Kunjungan Presiden Korea Selatan ke Indonesia baru-baru ini semakin memperkuat hubungan kerja sama kedua negara. Investasi dan kerja sama Korea Selatan di Indonesia pun sudah merambah berbagai industri. Salah satunya industri perfilman yang saat ini semakin berkembang.Berikut ini adalah 5 film layar lebar hasil kerja sama sineas Indonesia dengan rumah produksi asal negeri ginseng.

1. A Copy of My Mind (2015)

Beralih ke genre drama, film karya Joko Anwar ini mendapatkan bantuan dana produksi sebesar $10 ribu dari CJ Entertainment Award dalam Asian Project Market di Busan International Film Festival 2014. "A Copy of My Mind" pun sukses menembus pasar internasional.Film yang dibintangi Chicco Jerikho dan Tara Basro ini tampil di festival film ternama dunia, seperti Venice Film Festival 2015 dan Toronto International Film Festival 2015 sebelum tayang di Indonesia pada Februari 2016.

2. Catatan Dodol Calon Dokter (2016)

Film yang diangkat dari novel karangan Ferdiriva Hamzah ini digarap oleh Ifa Isfansyah dan dibintangi pemeran ternama, seperti Adipati Dolken, Tika Bravani, dan Aurelie Moeremans. Film yang rilis Oktober 2016 ini diproduksi oleh rumah produksi Radikal Films dari Indonesia bersama CJ Entertainment dari Korea Selatan. Film bergenre komedi ini juga sempat tampil di Tokyo International Film Festival 2016.

3. Sweet 20 (2017)


Film bergenre komedi ini merupakan adaptasi resmi dari film Korea berjudul "Miss Granny" yang disutradarai Ody C. Harahap. Tak mengherankan apabila produksi film ini melibatkan rumah produksi dari dua negara, yaitu Starvision Plus dari Indonesia dan CJ Entertainment dari Korea Selatan. Film yang menampilkan Tatjana Saphira berhasil meraup lebih dari 1 juta penonton dan mendapatkan 9 nominasi Festival Film Indonesia (FFI) 2017.

4. Pengabdi Setan (2017)


Selain Rapi Films dari Indonesia, reboot film Pengabdi Setan yang dirilis September 2017 lalu juga turut melibatkan rumah produksi Korea Selatan, CJ Entertainment. Kerja sama ini menjadikan Pengabdi Setan sebagai film Indonesia pertama yang menggunakan teknologi 4DX dari Korea. Dengan teknologi ini, penonton bisa merasakan sensasi gerak, hembusan angin, cipratan air, asap, dan wewangian sehingga pengalaman menonton menjadi lebih nyata. Film ini pun dinobatkan sebagai film horor terlaris sepanjang masa dan peringkat pertama film terlaris tahun 2017. Tidak sampai di situ, film garapan Joko Anwar ini juga berhasil meraih 13 nominasi FFI 2017, termasuk untuk kategori film terbaik.