Yerusalem adalah kota suci 3 agama yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi. Di kota ini, ada Gereja Makam Kudus yang dikunjungi kaum Kristiani dunia. Di kota ini juga, ada Tembok Ratapan yang digunakan kaum Yahudi untuk berdoa. Bagi semua Muslim, kota ini sangat penting karena tempat kelahiran para Rasul dan kompleks Haram al Sharif.

Namun kondisi Israel dan Palestina yang "adem" makin panas ketika Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Dalam pidatonya pada Rabu, 6 Desember yang lalu, presiden AS itu juga akan memindahkan kantor kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Ketika Donald Trump dihujat gara-gara klaim Yerusalem ibu kota Israel

Ucapannya mengundang reaksi keras, demo, dan hujatan di dunia. Dewan Keamanan PBB pun mengadakan sidang darurat pada Jum'at kemarin di New York. Duta Besar Bolivia untuk AS, Sacha Sergio Llorenty Soliz menyebut bahwa tindakan Trump bertentangan dengan hukum internasional dan resolusi PBB. Kekerasan anti Amerika akan meningkat jika Trump tetap bersikeras pada keputusannya itu.

23 Desember 2016, Resolusi DK PBB 2334 diadopsi bahwa PBB tidak mengakui atau melakukan perubahan terhadap garis batas 4 Juni 1967, sebelum Perang 6 Hari pecah. 6 dari 10 negara anggota tidak tetap DK PBB itu meminta agar Trump menghentikan rencananya itu.

Jika Trump tetap pada keputusannya, AS akan menjadi serangan kelompok bersenjata Islam. Hubungan AS dengan negara-negara mayoritas Muslim akan kembali memanas seperti yang terjadi pasca Perang Yom Kippur (1973). Seruan boikot produk Amerika dan Israel akan kembali menggema dan tentu ini bisa merugikan mereka di sisi ekonomi.