Banyak kasus penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba) membuat Indonesia saat ini berada pada level darurat narkoba. Istilah lain narkoba di negara kita adalah Napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif), merupakan senyawa yang bisa membuat kecanduan bagi penggunanya secara fisik ataupun psikologis.

Jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 250 juta jiwa dan letak geografisnya menjadi pasar potensial bagi para penyelundup barang haram itu ke negara kita. Mereka mengedarkannya dengan berbagai cara, termasuk melalui internet. Tak sedikit para pelaku merupakan warga negara asing.

Sasaran para pengedar narkoba kebanyakan generasi muda atau kaum milenial. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup bangsa di masa depan.

5 Jenis narkoba di Indonesia, dampak buruk, pencegahan & penyembuhan

Bahaya mengonsumsi narkoba bagi generasi muda dapat merusak masa depan bangsa (foto: pixabay/RenoBeranger)

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jenderal Polisi Heru Winarko yang dilansir dari bnn.go.id (12/8/2019), mengungkapkan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja meningkat, dari beberapa tahun lalu sebesar 20% kini menjadi 24% - 28%, pengguna kebanyakan remaja dan anak-anak.

Usia remaja tentu memberikan peluang jangka panjang bagi pengguna untuk terus mengonsumsi dan itu menguntungkan bagi para pengedar karena pasar mereka terjaga. Untuk itu, seluruh lapisan masyarakat harus kompak dalam memerangi dan memberantas peredaran narkoba di Indonesia.

5 Jenis narkoba di Indonesia, dampak buruk, pencegahan & penyembuhan

Tanaman ganja yang tampak tumbuh subur (foto: pixabay/rexmedlen)

United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) menerbitkan World Drugs Reports 2018 yang dikutip dari bnn.go.id mengungkapkan sebesar 5.6% atau sebanyak 275 juta penduduk dunia rentang usia 1564 tahun pernah menggunakan narkoba. Di Indonesia, BNN melaporkan penyalahgunaan narkoba pada 2017 sebanyak 3.376.115 orang, rentang usia 1059 tahun. Pada 2018, sebanyak 2.29 juta penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dari 13 ibu kota provinsi di Indonesia. Kebanyakan yang rentan terkena adalah mereka yang di rentang usia 1535 tahun atau generasi milenial.

Berdasarkan efek yang ditimbulkan, jenis narkoba digolongkan menjadi 4, yaitu:

1. Halusinogen, jenis narkoba yang berefek halusinasi. Pengguna akan melihat kejadian atau benda yang sebenarnya tidak nyata.

2. Stimulan, jenis narkoba yang memicu jantung dan otak bekerja lebih cepat, membuat pengguna merasa lebih semangat dan bahagia.

3. Depresan, jenis narkoba yang berefek menekan sistem saraf pusat juga aktivitas fungsional tubuh. Penggunanya akan merasa tenang hingga tertidur atau tak sadarkan diri.

4. Adiktif, jenis narkoba yang membuat penggunanya ketergantungan dan ingin terus mengonsumsinya.

Lebih dari 354 jenis narkoba di dunia, sekitar 35 jenis beredar di Indonesia. Ada 5 jenis narkoba paling populer di Indonesia, yaitu:

1. Marijuana atau ganja.

5 Jenis narkoba di Indonesia, dampak buruk, pencegahan & penyembuhan

Pengguna mengonsumsi ganja dengan melintingnya seperti rokok (foto: pixabay/TechPhotoGal)

Marijuana ini berupa biji, bunga, batang, dan daun kering tanaman Cannabis sativa atau Cannabis indica, biasa disebut ganja. Jenis narkoba ini paling banyak digunakan di Indonesia. Saat ingin mengonsumsi, para pengguna melinting atau memasukkannya ke dalam rokok maupun pipa (bong).

Supaya menghindari asap dari ganja, mereka menggunakan alat penguap (vaporizer) atau disebut juga bong yang dapat menarik zat-zat aktif termasuk tetrahydrocannabiol (THC) dan uap terkumpul di penyimpanan. Uap tersebutlah yang akan dihirup, bukan asapnya. Pengguna biasanya akan merasakan efeknya setelah 30 menit1 jam setelah pemakaian.

