Sering kali penulis (peneliti) mem-publish tulisannya pada jurnal terakreditasi nasional. Ada yang langsung submit ke OJS (website untuk submit tulisan di jurnal), kirim e-mail, bahkan lewat link yang sudah ada. Namun, persaingan saat ini untuk publish di jurnal terakreditasi nasional semakin ketat karena mem-publish tulisan bukan hanya kebutuhan dosen untuk memenuhi beban kerjanya, namun guru dan mahasiswa juga sudah mulai diwajibkan untuk mem-publish karyanya tersebut.

Ada penulis (peneliti) yang kesulitan mau publish di jurnal mana dan ada juga yang kebingungan bagaimana memenuhi syarat untuk lolos publish di jurnal tersebut. Maka dari itu, berikut ini beberapa hal yang harus kamu perhatikan agar tulisanmu lolos publish di jurnal terakreditasi nasional.

1. Tentukan bidang pembahasan yang mau kamu tulis.

Bidang yang akan ditulis pada jurnal sangatlah penting untuk diperhatikan oleh penulis (peneliti) karena pada setiap jurnal terakreditasi nasional terdapat focus dan scope yang diminta oleh masing-masing jurnal. Sehingga penulis (peneliti) harus bisa lebih menspesifikkan karyanya di bidang apa yang mau diteliti. Maka dari itu isi dan konten penelitian bisa disesuaikan nantinya dengan jurnal yang akan kamu tuju.

2. Cari jurnal terakreditasi nasional yang sesuai dengan kebutuhan.

Penting sekali bagi penulis (peneliti) untuk memilih jurnal yang tepat pada karya ilmiahnya, karena jika penulis (peneliti) salah memasukkan karyanya pada jurnal yang tidak sesuai dengan bidangnya maka otomatis tulisan akan ditolak. Di Indonesia sudah ada web Sinta (https://sinta.ristekbrin.go.id/) yang bisa dicek penulis (peneliti) untuk melihat jurnal terakreditasi nasional pada bidang tertentu.

Pada web tersebut terdapat secara rinci keseluruhan jurnal terakreditasi nasional mulai dari Sinta 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Hal ini bisa mempermudah penulis (peneliti) untuk memilih jurnal terakreditasi nasional yang sesuai dengan kebutuhannya.

3. Sesuaikan template penulisan dengan aturan di jurnal.

Jika penulis (peneliti) sudah menemukan jurnal yang dituju maka tahap selanjutnya lihat template pada jurnal tersebut. Jadi, di masing-masing jurnal terakreditasi nasional terdapat template yang berbeda antara satu jurnal dengan jurnal yang lain.

Tugas penulis (peneliti) di sini adalah menyesuaikan hasil karyanya sesuai dengan template yang ditentukan jurnal yang dituju. Kemudian sesuaikan daftar isi, footnote, dsb dengan aturan jurnalnya. Dan jika diminta memakai software tertentu (misal Mendeley) untuk menyesuaikan template-nya maka lakukan saja sesuai aturan.

4. Minimalkan plagiasi dalam tulisan.

Setiap jurnal terakreditasi nasional memiliki ketentuan minimal plagiasi yang masih ditoleransi. Semisal dalam jurnal tersebut menyebutkan 25% minimal plagiasi maka sebisa mungkin jumlah plagiasi penulis (peneliti) di bawah 25%. Sehingga karyanya bisa mendapatkan nilai positif karena plagiasinya masih di bawah ketentuan jurnal.

5. Hubungi contact person pada jurnal terakreditasi nasional.

Hal penting yang harus dilakukan adalah menghubungi contact person yang ada di jurnal tersebut. Komunikasi ini dilakukan untuk mengonfirmasi lamanya jurnal akan menentukan tulisan ditolak atau masuk tahap review dan memastikan jika sewaktu-waktu ada pemberitahuan khusus dari editor tim pada jurnal yang dituju.

Nah, lima hal tersebut merupakan tips yang bisa diterapkan oleh penulis (peneliti) agar tulisannya lolos publish di jurnal terakreditasi nasional. Selain itu, penulis (peneliti) juga harus sering mencoba latihan menulis dan perbaiki terus karyanya.