Bila UN (Ujian Nasional) tahun ini merupakan pelaksanaan ujian yang terakhir, tidak demikian halnya dengan skripsi. Paling tidak sampai artikel ini ditulis, skripsi masih merupakan salah satu prasyarat kelulusan pada jenjang Strata Sarjana (S1). Meski di beberapa perguruan tinggi memberikan alternatif lain selain skripsi yang telah diberlakukan sebagai prasyarat kelulusan, misalnya dengan membuat project sebagai tugas akhir. Tetap saja, skripsi sampai saat ini masih merupakan momok bagi mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakannya. Tidak jarang skripsi merupakan penghalang seorang mahasiswa untuk menyelesaikan studinya.

Sidang skripsi merupakan tahapan terakhir setelah selama satu semester mahasiswa mengerjakan skripsi. Sejumlah pertanyaan akan diajukan penguji untuk mengkonfirmasi hasil penelitian yang telah dilakukan.

Berikutini adalah 10 pertanyaan yang biasanya akan diajukan dosen penguji kepada mahasiswa ketika sidang skripsi. Sejumlah pertanyaan berikut adalah pertanyaan yang umumnya diajukan dalam sidang skripsi jurusan sosial.

1. Jelaskan mengapa penelitian ini penting untuk dilakukan?

Kebanyakan mahasiswa akan kesulitan menjawab pertanyaan ini. Padahal pertanyaan ini merupakan dasar dari penelitian yang dilakukan. Jawaban pertanyaan ini seharusnya bisa diperoleh pada bab Pendahuluan dalam skripsinya.

Jelaskan saja alasan melakukan penelitian ini dan mengapa tertarik mengangkat hal tersebut dalam penelitian. Biasanya penguji akan menilai logika berpikir mahasiswa dari alasan dan cara mereka menjawab pertanyaan tersebut. Bila jawaban dirasa tidak masuk akal atau mahasiswa kesulitan menguraikan alasan mereka, umumnya dosen penguji akan memberikan pertanyaan seputar latar belakang masalah.

2. Jelaskan posisi penelitian yang dilakukan?

Bila pertanyaan ini diajukan dosen penguji, maka mahasiswa bisa menjelaskan perbedaan penelitian yang mereka lakukan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Jawaban ini seharusnya sudah mereka uraikan pada bab Tinjauan Literatur, khususnya bagian penelitian terdahulu.

Pertanyaan ini penting ditanyakan untuk memastikan bahwa penelitian yang dilakukan bukan replikasi ataupun duplikasi penelitian-penelitian terdahulu. Bila mahasiswa dapat menguraikan posisi penelitiannya, maka secara tidak langsung mahasiswa tersebut bisa menjelaskan nilai kebaruan dari penelitian yang dilakukannya. Di samping itu, mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan penelitiannya dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

3. Apa rumusan masalah penelitian yang diajukan?

Pertanyaan ini ibaratnya merupakan jantungnya penelitian. Umumnya, dosen akan menarik jawaban mahasiswa untuk dikaitkan dengan tujuan penelitian, judul penelitian serta kesimpulan penelitian.

Jawaban dari pertanyaan ini sebenarnya adalah benang merah penelitian yang dilakukan. Alur logika seorang mahasiswa akan terlihat ketika menjelaskan kaitan antara rumusan masalah, hasil penelitian, dan judul penelitian. Tidak jarang mahasiswa tidak bisa menjelaskan keterkaitan antara rumusan masalah, hasil penelitian dengan judul penelitian. Hal ini lebih dikarenakan mereka tidak paham bahwa hasil penelitian sebenarnya adalah jawaban atas rumusan masalah yang diajukan peneliti.

4. Tujuan dilakukannya penelitian?

Pertanyaan ini merupakan lanjutan dari rangkaian pertanyaan terkait rumusan masalah penelitian. Sering kali mahasiswa yang tidak menguasai penelitian akan binggung menjawab pertanyaan ini. Padahal tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian.

Kesalahan yang lazim dilakukan mahasiswa pada bagian ini adalah adanya ketidaksesuaian tujuan penelitian dengan rumusan masalah penelitian. Misalnya, rumusan masalah yang diajukan hanya satu pertanyaan, tetapi pada bagian tujuan penelitian, menjadi dua bahkan tiga.

Semestinya, bila memang mahasiswa menginginkan menjelaskan tujuan secara mendetail, maka buatlah rumusan masalah penelitian ke dalam pertanyaan umum dan kemudian diturunkan menjadi sejumlah pertanyaan khususnya di bawahnya yang lebih detail.

5. Apa manfaat penelitian ini?

Ketika dosen penguji menanyakan pertanyaan ini, maka mahasiswa mesti dapat menjawabnya dengan manfaat secara akademis, praktis, maupun secara sosial. Namum, pada umumnya, untuk skripsi, manfaat yang dihasilkan hanya manfaat akademis dan praktis.

Manfaat akademis atau istilah lainnya adalah manfaat teoritis adalah kegunaan hasil penelitian yang ditemukan terkait dengan teori dari suatu bidang. Pada umumnya, mahasiswa akan kesulitan ketika diminta menguraikan manfaat akademis/ teoritis penelitiannya.

Cara yang paling mudah bagi mahasiswa untuk bisa menjelaskan manfaat akademis penelitian mereka adalah dengan melihat teori dan konsep yang digunakan di bab Tinjauan Pustaka. Sedangkan unuk manfaat praktis, mahasiswa bisa menjelaskan siapa yang dapat menggunakan temuan hasil penelitian yang mereka lakukan.