Kandungan zat tetrahydrocannabiol (THC) dalam marijuana akan melalui paru-paru dengan cepat ke aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh, memberikan efek seperti:

Denyut jantung meningkat

Suasana hati berubah

Sulit berkonsentrasi

Rasa takut dan sedih berlebihan

Tidak dapat berpikir

Tidak jelas berbicara

Hilang ingatan jangka pendek

Terganggunya gerakan tubuh

Tidak sadar waktu

Sensitif dengan rangsangan tapi sulit bereaksi terhadapnya

Sedangkan efek jangka panjang seseorang mengonsumsi ganja adalah:

Menurunkan daya tahan tubuh

Merusak jaringan paru-paru

Gangguan kesuburan dan janin

Gangguan kejiwaan

Menurunkan daya ingat dan berpikir

Memengaruhi kinerja otak

Gangguan pernapasan

Denyut jantung meningkat

Halusinasi

Paranoid

2. Heroin atau putau.

5 Jenis narkoba di Indonesia, dampak buruk, pencegahan & penyembuhan

Heroin berbentuk serbuk putih, mengonsumsinya bisa menyebabkan kecanduan hingga kematian (foto: pixabay/B_A)

Heroin diproses dari morfin, asalnya dari ekstrak benih biji tanaman Opium poppy. Bentuknya berupa serbuk berwarna putih dan sangat pahit untuk yang murni, atau kecokelatan yang telah dicampur gula pati, susu bubuk atau kina. Ada pula black tar heroin yang lengket dan keras yang diproduksi di Meksiko.

5 Jenis narkoba di Indonesia, dampak buruk, pencegahan & penyembuhan

Tanaman Opium poppy dengan bunga berwarna pink (foto: pixabay/TheOtherKev)

Para pemakai mengonsumsi heroin biasanya dengan memasukkan ke dalam rokok, dihisap, atau memanaskan di atas sendok kemudian menyuntikkan ke tubuh.

Efek jangka pendek dari menggunakan heroin, antara lain:

Euphoria atau sensasi bahagia tiba-tiba

Merasa ngantuk

Demam

Fungsi jantung lambat

Napas melambat

Mual, gatal dan mulut kering

Kerusakan otak permanen

Koma, hingga kematian

Efek jangka panjang penggunaan heroin:

Organ tubuh rusak permanen seperti jantung, hati dan ginjal

Insomnia

Gangguan pada janin hingga keguguran

Gigi rusak, gusi bengkak

Sistem kekebalan tubuh menurun dan rawan terserang penyakit

Fungsi seksual menurun

Otak kekurangan oksigen

Infeksi katup jantung

Tidak nafsu makan, tubuh lemah hingga kurang gizi

Kecanduan berujung kematian

3. Kokain.

5 Jenis narkoba di Indonesia, dampak buruk, pencegahan & penyembuhan

Efek mengonsumsi kokain berupa euphoria hingga depresi berat bagi pemakainya (foto: pixabay/stevepb)

Kokain adalah senyawa sintetis yang mampu memicu metabolisme sel tubuh jadi sangat cepat. Berasal dari tumbuhan Erythroxylum coca atau koka, biasa dijual berbentuk serbuk.

Efek jangka pendek seseorang menggunakan kokain, seperti:

Euphoria

Gangguan tidur

Tidak nafsu makan

Paranoid

Detak jantung meningkat

Cemas dan gampang marah

Efek jangka panjang yang dirasakan bagi pemakai kokain, antara lain:

Organ tubuh seperti ginjal, paru-paru, hati dan jantung mengalami gangguan

Hilang nafsu makan hingga kekurangan gizi

Pembuluh darah di otak dan jantung rusak

Gangguan kesuburan

Hasrat seksual menurun

Depresi berat

Kecanduan hingga kematian

4. Shabu.

5 Jenis narkoba di Indonesia, dampak buruk, pencegahan & penyembuhan

Shabu berbentuk seperti kristal putih, jenis narkoba yang populer di Indonesia (foto: https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/narkoba-terpopuler-di-indonesia-apa-efeknya-pada-tubuh/)

Shabu atau shabu-shabu disebut juga metamfetamina. Berbentuk mirip kristal dan berwarna putih, pahit, dan tidak beraroma. Shabu memiliki efek stimulan yang sangat adiktif. Mengonsumsinya dengan cara melarutkan dalam air atau alkohol dan disuntikkan, dimasukkan dalam rokok, dihisap, atau dimakan.

