Jika berbicara mengenaimedia sosial tentu saja sudah tidak asing lagi. Di zaman sekarang, siapa yang tidak memiliki media sosial? Media sosial merupakan hal yang sangat umum. Orang-orang mungkin akan merasa aneh jika seseorang tidak memiliki satu akun media sosial apa pun. Fungsinya yang berawal sebagai media bersosialisasi mengalami perubahan dan peningkatan hingga bisa menjangkau aktivitas seseorang dalam banyak hal.

Dengan media sosial, orang bisa menjual dan membeli berbagai barang, mencari pekerjaan, atau memamerkan kemampuan dan bahkan menjadi platform portofolio sebagai deskripsi diri. Pembahasan di media sosial pun tidak lagi tentang hal-hal yang remeh, tapi bisa menyangkut apa pun. Yang tidak jarang pula menimbulkan masalah bagi sebagian orang. Semakin banyak yang dibahas, semakin banyak orang, tentu semakin besar pula kemungkinan masalah yang bisa ditimbulkan.

Lalu, apakah media sosial penuh dengan masalah? Adanya masalah ataupun tidak tergantung bagaimana setiap orang menggunakannya. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya kita mulai belajar cara menggunakan media sosial secara bijak agar terhindar dari drama atau konflik yang melelahkan.

Pada dasarnya manfaat media sosial media adalah wadah silaturahmi bagi setiap penggunanya. Silaturahmi sendiri merupakan aktivitas yang dianjurkan oleh agama Islam. Hukum silaturahmi menurut Islam sendiri adalah wajib. Kamu bisa bayangkan bukan sebelum adanya media sosial untuk menjalin silaturahmi jarak jauh itu rasanya sangat sulit? Dengan adanya kemajuan teknologi, aktivitas silaturahmi bisa tetap terjalin meskipun anda terpisahkan jarak yang jauh dengan orang tua, keluarga, saudara, dan teman.

Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam: 'Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,' maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Sungguh dia telah diberi taufik,' atau 'Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi yang engkau katakan?' Lalu orang itu pun mengulangi perkataannya. Setelah itu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakkan salat, membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahmi.' Setelah orang itu pergi, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga'." (HR Bukhari dan HR. Muslim dari Abu Ayyub al-Anshari)

Terlepas dari itu, media sosial juga tak jarang banyak yang menyalahgunakan sehingga dapat merugikan orang tersebut atau bahkan merugikan orang lain. Dalam hal ini ada beberapa tips dan cara bijak dalam menggunakan media sosial sebagai berikut.

1. Tidakmembagikan informasi pribadi.

Di zaman sekarang ini, orang-orang bisa mendapatkan informasi mengenai seseorang dengan cepat. Pada hakikatnya, tidak masalah jika informasi tersebut tidak digunakan untuk hal-hal yang merugikan. Tetapi dengan banyaknya kasus kriminal saat ini, kamu perlu berhati-hati. Terlebih lagi jika membagikannya di media sosial, yang melihat tidak satu atau dua orang, tapi bisa ribuan hingga jutaan.

Kita tidak pernah tahu informasi mana yang bisa menjadi sumber masalah dan dimanfaatkan orang untuk hal-hal yang tidak baik. Maka dari itu, sebisa mungkin hindari membagikan informasi mengenai kehidupan pribadi, seperti alamat rumah, kantor, atau detail dan jadwal kehidupan sehari-hari.

Selain itu, alangkah baiknya juga kita lebih memperhatikan konten postingan kita, hindari postingan yang di dalamnya dapat berpotensi mengandung unsur riya. Dalam Alquran ditegaskan bahwa riya dapat menimbulkan kerugian di akhirat kelak bagi kita.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. Al-Baqarah: 264)

2. Memilah-milah teman di jejaring sosial.

Poin utama yang ingin disampaikan di sini adalah bertujuan untuk mencegah tindakan-tindakan yang tidak diinginkan, terutama hal-hal yang merugikan kita ataupun orang lain. Maka dari itu kita dituntut bijak dalam memilih teman di jejaring sosial.

