Zaman sekarang, pergaulan di masyarakat kita semakin meluas. Apalagi teknologi maju semakin memberikan kemudahan untuk kita berinteraksi dengan berbagai orang di wilayah Indonesia, bahkan dunia. Ada banyak aplikasi seperti media sosial yang membantu kita terhubung dengan orang-orang di tempat jauh di sana. Bagi yang ingin mencari jodoh pun, sudah ada aplikasi khusus untuk berkenalan dengan lawan jenis dari berbagai lokasi.

Sayangnya, di zaman semakin modern ini tak lepas dari yang namanya pergaulan bebas yang menyangkut hubungan seksual. Baru kenal sebentar, sudah mau diajak berhubungan intim tanpa mau tahu latar belakang atau riwayat kesehatan orang tersebut. Tak sedikit juga orang yang sering bergonta-ganti pasangan, bahkan hanya untuk melampiaskan nafsu semata. Padahal, risiko HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya siap mengintai para pelaku seks bebas tersebut.

Perselingkuhan antara pasangan sering kita dengar kasusnya, bahkan seperti hal yang sudah biasa. Orang-orang yang hobi bergonta-ganti pasangan berisiko tinggi terkena virus HIV hingga penyakit AIDS dan tak sedikit penderitanya meninggal dunia. Banyak kan, berita di TV maupun media online yang membahas kasus tersebut? Tapi, tak juga cukup jadi pelajaran bagi kita yang tak ingin terkena. Masih banyak di masyarakat yang menerapkan gaya hidup seks bebas dengan sering berganti pasangan, semoga kita tidak termasuk ya, guys.

Orang yang terkena virus HIV belum tentu terkena AIDS, tapi orang yang berpenyakit AIDS sudah pasti ada virus HIV dalam tubuhnya. So, AIDS masih bisa dicegah walau sudah terjangkit virusnya. Dilansir dari kompas.com, UNAIDS mencatat jumlah penderita HIV dan AIDS di seluruh dunia pada tahun 2017 sebanyak 36.9 juta orang, dengan 35.1 juta merupakan orang dewasa dan 1.8 juta adalah anak-anak. Sekitar 9.9 juta di antaranya tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi HIV bahkan terkena AIDS.

Masih dari data UNAIDS, Kawasan Asia Pasifik ada di peringkat ketiga untuk pengidap HIV/AIDS dengan total 5.2 juta penderita, Indonesia termasuk di dalamnya dengan menyumbang sebanyak 620 ribu orang. Peringkat pertama adalah Kawasan Afrika Timur dan Selatan dengan 19.6 juta orang, dan posisi kedua adalah Kawasan Afrika Barat yang berjumlah 6.1 penderita HIV/AIDS. Di seluruh dunia, AIDS menyebabkan kematian sebanyak 940 ribu kasus di seluruh dunia.

10 Penyakit ini bisa muncul akibat sering gonta-ganti pasangan

Sering bergonta-ganti pasangan berisiko terinfeksi virus HIV penyebab AIDS (foto: pixabay/geralt)

Dilansir dari depkes.go.id, jumlah kumulatif infeksi HIV hingga Juni 2018 sebanyak 301.959 orang atau sebesar 47% dari estimasi ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) yang berjumlah 640.443 orang pada tahun 2018. Kebanyakan penderita yang berusia antara 25-49 tahun dan 20-24 tahun, dengan wilayah yang paling banyak terinfeksi HIV adalah Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Papua, dan Jawa Tengah.

Nah, dampak buruk yang timbul akibat kebiasaan berganti pasangan ini pastinya bisa merugikan diri sendiri, bahkan orang lain. Orang yang sudah terinfeksi virus HIV, tanpa sengaja bisa menularkan ke mereka yang seharusnya tidak terkena, itu pun tidak selalu lewat hubungan intim. Jadi, sebelum kita berniat melakukannya, sangat penting untuk tahu berbagai macam penyakit yang bisa muncul saat kita sering bergonta-ganti pasangan. Apa saja?

1. Sifilis.

Hati-hati bagi kalian yang hobi gonta-ganti pasangan atau gemar melakukan seks bebas karena berisiko terkena penyakit Sifilis (raja singa). Penyakit Sifilis ini ada tahapannya, yaitu primer, sekunder, laten, dan tersier. Munculnya penyakit ini melalui hubungan seksual termasuk oral seks dan bisa bertahan hingga bertahun-tahun pada tubuh kalian. Atau, bisa juga tertular dari ibu hamil yang sudah terinfeksi kemudian bayinya pun ikut terkena.

Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang menginfeksi alat kelamin, kulit, mulut juga sistem saraf yang mampu merusak otak dan organ lain secara permanen. Termasuk dalam penyakit menular seksual, Sifilis memiliki gejala-gejala seperti adanya bisul di alat kelamin, anus dan mulut, sakit kepala, demam, nyeri sendi, sakit tenggorokan, tidak nafsu makan, adanya kelenjar limpa di ketiak, leher dan paha bengkak, ada ruam di alat kelamin, telapak tangan dan kaki, juga di mulut. Nah, kalau kalian punya gejala seperti itu, waspadalah. Segera cek ke dokter.