Efek euphoria dari mengonsumsi shabu berlangsung singkat membuat pengguna mengonsumsinya berkali-kali. Dalam jangka pendek, berikut efek penggunaan shabu:

Euphoria

Tekanan darah meningkat

Insomnia

Jantung berdetak cepat, napas cepat

Hipertermia atau meningkatnya suhu tubuh dengan drastis

Dampak jangka panjang yang dirasakan berupa:

Hilang ingatan

Konsentrasi berkurang

Struktur dan fungsi otak berubah

Menurunnya nafsu makan

Berat badan menurun hingga kekurangan gizi

Paranoid, halusinasi

Mood swing atau gangguan suasana hati

Menurunnya kemampuan berpikir

Kecanduan

5. Ekstasi.

5 Jenis narkoba di Indonesia, dampak buruk, pencegahan & penyembuhan

Bahaya pil dan tablet ekstasi dapat menyebabkan kecanduan bagi penggunanya (foto: https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/narkoba-terpopuler-di-indonesia-apa-efeknya-pada-tubuh/)

Ekstasi, XTC atau inex, yaitu bahan kimia sintetis memberikan efek stimulan dan halusinogen.
Awalnya, ekstasi digunakan sebagai obat meningkatkan mood dan diet. Namun, karena berpotensi sebagai agen perusak otak, AS Drug Enforcement (DEA) telah melarang penggunaannya. Pemakai akan merasakan efeknya setelah 30 menit pemakaian.

Ekstasi berbentuk pil atau tablet, dengan efek jangka pendek seperti:

Keringat dingin

Gangguan penglihatan

Insomnia

Demam dan pusing

Tidak nafsu makan

Tekanan darah meningkat

Denyut jantung meningkat

Kram otot dan tremor

Otot wajah menjadi kaku

Jika mengonsumsi ekstasi dalam jangka panjang akan berakibat:

Paranoid

Depresi berat

Gangguan kecemasan

Insomnia

Serangan panic

Linglung

Sulit membedakan kenyataan dengan khayalan

Kecanduan, overdosis hingga kematian

Orang yang sudah kecanduan narkoba akan sulit lepas dari jeratannya. Tapi, masih ada cara membantu seseorang yang kecanduan dilansir dari bnn.go.id, berikut 4 langkahnya:

1. Pemeriksaan.

Yang pertama dokter dan terapis mengecek kondisi si pengguna, sejauh mana kecanduan dan efek samping yang ditimbulkan. Kalau si pengguna sampai mengalami gangguan perilaku hingga depresi, terapis akan menyembuhkan dan melakukan rehabilitasi.

2. Detoksifikasi.

Pada masa detoksifikasi ini pengguna harus berhenti total menggunakan narkoba. Memang akan sulit dan menyiksa bagi si pengguna karena sebelumnya telah biasa mengonsumsi. Tapi, dokter akan memberikan obat untuk bantu meringankan efek tidak enak tersebut.

Pecandu juga harus banyak minum air putih dan mengonsumsi makanan bergizi untuk menyembuhkan kondisi tubuhnya. Tingkat kecanduan dan niat yang kuat dari si pengguna akan menentukan lama tidaknya dia melewati masa ini.

3. Stabilitas.

Pecandu narkoba akan menjalankan tahap stabilitas setelah melewati masa detoksifikasi. Dalam tahap ini, dokter akan memberikan resep obat untuk membantu memulihkan si pengguna dalam jangak panjang.

Rencana-rencana ke depan pun akan diarahkan bagi penguna agar tetap menjaga kesehatan mentalnya dan tidak terjerumus lagi menggunakan narkoba.

