Pernah menjadi santri tentunya akan menjadi pengalaman paling berkesan bagi setiap orang yang pernah mondok. Bagaimana tidak, selama menjadi santri banyak sekali pengalaman unik yang pasti dialami oleh semua santri. Sehingga ketika sudah tidak nyantri lagi akan sulit dilupakan.

Selain memiliki jadwal kegiatan yang padat, santri juga dituntut untuk hidup mandiri di tengah ketatnya peraturan. Santri harus kuat lahir batin karena jika dibandingkan dengan kehidupan di rumah tentu akan sangat jauh berbeda.

Namun, dengan menjadi santri kamu akan belajar hal-hal baru dan unik yang tidak akan kamu temui kecuali dengan nyantri. Inilah beberapa hal yang hanya akan kamu rasakan ketika di pondok pesantren.

1. Rela antre atau nggak mandi.

Hidup di pondok pesantren tidak bisa seenaknya, apalagi kalau mau mandi. Kamar mandi bukan milik sendiri, jadi wajar saja kalau mau mandi kamu harus antre terlebih dahulu. Di tengah kewajiban harus mengejar waktu, sebagian santri akan memilih nggak mandi dibanding harus mengantre lama. Sekolah dalam keadaan belum mandi sudah menjadi hal biasa dalam dunia santri.

2. Ghosob sandal.

Di dunia santri, ketika kamu meminjam sesuatu tapi nggak bilang dikenal dengan istilah ghosob. Bukan santri namanya kalau sandalnya nggak sering hilang. Tahu-tahu ternyata dipakai santri lain. Mengesalkan memang, apalagi kalau pemilik sandal sedang terburu-buru. Tidak ada alternatif lain kecuali si pemilik juga ikutan ghosob sandal juga.

3. Kesalahan kecil ditakzir.

Hidup di pondok harus patuh terhadap peraturan yang serba ketat. Melakukan kesalahan akan mendapat takziran, meninggalkan kewajiban juga mendapat takziran. Mulai dari tidak ikut salat jamaah hingga pelanggaran berat seperti membawa handphone akan mendapat takziran yang berbeda-beda. Bentuk takziran disesuaikan dengan seberapa besar pelanggaran yang dilakukan oleh santri yang melanggar.

4. Tidur saat ngaji.

Padatnya kegiatan santri di luar jam sekolah menyebabkan banyak santri merasa kurang istirahat. Tidak heran jika saat mengikuti kegiatan seperti ngaji kitab tiba-tiba merasa ngantuk. Akibatnya kitab jadi gotang alias tidak ada maknanya. Semua santri pasti pernah tertidur saat sedang ngaji, namun auto melek ketika mendengar "Wallahu 'a'lam".

5. Surat-suratan.

Keterbatasan santri dalam menggunakan handphone sebagai alat komunikasi masa kini menyebabkan surat-suratan adalah alternatif sebagai sarana komunikasi antara santri putra dan santri putri. Meski tidak semua, tapi sebagian besar santri pasti pernah melakukan pelanggaran semacam ini.

6. Galau belum mendapat kiriman.

Belum dijenguk orang tua adalah momen paling menyedihkan bagi santri. Apalagi kalau melihat teman-temannya rata-rata sudah dikirimkan uang saku. Uang yang menipis dan rasa rindu terhadap orang tua menimbulkan rasa galau yang luar biasa. Kedatangan orang tua sajalah yang menjadi obat dari rasa galau itu.

7. Indahnya berbagi.

Tidak ada rasa individualisme bagi santri. Apabila satu orang mendapatkan rezeki, maka yang merasakan bukan hanya dia, melainkan juga sesama santri lain. Indahnya berbagi saat mendapat kiriman dari orang tua akan dirasakan ketika bisa dinikmati bersama-sama. Karena yang dicari bukanlah kekenyangan, melainkan rasa kebersamaan.

Nah, itu dia hal-hal yang dialami ketika masih menjadi santri. Walau rasanya berat ketika menjalaninya, bisa jadi itulah yang akan sangat dirindukan ketika sudah tidak mondok lagi.