Marah merupakan suatu perasaan yang lumrah terjadi pada setiap manusia atas ketidaksesuaiannya akan suatu keadaan yang mendorong perasaan kecewa, kesal, dan emosi. Tetapi, setiap manusia juga diberikan oleh Allah SWT hati yang condong pada ketakwaan dan ketaatan. Oleh sebab itu, ketika marah menguasai diri seseorang, maka sifat takwa dapat muncul secara tiba-tiba untuk meredam amarah tersebut.

Tetapi tidak semua manusia dapat menahan rasa amarah dan memunculkan sifat takwa dalam dirinya saat dia dalam keadaan emosi atau marah. Padahal, ada beberapa hadis Rasulullah SAW yang menjelaskan bahwa menahan amarah akan mendatangkan beragam pahala dan juga Allah sangat menyukai orang yang dapat menahan amarahnya dengan baik. Selain itu, menahan amarah juga dapat menjadikan keadaan menjadi lebih baik dan tidak menimbulkan masalah yang semakin besar.

Berikut penjelasan hadis-hadis tentang menahan amarah dari Rasulullah SAW.

1. Menjadi kebanggaan Allah SWT di hari kiamat.

4 Hadis ini menjelaskan tentang baiknya menahan amarah

Setiap orang sangat ingin dibanggakan atau disenangi dan dipuji oleh orang lain atas apa yang dapat ia lakukan. Tentunya menjadi kebanggaan Allah SWT juga merupakan suatu keinginan setiap umat muslim. Orang yang dapat menahan amarahnya akan menjadi kebanggaan Allah SWT pada hari kiamat di hadapan seluruh umat manusia yang hadir untuk menyaksikan. Selain itu, Allah juga menganugerahinya bidadari yang cantik jelita dan suci untuk dipilih sebagai pendampingnya di kehidupan akhirat. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW yang artinya:

Nabi SAW bersabda,"Barangsiapa yang menahan marah padahal dia mampu untuk melampiaskannya maka Allah SWT akan memanggilnya (membanggakannya) pada hari kiamat di hadapan semua manusia hingga (kemudian) Allah SWT membiarkannya memilih bidadari bermata jeli yang disukainya.(HR. Abu Daud).

2. Menahan amarah merupakan salah satu wasiat Nabi.

4 Hadis ini menjelaskan tentang baiknya menahan amarah

Nabi Muhammad SAW kerap kali memberikan beberapa wasiat kebaikan untuk umatnya. Wasiat tersebut diberikan Nabi agar umat muslim dapat menjalani kehidupan di dunia sesuai dengan tuntunan Nabi agar umatnya tidak berada dalam kesesatan dan kebodohan saat sepeninggalannya. Dari begitu banyaknya wasiat yang diberikan Nabi, salah satunya adalah wasiat yang menyatakan untuk tidak marah. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah yang artinya:

Abu Hurairah mengatakan bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW,Berilah aku wasiat. Beliau menjawab, Janganlah kamu marah. Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi SAW (kerap kali) menjawab, Janganlah kamu marah. (HR. Bukhari).

3. Orang yang menahan amarah adalah orang yang tangguh.

4 Hadis ini menjelaskan tentang baiknya menahan amarah

Jika menurut pandangan kita orang yang tangguh atau perkasa itu adalah orang yang memiliki otot besar seperti seorang petinju, kekuatan besar untuk mengalahkan musuh, ataupun memiliki senjata yang hebat untuk menunjukkan betapa kuat dirinya dan tidak terkalahkan, maka tidak begitu menurut Nabi SAW. Menurut Nabi, orang yang tangguh dan perkasa adalah orang yang dapat menahan amarah. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah yang artinya:

Nabi pernah bertanya kepada para sahabat Siapa yang kalian anggap sebagai orang yang perkasa? Kami menjawab, Dia yang tidak bisa dikalahkan keperkasaannya oleh siapa pun. Nabi SAW meluruskan, Bukan demikian. Orang yang perkasa adalah orang yang bisa menahan dirinya ketika marah. (HR. Muslim).

4. Marah dapat merusak iman.

4 Hadis ini menjelaskan tentang baiknya menahan amarah

Marah dapat merusak keimanan seseorang. Apabila keimanan seseorang telah rusak, maka secara tidak langsung akan berdampak pada dirinya dan akan memperburuk akhlaknya. Sedangkan Allah tidak menyukai orang-orang yang memiliki akhlak buruk dan tidak menyukai orang-orang yang menyebabkan permasalahan dalam kehidupannya sendiri maupun kehidupan orang lain. Oleh sebab itu Nabi berkata bahwa marah itu dapat merusak iman, agar ummatnya lebih mengutamakan untuk menahan amarah daripada menunjukkan kemarahan. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah yang artinya:

Marah itu dapat merusak iman seperti pahitnya jadam merusak manisnya madu. (HR. Baihaki).