Melahirkan merupakan salah satu hal yang selalu ditunggu oleh hampir semua wanita, tapi sekaligus juga merupakan pengalaman yang sangat mendebarkan. Apalagi bagi wanita yang gres kali ini akan melahirkan anak pertamanya. Mereka seringkali mendengar cukup banyak hal mengenai proses melahirkan.

Beberapa hal yang cukup sering terdengar bisa jadi merupakan sebuah fakta ataupun hanya sebuah mitos yang selalu dipercaya oleh kebanyakan orang. Berikut ini merupakan beberapa mitos yang salah tentang proses melahirkan yang hingga ketika ini masih dipercaya oleh kebanyakan orang, mirip yang pernah dilansir oleh Huffington Post yang dirangkum dalam 5 mitos tentang persalinan atau melahirkan:
Proses melahirkan

5 Mitos tentang melahirkan ini penting buat yang baru mau punya baby
1. Wanita pasti tahu kapan akan melahirkan

Ada cukup banyak faktor yang cukup menentukan kapan sebaiknya seorang ibu pergi ke rumah sakit untuk menjalani persalinan. Biasanya hal mirip ini terjadi pada usia kandungan berusia antara 37 hingga 40 minggu, akan tetapi tentunya akan berbeda-beda bagi setiap wanita dan juga setiap kehamilan. Wanita tidak selalu tahu kapan sebenarnya mereka akan melahirkan, karena yaitu kontraksi sendiri kadang-kadang susah untuk dibedakan, demikian juga dengan kram yang dialami wanita.

2. Melahirkan hanyalah proses singkat

Melahirkan bukanlah merupakan proses singkat yang dapat terjadi hanya dalam satu waktu. Sebenarnya proses untuk melahirkan itu cukup panjang serta mesti melewati beberapa tahap. Apabila melihat TV, kemungkinan Anda menyangka bahwa setelah terjadi kontraksi, Anda hanya butuh untuk pergi ke rumah sakit, mengejan, setelah bayi lahir. Namun faktanya, ada cukup banyak tahapan yang dapat membuat proses melahirkan jadi tertunda, bahkan bisa selama 24 jam setelah Anda pertamakali mulai merasakan kontraksi.

3. Air ketuban selalu pecah

Akan sangat baik apabila mitos yang satu ini benar adanya. Karena pada dikala air ke-tuban pecah, maka artinya bayi sudah dapat dipastikan akan lahir. Tapi faktanya tidak demikian. Selama ini hanya sekitar 10 persen saja wanita yang mengalami pecah air ke-tuban sebelum beliau hingga ke rumah sakit. Jadi sudah terperinci bahwa melahirkan tidak selalu ditandai dengan pecahnya air ke-tuban.

4. Melahirkan selalu menyakitkan

Selama ini wanita selalu percaya bahwa melahirkan merupakan sebuah proses menyakitkan yang selalu membahayakan dan membuat mereka merasa berada di ambang pintu kematian. Tapi tidak semua proses persalinan itu menyakitkan. Saat ini pasien juga bisa memakai epidural yang mengurangi rasa sakit pada dikala proses melahirkan. Selain itu, dikala ini ada juga beberapa proses persalinan paling gres mirip water-birth yang diklaim dapat mengurangi rasa sakit ketika melahirkan.

5. Dokter selalu membantu selama proses persalinan
Faktanya, bukanlah dokter yang nantinya membantu Anda, tapi para perawat. Mereka akan membantu pada dikala Anda mulai mengejan, mendapat posisi yang baik, memberitahu kapan serta bagaimana mesti bernapas dan juga mendorong biar bayi cepat lahir. Dokter tidak akan selalu ada di sana di tahap-tahap awal persalinan. Terkadang dokter gres datang pada dikala tahap 'crowning' yaitu pada kepala bayi mulai tampak keluar.

Itulah 5 mitos tentang persalinan atau melahirkan keliru yang hingga ketika ini masih dipercayai oleh cukup banyak orang. Proses melahirkan memang tidak selalu sama pada setiap wanita. Setiap wanita tentunya mempunyai pengalaman yang berbeda-beda terkait dalam proses persalinan. Semoga gesekan pena singkat ini bisa memberi sedikit pencerahan tentang berbagai mitos yang keliru.