Techbology is a useful servant but a dangerous master" -Christian Lous Lange

Pada siang hari di rumah makan sederhana, saya bersama keluarga sedang ingin makan bersama di luar karena pada hari itu sedang libur. Ayah yang telah memesan makanan untuk saya dan ibu langsung memanggil pelayan, kami menunggu makanan tersebut datang. Suasana di dalam pun terasa hening, namun saya dan ibu merasa heran, ayah yang selepas memesan makanan dan bermain gadget pun tertawa sendiri sampai makanan yang kami pesan akhirnya sampai.Kami mulai memakan makanan tersebut tetapi ayah yang masih bermain gadget belum menyentuh makananya sedikit pun. Ibu yang kesal merebut gadget ayah dan meletakannya di meja. Ayah berkata Ibu, kenapa gadget ayah diambil. "Ibu hanya ingin liburan ini terasa nyaman tanpa gadget, ayolah yah ini kan liburan kita, kenapa ayah asik sendiri dengan gadget-nya, jawab ibu.

Apakah gadget itu penting?

Rizki Syaputra, Dhani (2013) menyimpulkan bahwa dengan menggunakan gadget yang berteknologi canggih, anak-anak dengan mudah dan cepat untuk mendapatkan informasi mengenai tugasnya di sekolah. Misalnya kita ingin browsing internet di mana saja dan kapan saja yang ingin kita ketahui. Dengan demikian dari internet kita bisa menambah ilmu pengetahuan.

Namun gadget juga dapat mempunyai pengaruh negatif bagi si penggunanya. Apabila salah menggunakan gadget, memakai gadget di luar batas wajar layaknya seperti menonton video porno, bermain game, dan membuka situs-situs dewasa akan menyebabkan kecanduan yang sulit untuk dihilangkan. Ada baiknya jika gadget digunakan dengan baik, seperti sekadar mencari informasi dan menambah wawasan.

Memang pada awalnya teknologi komunikasi bergerak sangat pesat. Dulu pada masa-masa perang dunia kita mengenal telegram sebagai media untuk mengirim pesan teks. Lalu kemudian kita mengenal pager pada generasi yang baru saja kita lewati. Untuk komunikasi suara, awalnya kita menggunakan telepon yang sifatnya fixed lalu berkembang menjadi telepon bergerak. Namun belakangan ini teknolongi komunikasi sudah mampu menyajikan paket yang lebih komprehensif. Teknologi multimedia mampu menyatukan semua paket komunikasi yang pada awalnya terpisah-pisah, sehingga pesan yang disampaikan jauh lebih hidup.

Belakangan ini vendor aplikasi sosial media semakin gencar menyasar masyarakat. Dulu hanya gadget high end saja yang bisa digunakan untuk bersosmed ria. Namun belakangan ini, pengguna middle end pun sudah bisa menikmati layanan berbagai aplikasi sosmed dengan mengeluarkan beberapa rupiah saja. Dampaknya, setiap orang semakin tenggelam dengan gadget-nya masing-masing untuk bersosialisasi dengan orang lain yang jauh di sana. Namun ada beberapa dampak negatif dari penggunaan gadget ini terhadap si pengguna.

1. Anak bisa kecanduan gadget.

Gadget kini menjadi media yang memungkinkan kita untuk mengakses berbagai informasi di mana pun dan kapan pun sehingga menambah wawasan dan pengetahuan. Bahkan, kini anak-anak sudah tak asing dengan barang ini. Mereka biasa mengakses internet untuk hiburan, maupun sebagai sarana untuk mengerjakan tugas sekolah mereka (Nafisa, 2017).

Pengaruh gadget terhadap anak yaitu menyebabkan kecanduan dan ketergantungan. Hal ini tentunya akan berdampak negatif terhadap perkembangan fisik dan motorik anak. Ketika si kecil asyik bermain gadget biasanya lupa makan sehingga asupan nutrisi untuk menunjang pertumbuhannya terganggu. Selain itu, kecanduan gadget juga akan berdampak terhadap kepribadian anak sehingga lebih cenderung memiliki sifat tertutup dan tidak bersosialisasi.

2. Jadi individualis dan membuang waktu.

Anti Social Behaviour atau individualis merupakan dampak negatif gadget yang disebabkan karena penyalahgunaan gadget itu sendiri. Hal ini terjadi ketika seseorang merasa gadget adalah hal satu-satunya yang paling penting dalam hidupnya, sehingga dia melupakan keadaan di sekitarnya. Akan muncul ketidakpedulianya terhadap lingkungan di sekitarnya. Satu-satunya hal yang menarik perhatianya hanyalah gadget yang ia gunakan.

Akibat yang timbul ialah dia menjadi jarang berinteraksi dengan orang-orang yang berada di lingkungan sekitarnya, sehingga kemampuan interpersonal dan emosionalnya pun terhambat dan tidak akan berkembang. Dampak terburuk yang akan timbul, dia akan kesulitan bersosialisasi dan menjalin relasi dengan orang-orang di sekitarnya.

3. Kekerasan atau violence.

Perkembangan gadgetberupaadanyajaringaninternetyang sekarang mudah diakses membuat para pembuat situs berupaya menjual situs yang mereka buat. Salah satu cara yang dapat menarik perhatian yaitu dengan cara menampilkan kekejaman dan kesadisan. Biasanya tampilan seperti ini banyak terdapat pada aplikasigame.

Pada sebuah penelitian yang menyatakan bahwagameyang dimainkan dikomputer/laptopyang menampilkan unsur kekerasan memiliki sifat menghancurkan yang lebih besar dibanding kekerasan yang ada di televisi ataupun kekerasan dalam kehidupan nyata sekali pun. Biasanya anak-anak dan remaja yang akan lebih mudah terpengaruh, sehingga bisa menimbulkan kurangnya sensitivitas terhadap sesama, memicu munculnya perilaku agresif, sadistis, bahkan bisa mendorong munculnya sikap kriminal yang ada padagameyang dimainkan dan menggeser nilai sosial antar sesama manusia.

4. Hal yang menarik, dulu vs sekarang.

Banyak sekali orang yang salah dalam menggunakan gadget, seperti contohnya dalam makan. Kebanyakan orang zaman sekarang lebih suka foto sebelum makan ketimbang berdoa sebelum makan. Yang lebih aneh ketika di cafe atau tempat makan, dulu jauh sebelum gadget berkembang pesat, ketika di cafe, pesan makanan/minuman terlebih dahulu lalu mengobrol. Namun sekarang ketika di cafe mencari colokan dan WIFI lalu bermain gadget, sungguh miris.

Sangat penting untuk menambah wawasan terhadap diri kita, namun bila berlebihan menggunakan gagdet, makan akan menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi kita sendiri.Cobalah untuk bersosialisasi terhadap lingkungan di sekitar, dan mencari aktivitas yang lebih menyenangkan bersama teman, keluarga, bahkan dosen tanpa adanya gagdet. Mari kita budayakan kebersamaan yang lebih hidup tanpa gadget, dan menjadi pribadi yang lebih asyik ketimbang menjadi orang yang tertutup dengan adanya media sosial.