Ini adalah hari besar untuk raksasa Italia, AC Milan. Pasalnya hari ini AC Milan telah memutuskan pelatih baru untuk menjalani musim 2019/2020. Pelatih baru tersebut adalah Marco Giampaolo yang merupakan mantan pelatih Sampdoria. Kabarnya Marco Giampaolo akan diumumkan secara resmi sebagai pelatih pada tanggal 1 Juli 2019. Penunjukan Marco Giampaolo sebagai pelatih baru AC Milan mengundang kontroversi. Para suporter garis keras Rossoneri mempertanyakan keputusan tersebut.

Pasalnya, Marco Giampaolo bukanlah nama besar di jagat sepak bola Italia. Untuk menangani tim sebesar dan selegendaris AC Milan, diperlukan pelatih yang berpengalaman. Sementara Marco Giampaolo sejauh ini hanya menangani tim tim semenjana di Liga Italia. Tim tim yang pernah dilatih oleh Marco Giampaolo adalah Cagliari, Siena, Catania, Cesena, Brescia, Cremonese, Ascoli, dan Sampdoria.

Sampdoria bisa dikatakan klub paling besar yang pernah ditangani oleh Giampaolo. Sejak ditinggal Massimiliano Allegri ke Juventus, Rossoneri cukup serampangan dalam menunjuk pelatih. Bayangkan saja, selama 5 musim mereka telah ditangani oleh 6 pelatih yang berbeda. Hal itu jauh lebih banyak dari tim tim besar Italia (bahkan Eropa) lainnya.

Rata-rata penunjukan pelatih hanya berdasar ikatan emosi. Pelatih yang ditunjuk merupakan legenda di tim merah hitam tersebut. 6 pelatih yang menangani AC Milan sebelum kedatangan Marco Giampaolo adalah Cristian Brocchi, Clerence Seedorf, Vincenzo Montela, Sinisa Mihajlovic, Filippo Inzaghi, dan Gennaro Gattuso.

Gennaro Gattuso sebenarnya tidak terlalu buruk menangani Rossoneri karena ia mampu memaksimalkan para pemain muda. Tapi Gattuso dikabarkan tak terlalu akur dengan manajemen AC Milan, sehingga dirinya memilih mengundurkan diri sebagai pelatih. Kembali ke Giampaolo, penunjukan dirinya sebagai pelatih mengundang tanda tanya berbagai pihak di dunia sepak bola.

Tatkala para rivalnya menunjuk pelatih baru yang berpengalaman, sebut saja Maurizio Sarri (Juventus), Antonio Conte (Inter Milan), dan Napoli (Carlo Ancelotti), AC Milan justru memutuskan menggunakan jasa pelatih medioker di saat tim itu berencana bangkit dari keterpurukan. Banyak pihak yang menilai Marco Giampaolo bukanlah nama yang seharusnya tertulis di daftar pelatih incaran Rossoneri jika tim itu ingin kembali meraih kejayaan di Italia dan Eropa.

Reputasi Marco Giampaolo di tim-tim yang pernah ia tangani juga tidaklah mentereng. Total sepanjang karirnya sebagai pelatih kepala, Giampaolo telah menjalani 325 laga yang ia menangkan sebanyak 107 kali, sementara ia kalah 134 kali, dan sisanya seri. Dari statistik tersebut dapat diketahui bahwa Giampaolo lebih banyak akrab dengan kekalahan dibanding kemenangan. Berbanding terbalik dengan penunjukan pelatih baru di tim besar yang bisanya memiliki reputasi kemenangan yang jauh lebih dominan.

Sementara, pelatih AC Milan sebelumnya, Gennaro Gattuso memiliki statistik 40 kali menang, 20 kali kalah, dan 23 kali seri sejak Desember 2017. Statistik tersebuh tentu saja masih jauh lebih baik daripada yang dimilliki pelatih anyar AC Milan. Meski banyak yang mempertanyakan keputusan Rossoneri memilih Marco Giampaolo, masih ada sebagian suporter yang mendukung manajemen dengan keputusan tersebut.

Sebagian suporter itu menilai bahwa meski Marco Giampaolo adalah pelatih medioker, bukan tidak mungkin akan melahirkan kejutan untuk AC Milan dengan mengangkat derajat tim itu ke kasta tertinggi, baik di Liga Italia maupun Eropa. Mereka memberi contoh Massimiliano Allegri dan Maurizio Sarri yang sebelumnya hanya melatih tim medioker dan tidak terkenal, namun kemudian menjadi pelatih besar di Italia dan Eropa.

Carlo Ancelotti bahkan ditunjuk sebagai pelatih AC Milan setelah dipecat oleh Juventus. Ancelotti kemudian mempersembahkan banyak trofi untuk Rossoneri, yang dua diantaranya adalah trofi Liga Champion Eropa. Ancelotti pun dinobatkan menjadi salah satu pelatih legendaris AC Milan. So, mereka berharap pihak lain yang peduli dengan AC Milan untuk mendukung Marco Giampaolo dan berharap kelak mempersembahkan trofi untuk Rossoneri.

Nah, bagaimana dengan kamu fans Rossoneri di Indonesia? Apakah mendukung keputusan manajemen dengan pemilihan Giampaolo sebagai pelatih baru dan percaya bahwa ia akan membawa Rossoneri kepada kejayaan atau pesimis bahwa Giampaolo hanya mengulang kisah para pelatih AC Milan sepeninggal Allegri?