2. Kanker prostat.

Cowok yang punya kebiasaan gonta-ganti pasangan atau melakukan seks bebas sangat riskan terkena kanker prostat. Seperti sebua penelitian oleh University of Illinois yang dilansir dari halodoc.com, menyatakan bahwa cowok yang terkena kanker prostat berjumlah lebih dari 700 orang karena seringnya berhubungan seksual dengan lebih dari dua pasangan berbeda.

3. Kanker mulut.

Kanker mulut bisa terjadi jika kalian yang sering melakukan hubungan seksual melalui mulut. Terutama kalau bagian mulut dan alat kelamin mengalami luka, makinlah berisiko terkena penyakit ini.

4. Kanker serviks.

Sebesar 95% virus HPV (Human Papilloma Virus) yang menyebabkan kanker serviks, sisanya belum diketahui pasti. Kanker ini terjadi pada leher rahim. So, buat para cewek, piker-pikir lagi deh kalau memang berniat melakukan hubungan seks dengan gonta-ganti pasangan, risikonya akan merugikan diri sendiri juga.

5. Gonore.

Tanda seseorang terkena penyakit gonore yaitu kencing bernanah dan terasa nyeri, juga nyeri pada alat kelamin. Terjadi juga pembengkakan pada alat kelamin cowok. Penyebab penyakit ini adalah bakteri yang bernama Neisseria gonorrhea yang dapat menginfeksi seseorang lewat hubungan seks. Selain kencing nanah, nyeri, dan pembengkakan alat kelamin, tanda-tanda seseorang terkena penyakit menular seksual ini antara lain sering kencing dan sakit pada tenggorokan. So, bagi kalian yang merasa, segera ke dokter ya untuk cek kesehatan.

6. Klamidia.

Penyakit Klamidia disebabkan oleh bakteri yang bernama Chlamydia trachomatis, menular melalui aktivitas seks. Selain menginfeksi alat kelamin, penyakit ini dapat menimbulkan peradangan selaput mata atau konjungtivitis kalau cairannya yang keluar dari alat kelamin itu mengenai mata. Gejalanya tidak begitu kentara atau mirip dengan tanda-tanda pada penyakit yang lain sehingga banyak orang tidak menyadari dirinya terinfeksi.

Tapi, kalau kalian yang sering bergonta-ganti pasangan menemui tanda-tanda seperti nyeri saat kencing, sakit ketika berhubungan seks atau perdarahan setelahnya, sakit perut bagian bawah, demam, alat kelamin bengkak, cairan kewanitaan bermasalah, segeralah lakukan pemeriksaan ke dokter.

10 Penyakit ini bisa muncul akibat sering gonta-ganti pasangan

Gunakan kondom untuk keamanan saat berhubungan intim (foto: pixabay/sasint)

7. Herpes genital.

Penyakit yang sering terjadi bagi kalian yang hobi melakukan seks bebas atau bergonta-ganti pasangan adalah herpes genital. Terutama yang sering melakukan seks anal dan oral. Penyebabnya adalah virus herpes simpleks 2 (HSV 2) dengan bentol-bentol berisi air pada alat kelamin, bahkan bisa terdapat di anus dan mulut.

Sering kali penderita tak sadar jika dia terinfeksi, tapi hati-hatilah jika ada gejala seperti terdapat benjol berair, merasa nyeri dan gatal di alat kelamin dan bokong, nyeri saat kencing, nyeri otot, demam, sakit kepala, terjadinya bengkak pada kelenjar getah bening di lipatan paha.

8. Chancroid.

Penyakit ini kata lainnya adalah ulkus mole. Bakteri Haemophilus ducreyi menjadi penyebabnya dan muncul dalam 3 hingga 7 hari setelah berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi. Bengkak di sekitar lipatan paha, luka di organ kelamin, nyeri dan kemerahan adalah gejala dari penyakit ini.

9. Kutil kelamin.

Penularan melalui hubungan seks, kutil kelamin ini disebabkan oleh virus HPV. Seperti kita ketahui, virus HPV jenis tertentu juga menyebabkan terjadinya kanker serviks pada cewek.

10. AIDS.

Sudah tak asing lagi di telinga kita kalau penyakit ini sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian bagi si penderita. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) sering terjadi pada mereka yang suka melakukan seks bebas alias bergonta-ganti pasangan, virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah penyebabnya. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh kita sehingga mudah pula penyakit lain untuk menghinggapi, dan AIDS yang disebabkan adalah penyakit menular seksual.