Bagi anak milenial punya banyak pengikut mungkin sesuatu yang membanggakan, tapi memiliki banyak teman di media sosial tidak selalu bermanfaat. Akan lebih baik kita mulai menyaring teman di media sosial dan pastikan berteman dengan orang yang memang dikenal. Hal ini bertujuan untuk mengurangi informasi pribadi yang tersebar secara luas demi menghindari kejahatan atau tindakan yang merugikan.

3. Cegah akun-akun negatif untuk muncul di beranda.

Di zaman yang serba cepat ini, apakah kamu merasa terlalu banyak informasi yang dibagikan di media sosial? Terlebih lagi, tidak semua informasi tersebut baik dan berguna. Tak jarang pula berbagai informasi negatif bertebaran di dunia maya hingga meresahkan. Bagaimana tidak, kamu terpapar oleh banyak konten negatif dengan kalimat yang mengandung kebencian dan provokatif.

Nah, jika menemukan akun atau postingan seperti itu, lebih baik hindari dan jangan berlama-lama membacanya. Jika perlu, laporkan dan blokir. Jangan ikut terjebak dengan berkomentar, kamu hanya akan membuat waktu dan tenagamu terbuang percuma.

4. Periksa dan klarifikasi kembali sebelum membagikan konten.

Media sosial tidak akan lengkap tanpa adanya gambar atau video yang dibagikan. Namun, dengan banyaknya berita palsu yang berkeliaran, lebih baik klarifikasi dan pastikan kebenaran berita sebelum kamu unggah. Tidak hanya untuk berita sehari-hari, pastikan juga kita menahan diri mengomentari kehidupan orang lain.

Jangan bagikan konten atau berkomentar yang membuatmu akan terjebak dalam masalah. Seperti mengomentari bentuk tubuh orang lain secara negatif (body shaming) meski hanya untuk bahan bercandaan. Sekalipun terlihat sederhana, melakukan body shaming kini sudah diatur dalam perundang-undangan. Body shaming sendiri bisa berupa hinaan atau ejekan terhadap bentuk, wajah, warna kulit, atau postur seseorang, diatur dalam UU Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 45 ayat 1 dan Pasal 27 ayat 3.

Maka dari itu, jika tidak yakin dan hanya ingin ikut mengomentari, lebih baik tahan diri. Untuk menjadi pengguna media sosial yang bijak, kamu tidak boleh mudah tergoda mengomentari sesuatu yang tidak diketahui kebenarannya. Dalam Alquran ditegaskan juga sebagaimana allah melarang mencela dan mengolok-ngolok sesama manusia.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al Hujuraat :11)

5. Gunakan untuk pengembangan diri.

Sebuah media sosial juga menawarkan hal positif. Salah satunya sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan diri. Gunakan media sosial untuk bergabung dalam komunitas, mencari informasi workshop, dan menjadi tempat berdiskusi mengenai hal-hal yang kamu sukai. Lebih dari itu, media sosial juga bias dijadikan platform untuk berbisnis yaitu sebagai media pemasaran produk atau jasamu. Jadikan media sosial sebagai media untuk bertemu dan belajar dari orang-orang hebat lainnya. Jika menyibukkan diri dengan yang baik, kamu pasti tidak punya waktu untuk hal-hal yang negatif.

Dalam kesimpulan kali ini, sebisa mungkin jangan berlebihan dalam menggunakan media sosial. Jangan sampai media sosial disalahgunakan dengan cara kebebasan berekspresi yang dapat memicu kebencian dan permusuhan. Jika berlebihan, hasilnya pasti tidak baik. Selain itu, usahakan penggunaannya berkaitan dengan hal-hal yang positif sesuai dengan kaidah-kaidah Islam.