Saat ini di dunia maya tengah viral sebuah petisi dukungan menghapus skripsi yang ditandatangani puluhan ribu orang untuk mendesak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menghapus kebijakan itu. Alasan para mahasiswa tersebut membuat petisi penghapusan skripsi karena kesulitan ketika mengambil data penelitian di lapangan akibat himbauan physical distancing. Dan juga gangguan dalam pembimbingan terkait dengan biaya kuota dan kekuatan jaringan internet. Sehingga mereka meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan kebijakan pengganti penyelesaian skripsi.

Sontak saja, viralnya petisi dukungan hapus skripsi ini menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Pihak yang pro menyatakan bahwa situasi dan kondisi saat ini yang tengah pandemik Covid-19 telah menyulitkan mereka dalam penyelesaian skripsi, dan mengkhawatirkan kualitas karya skripsi mereka nantinya bila hal ini dipaksakan. Sementara pihak yang kontra, menganggap bahwa permintaan itu cenderung mengada-ada dan tidak berdasar.

Salah satunya datang dari gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang meminta mahasiswa untuk menuntaskan skripsi mereka dan jangan membuat banyak alasan. Hal yang sama juga diutarakan oleh Najwa Shihab, presenter televisi yang terkenal dengan acara Mata Najwa. Ia menyatakan UN memang dibatalkan, tapi skripsi jalan terus dan jangan banyak alasan. Najwa Shihab pun meminta mahasiswa untuk tidak menanyakan hal ini pada pak Menteri.

Tulisan ini bertujuan untuk menjawab kerisauan yang dialami mahasiswa, khususnya jurusan Ilmu Komunikasi terkait dengan metode pengumpulan data penelitian. Mau tidak mau, suka tidak suka, bagi mahasiswa yang tengah melakukan skripsi adalah melanjutkan penelitian yang sudah dimulai.

Untuk penelitian yang data primernya diperoleh melalui wawancara, dapat menggunakan berbagai aplikasi teknologi ketika melakukan wawancara. Jadi wawancara dapat dilakukan dengan video call menggunakan aplikasi WA, Zoom, Skype. Yang terpenting ada bukti telah dilakukan wawancara dalam pengumpulan data penelitian. Sementara bagi mahasiswa yang masih kebingungan akan melakukan penelitian apa, berikut akan diuraikan sejumlah ide penelitian yang aman dilakukan saat pandemic Corona.

1. Penelitian dengan menggunakan analisis framing.

Secara sederhana analisis framing adalah penelitian yang bermaksud untuk mengetahui bagaimana media membingkai sebuah peristiwa dalam pemberitaan yang mereka rilis. Tentu saja ketika melakukan pembingkaian peristiwa, seorang wartawan akan dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi dan kebijakan politis dari institusi media tempatnya bekerja. Sehingga bisa saja dari sekian banyak isu di masyarakat, media akan menyeleksi isu tertentu dan menuliskannya sesuai dengan perspektifnya.

Peneliti yang menggunakan analisis framing mengumpulkan data penelitiannya dengan mendokumentasikan berita tentang isu tertentu dengan periode tertentu. Sehingga peneliti dapat melakukan pengumpulan data di rumah saja tanpa harus keluar rumah. Setelah data terkumpul, peneliti dapat menganalisis berita-berita tersebut dengan mengunakan model perangkat framing yang tersedia, mulai dari model Robert N. Entman, William Gamson, Zhongdang Pan and Kosicki serta Murray Edelman.

2. Penelitian dengan menggunakan analisis semiotika.

Penelitian dengan menggunakan analisis semiotika adalah penelitian terkait dengan tanda yang ada dalam sebuah teks. Teks yang dapat dianalisis misalnya saja scene film, iklan, novel, poster.

Semiotika sendiri didefinisikan sebagai studi tentang tanda dan cara tanda itu bekerja. Fokus perhatian semiotika adalah mengkaji dan mencari tanda tanda dalam wacana serta menerangkan maksud dari tanda tanda tersebut. Di samping itu juga mencari hubungannya dengan ciri-ciri tanda itu untuk mendapatkan makna signifikansinya atau makna tersirat dan tersurat di balik tanda.

Tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain, dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan, dan lain-lain. Seperti halnya analisis framing, analisis semiotika juga dapat dianalisis dengan menggunakan berbagai model, mulai dari model Saussure, Charles Sanders Morris dan Roland Barthes.

3. Penelitian dengan menggunakan analisis isi.

Analisis isi adalah penelitian yang berupaya membahas secara mendalam isi suatu informasi tertulis atau tercetak di media. Metode ini dapat digunakan untuk menganalisa semua bentuk komunikasi, baik surat kabar, media online, iklan televisi, radio maupun semua bahan bahan dokumentasi lainnya.

Secara garis besar ada dua jenis analisis isi, yakni analisis isi kuantitatif dan analisis isi kualitatif. Prinsip analisis isi kuantitatif adalah prinsip obyektivitas yang diukur dari penyusunan kategorisasi. Metode yang diterapkan dalam analisis isi haruslah tersistematisasi, di mana mulai unit analisis yang diteliti sampai pembuatan kategorisasi dan operasionalisasi tidak tumpang tindih. Pesan pesan yang tampak tadi haruslah dapat dikuantifikasi untuk mendapatkan frekuensi penghitungan pesan pesan yang dimaksudkan.

Sebaliknya, analisis isi kualitatif lebih banyak digunakan untuk meneliti dokumen yang dapat berupa teks, gambar, simbol dan sebagainya untuk memahami budaya dari suatu konteks sosial tertentu. Dokumen dalam analisis isi kualitatif ini merupakan metode analisis yang integrative dan lebih secara konseptual untuk menemukan, mengidentifikasi, mengolah dan menganalisis dokumen untuk memahami makna, signifikansi, dan relevansinya.

4. Penelitian dengan menggunakan studi kepustakaan.

Studi kepustakaan adalah kegiatan menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang menjadi obyek penelitian. Informasi tersebut dapat diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, tesis, disertasi, ensiklopedia, internet dan sumber sumber lain. Dengan studi pustaka, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran pemikiran yang relevan dengan penelitiannya. Secara sederhana studi kepustakaan memuat uraian sistematis tentang kajian literatur dan hasil penelitian sebelumnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan dan diusahakan menunjukkan kondisi mutakhir dari bidang ilmu tersebut (state of the art).

Sebenarnya, selain empat metode penelitian tersebut masih terdapat metode metode lain yang dapat dilakukan mahasiswa tanpa harus keluar rumah. Namun, bagi para mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi yang sedang kesulitan menentukan penelitian untuk skripsinya ditengah pandemi Corona saat ini, keempat metode penelitian diatas sekiranya dapat menjadi ide awal. Keempat metode penelitian di atas, dapat dilakukan tanpa harus keluar rumah. Oleh karena data primer penelitian tersebut dilakukan melalui dokumentasi teks yang dapat diperoleh melalui media internet.