4. Pengelolaan aktivitas.

Saat sudah keluar dari rehabilitasi, mantan pengguna akan kembali ke masyarakat dan melakukan aktivitas normal. Peran keluarga dan orang-orang terdekatnya sangat penting dalam membantu mengawasi orang tersebut agar tetap menjalankan rutinitasnya dengan baik.

Jika tidak ada dukungan dari lingkungan sekitar, tentu akan sulit bagi seorang mantan pengguna menjalankan kesehariannya dan tidak ada jaminan dia tidak akan mengonsumsi lagi barang haram tersebut. Terutama, jika dia masuk lagi dalam pergaulan yang salah. Tentu kita tidak mau kan, orang-orang terdekat mengalami hal itu?

Balai Besar Rehabilitasi.

Badan Narkotika Nasional (BNN) membuka layanan rehabilitasi untuk membantu para pecandu narkoba agar sembuh total dan bisa kembali ke masyarakat. Layanan rehabilitasi ini bernama Balai Besar Rehabilitasi yang terletak di Bogor. Di sana, para pecandu akan disembuhkan baik dari segi fisik maupun mental.

Bagi mereka yang ingin sembuh atau anggota keluarga ada yang mengalami kecanduan narkoba, bisa mendaftarkan pada situs resmi http://rehabilitasilido.bnn.go.id atau daftar rehabilitasi online. Bisa juga melalui rumah sakit, puskesmas, dan lembaga rehabilitasi medis.

Balai Besar Rehabilitasi memberikan layanan yang lengkap untuk menyembuhkan para pecandu, di antaranya:

1. Rehabilitasi medis.

Layanan ini meliputi pengecekan kesehatan, detoksifikasi, penanganan efek buruk penggunaan narkoba, rawat jalan, psiko terapi, dan sebagainya.

2. Rehabilitasi sosial.

Dalam tahap ini kegiatannya berupa seminar, terapi kelompok, konseling individu, static group, dan lain-lain.

3. Kegiatan kerohanian.

Aktivitas kerohanian dalam rehabilitasi ini bertujuan untuk menguatkan mental si pecandu narkoba agar semakin niat untuk sembuh dan tidak terjerumus lagi.

4. Peningkatan kemampuan.

Banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan para pengguna narkoba di lembaga rehabilitasi ini, salah satunya aktivitas yang mengasah skill mereka. Selain untuk mengalihkan pecandu dari rasa tak nyaman selama masa penyembuhan, kegiatan mengasah skill tentu akan meningkatkan kepercayaan diri mereka nantinya.

Selain itu, terdapat juga layanan seperti terapi psikologi, konseling untuk keluarga pecandu, hiburan, rekreasi dan banyak lagi. Semua layanan dari lembaga rehabilitasi ini tidak dipungut biaya alias gratis.

Ada beberapa cara untuk menolak ajakan teman agar tidak terjerumus narkoba, antara lain:

1. Berani katakan 'tidak'.

Siapa pun yang mengajak, baik teman, sahabat, ataupun keluarga sendiri, harus berani untuk menolak dan berprinsip untuk tidak menggunakan narkoba. Kuatkan pertahanan, jangan mudah tergoda bujukan dan rayuan, apalagi dengan alasan setia kawan, cuma sekali, dan sebagainya.

2. Kuat mental.

Jika ajakan menggunakan narkoba terus datang, tetap kuatkan mental untuk selalu menolak. Ingatlah kerugian diri yang bisa timbul akibat mengonsumsi narkoba yang sulit hanya sekali coba tersebut. Mungkin awalnya susah untuk menjaga pertahanan, tapi kalau terus berusaha, kamu pasti bisa.

3. Tidak takut ditinggal teman.

Teman yang baik tentu tidak akan menjerumuskan kamu ke hal yang buruk seperti narkoba. Pintarlah memilih teman bergaul. Lebih baik kehilangan teman yang membawa keburukan, daripada harus terjerat narkoba yang merusak masa depan.

Ingat selalu, guys, "Say No to Drugs!"