Club, Murray kini menatap ajang bergengsi lainnya, yaitu USA Open. Di USA Open, Murray berharap dirinya bermain di nomor tunggal. USA Open adalah salah satu ajang prestisius di dunia tenis.

Pada laga final yang berlangsung Minggu, 23 Juni 2019, Andy Murray bersama tandemnya, Feliciano Lopez memastikan diri menjadi yang terbaik di turnamen tenis Queens Club setelah mengandaskan duet Joe Salisbury dan Rajeev Ram dengan angka 7-6 (6), 5-7, 10-5.

Queens Club merupakan turnamen tenis pertama yang diikuti Andy Murray sejak ia tampil di Australian Open awal tahun ini. Pada ajang bergengsi yang digelar di Australia itu, Murray harus mengubur mimpinya menjadi juara setelah dikalahkan Roberto Bautista Ogut dalam duel 5 set di laga pertama.

Setelah itu pemain tenis kebanggaan Great Britain ini mengalami cedera pinggul yang memaksanya naik ke meja operasi dan menjadi alasan absennya Murray di berbagai ajang tenis dunia. Andy Murray sempat mengalami kesedihan yang mendalam ketika diterpa cedera pinggul. Murray merasa sangat sedih harus menanggalkan raket tenisnya dalam kurun waktu yang ia sendiri tak pernah tahu.

Murray bahkan sempat berencana akan pensiun dari olahraga yang membesarkan namanya tersebut akibat tidak adanya kepastian apakah dirinya masih mampu berlaga di turnamen turnamen besar dunia. Namun untungnya ia mendapat dukungan dari keluarga dan teman-teman dekatnya untuk bersabar menghadapi cobaan cedera yang dialaminya dan berusaha semaksimal mungkin untuk kembali berlatih tenis.

Mendapat suport yang massif dari orang orang terdekat yang dicintainya, Andy Murray mengurungkan niat untuk pensiun dari dunia tenis. Murray pun mengambil kembali raket tenis nya dan bekerja keras memulihkan staminanya. Murray yakin bahwa dirinya masih bisa kembali ke lapangan dan meraih trofi sebagai bukti bahwa eksistensinya di dunia tenis masih ada dan terdengar keras ke seantero jagad.

Kerja keras Murray pun membuahkan hasil dengan keikutsertaan di ajang Queens Club. Sebelum turnamen Queens Club digelar, Murray menegaskan bahwa dirinya telah siap kembali untuk bersaing dengan nama-nama hebat di dunia tenis internasional. Ia telah bekerja keras untuk dapat kembali berlaga di turnamen tenis, sehingga ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan itu dengan hanya menjadi penggembira.

Murray bertekad membayar kerja kerasnya dengan sebuah trofi. Akhirnya, Murray dengan kerjasamanya yang apik bersama Feliciano Lopez di nomor ganda putra pun berhasil merengkuh juara Queens Club. Sebuah harga yang pantas atas kerja kerasnya untuk bangkit.

Saya bahagia dengan bermain tenis dan mempersiapkan turnamen dengan berlatih keras, dan tak lagi merasakan kesakitan karena cedera. Apabila ada perkembangan, saya akan mencoba bermain di nomor tunggal, kata Murray seperti dilansir The Guardian.

Setelah merasakan manisnya sebuah hasil dari proses di turnamen Queens Club, Murray akan tampil kembali di turnamen Wimbledon yang akan dimulai tanggal 1 Juli 2019. Usai keikutsertaannya di ajang tenis Wimbledon, Andy Murray akan bekerja lebih keras demi bermain di nomor tunggal grand slam terakhir USA Open 2019. Ia bertekad untuk tampil di USA Open.

Saya mempunyai beberapa pilihan usai bermain di turnamen Wimbledon. Apakah saya berlanjut di nomor ganda tapi mulai berlatih dan mencoba mempersiapkan diri untuk bermain di nomor tunggal hingga USA Open, lalu mencoba dan mungkin dapat bermain di nomor tunggal setelah itu. Atau saya beristirahat dahulu setelah mengikuti Wimbledon. Mungkin sekitar satu bulan sampai enam minggu, demi mempersiapkan diri bermain tunggal, lalu tampil di turnamen USA Open.

Saya rasa itulah pilihan-pilihan saya. Saya yakin tidak akan lebih lama dari itu. Bisa jadi jadwal saya akan berbeda. Bisa jadi pula saya tidak akan bertanding sepanjang 3 minggu berturut turut atau 2 minggu berturut turut, tambah Murray.

Andy Murray mengatakan dengan antusias menyambut turnamen-turnamen yang akan diikutinya. Tanpa dukungan orang orang disekitarnya, mungkin Murray tidak akan pernah menjuarai Queens Club dan berbicara penuh optimisme tentang Wimbledon dan USA Open di depan para wartawan. Mungkin apabila Murray saat itu berputus asa dengan cedera yang dialaminya, ia hari ini terlihat ngopi santai di sebuah cafe mewah sambil menonton bualan para politikus di tv.

Tapi Murray memilih untuk berjuang dan terus berjuang untuk bangkit dan kembali ke dunia olahraga yang sangat dicintainya tersebut. Murray memberi pesan moral bahwa tidak ada jalan untuk berputus asa bagi orang-orang yang ingin merengkuh kejayaan, yang ingin menikmati sebuah proses dari hidup, yang ingin meraih apa yang dicita-citakannya. Kita semua memiliki kesempatan kedua untuk bangkit dan meraihnya.

Andy Murray telah menemukan momentumnya kembali. Tentu saja hal itu tidaklah mudah. Perlu perjuangan yang keras dan proses yang tak instant. Apapun hasil yang diraih Murray di Wimbledon dan turnamen-turnamen selanjutnya tidak lagi penting. Yang penting adalah menikmati proses dengan bekerja keras untuk hal yang dicintainya.