6. Jelaskan kesimpulan penelitian ini?

Meski letak kesimpulan ada di bagian akhir skripsi, pertanyaan ini bisa saja diajukan dosen penguji di awal sidang. Pertanyaan ini merupakan salah satu pertanyaan di sidang skripsi yang paling sering dijawab salah oleh mahasiswa.

Kebanyakan mahasiswa akan menjawab hasil temuan penelitian yang ada di bab hasil dan analisis data sebagai kesimpulan penelitian. Untuk menjawab pertanyaan ini, sebaiknya mahasiswa sebagai peneliti memahami rumusan masalah penelitian yang mereka ajukan. Oleh karena, kesimpulan penelitian adalah jawaban dari rumusan masalah.

7. Pertanyaan yang merupakan kelanjutan dari pertanyaan sebelumnya.

Biasanya dosen penguji akan mengajukan pertanyaan kesimpulan menarik apa yang ditemukan dari hasil penelitian. Umumnya mahasiswa akan menjawab semua hasil temuan yang mereka tulis di bab Hasil dan Analisis Data. Di sini mahasiswa mesti jeli menafsirkan pertanyaan kesimpulan menarik.

Berbeda halnya dengan kesimpulan penelitian yang merupakan jawaban rumusan masalah. Kesimpulan menarik penelitian yang dimaksud di sini adalah temuan hasil penelitian di luar jawaban rumusan masalah. Biasanya, dalam sebuah penelitian, terutama penelitian sosial, data yang diperoleh tidak hanya melulu terkait rumusan masalah. Bahkan sering kali, data di luar jawaban rumusan masalah sifatnya menarik untuk dijadikan bahan penelitian selanjutnya.

8. Bagaimana cara mendapatkan data?

Untuk menjawab pertanyaan ini, mahasiswa mau tidak mau harus memahami metodologi penelitian, mulai dari pendekatan yang digunakan, metode pengumpulan data, maupun metode analisa data. Biasanya semua penjelasan yang terkait dengan cara mendapatkan data ada di bagian Metodologi Penelitian.

Secara garis besar dalam penelitian sosial, hanya ada dua pendekatan penelitian, yakni kuantitatif dan kualitatif. Sederhananya, kuantitatif terkait dengan angka sementara kualitatif terkait dengan narasi. Dosen penguji umumnya akan mempertanyakan alasan pemilihan metode penelitian dan bagaimana mempergunakan metode tersebut.

Pertanyaan-pertanyaan seputar metodologi penelitian ini akan semakin panjang diajukan dosen penguji sepanjang mahasiswa masih menjawab dalam tataran teoritis. Artinya, mahasiswa umumnya hanya menjelaskan metode penelitian secara konseptual, tidak menjelaskan secara mendetail teknisnya.

9. Sebutkan keterbatasan penelitian yang dilakukan!

Pertanyaan ini juga kerap kali disalahartikan oleh mahasiswa. Pada umumnya, mereka menuliskan keterbatasan penelitian dikaitkan dengan keterbatasan mereka sebagai peneliti. Misalnya, keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya dari peneliti. Padahal seharusnya, mahasiswa menjawabnya terkait dengan keterbatasan dalam konteks penelitian. Misalnya keterbatasan dari sisi kelompok informan yang dipilih, pembatasan dari teori dan konsep yang digunakan, atau terkait dengan metode yang digunakan. Agar bisa menjawab keterbatasan penelitian, hendaknya mahasiswa memahami penelitian yang mereka lakukan, terutama terkait dengan batasan rumusan masalah yang diajukan.

10. Jelaskan kerangka berpikir penelitian yang dilakukan!

Untuk bisa menjelaskan kerangka berpikir penelitian, mahasiswa hendaknya memahami alur berpikir dari awal munculnya masalah sampai jawaban rumusan masalah. Kerangka berpikir penelitian diawali dengan penjelasan terkait fenomena yang memunculkan masalah penelitian. Lalu kaitkan dengan data-data ataupun pro kontra terkait masalah yang diajukan. Sehingga menghasilkan rumusan masalah yang hendak diteliti.

Selanjutnya, uraikan teori maupun konsep konsep yang sekiranya digunakan untuk dapat membantu memperoleh jawaban rumusan masalah. Baru kemudian, jelaskan metode yang akan digunakan untuk menjawab perumusan masalah. Terakhir, tentukan perkiraan jawaban rumusan masalah yang diajukan. Secara sederhana, kerangka berpikir penelitian kurang lebih sistematikanya sama seperti susunan bab dalam skripsi, Pendahuluan, Tinjauan Literatur, Metodologi dan Kesimpulan.

Sebenarnya di samping sepuluh pertanyaan tersebut, tentu saja masih banyak pertanyaan lain yang kemungkinan diajukan dosen penguji. Namun, 10 pertanyaan di atas merupakan pertanyaan yang umumnya diajukan dalam sidang skripsi selama ini.

Paling tidak dengan mengenali 10 pertanyaan di atas, seorang mahasiswa yang hendak menghadapi sidang skripsi dapat mempersiapkan diri mereka sebaik mungkin. Pertanyaan apa pun yang diajukan dosen penguji ketika sidang skripsi, semata-mata bertujuan untuk mengkonfirmasi apa yang sudah ditulis mahasiswa sebagai peneliti. Sehingga, sejatinya yang mengetahui penelitian tersebut secara mendetail justru mahasiswa itu sendiri sebagai peneliti. Sebagai seorang peneliti yang baik, mahasiswa harus dapat mempertanggungjawabkan hasil temuan penelitian yang dilakukan.