10 Penyakit ini bisa muncul akibat sering gonta-ganti pasangan

AIDS disebabkan oleh virus HIV melalui hubungan seksual (foto: pixabay/geralt)

Pada fase awal, AIDS tidak kentara menunjukkan gejalanya sehingga orang yang terinfeksi tersebut tidak sadar sampai beberapa tahun kemudian. Nah, kalau kalian nekat berhubungan intim dengan orang sembarangan tanpa pernah tahu riwayat kesehatannya tentu akan sangat berbahaya bagi diri sendiri. Semakin sering berganti pasangan, semakin tinggilah risiko kalian terkena HIV hingga AIDS, bahkan penyakit-penyakit lainnya yang tak kalah bahaya.

Tidak hanya bergonta-ganti pasangan yang berisiko terkena, virus HIV penyebab AIDS ini juga dapat menular melalui hal-hal berikut ini.

1. Alat tindik dan tato yang tidak steril.

2. Memakai jarum suntik yang tidak steril. Entah itu dalam medis ataupun penggunaan obat terlarang.

3. Melakukan hubungan seks termasuk oral dan anal, tanpa pakai kondom.

4. Air susu ibu (ASI) kepada bayi, darah, cairan yang keluar dari alat kelamin, bahkan ASI terinfeksi yang terkena ke kulit kita saat luka, atau ke hidung dan mulut, bisa berisiko tertular.

5. Seorang ibu hamil bisa mengenai bayi dalam kandungannya atau saat menyusui.

6. Menerima donor darah atau organ dari orang yang ternyata terinfeksi HIV.

7. Mainan seks (sex toys) yang digunakan ternyata terkontaminasi.

8. Punya penyakit menular seksual lain yang bikin sistem imun menurun dan gampang terkena virus HIV.

Sebaliknya, seseorang tidak akan tertular virus HIV melalui:

1. Bersalaman.

2. Berpelukan.

3. Pakai kolam renang dan toilet yang sama dengan penderita HIV.

4. Gigitan serangga dan hewan.

5. Menggunakan satu sprei dan handuk dengan orang yang terinfeksi.

Kabar baiknya, sudah ada pengobatan untuk mereka yang terlanjur kena infeksi HIV ini, namanya antiretroviral (ARV) yang sanggup mengurangi jumlah virus dalam darah dan membuat kekebalan tubuh (CD4) penderitanya tetap terjaga. Obatnya gratis, bisa didapatkan di rumah sakit atau puskesmas seluruh Indonesia. Cara minumnya harus rutin dan tepat waktu.

Virus HIV akan selamanya di tubuh penderita dan obat ini dapat bantu tingkatkan kualitas hidup seseorang yang terjangkit HIV. Jadi, ARV harus diminum seterusnya atau seumur hidup. Tapi, jika penderita tidak meminum obat ini, dalam 510 tahun orang tersebut bisa terkena AIDS.

Cara mencegah supaya tidak tertular virus HIV.

1. Jangan lupa pakai kondom kalau tidak tahu status HIV orang yang kalian ajak berhubungan intim. Pakai kondom pun tidak bisa jamin 100% aman. Supaya kondom tidak mudah robek, gunakan pelumas sebelum menggunakannya dan jangan pakai kondom yang kedaluwarsa.

2. Setia pada satu pasangan. Semakin sering berganti pasangan, risiko semakin tinggi untuk terkena virus HIV.

3. Ajak pasangan melakukan pemeriksaan untuk antisipasi dan tak ragu bertanya riwayat percintaannya di masa lalu karena orang tersebut juga belum tentu tahu bahwa dirinya terinfeksi.

4. Berhati-hati menggunakan jarum suntik, pastikan steril dan aman, termasuk saat ingin membuat tato dan tindik.

5. Hati-hati saat bersentuhan dengan darah orang lain maupun cairan yang keluar dari alat kelamin mereka. Sebisa mungkin hindari menyentuhnya.

6. Bagi wanita yang sedang hamil kalau memang ragu, segera periksa dan minta bantuan medis agar bisa mencegah penyebaran virus ke bayi. Jika terkena virus HIV, jangan berikan ASI pada bayi.

7. Minum PrEP untuk kalian yang negative HIV tapi pasangannya positif HIV.

8. Tidak menggunakan sex toy bergiliran dengan orang lain.

9. Tidak minum alkohol atau narkoba sebelum berhubungan seks karena dapat membuat pikiran tidak sehat dan bisa melakukan hal ceroboh.

10. Pakai vaksin agar tidak terkena penyakit menular seksual seperti vaksin HPV dan hepatitis B.

11. Rutin cek kesehatan bersama pasangan terlebih jika mengidap penyakit kelamin.

Untuk kita yang sehat dan tidak terkena virus HIV ini, jangan malah parno dan mengucilkan si penderita. Justru mereka sangat membutuhkan dukungan orang-orang terdekat dan lingkungannya untuk tetap semangat dalam menjalani hidup. Apalagi kalau kita sudah tahu bahwa HIV tidak bisa begitu saja menular kalau hanya sekadar bersentuhan fisik seperti berpelukan atau bersalaman, maka rangkullah mereka. Seperti yang sering kita dengar, jauhi virusnya, bukan orangnya'.