1. Home
  2. »
  3. Wow!
7 Juli 2025 13:30

Mengenal tradisi Pacu Jalur Riau yang kini mendunia, sejarah, makna, dan fenomena Viral di TikTok

Fenomena viral Pacu Jalur di TikTok juga memunculkan tren "Aura Farming”. Lola Lolita
Istimewa

Brilio.net - Pacu Jalur, sebuah tradisi khas dari Riau, kini tengah menjadi sorotan dunia berkat viralnya di media sosial seperti TikTok. Tradisi ini bukan hanya sekadar perlombaan perahu panjang, melainkan juga sarat makna dan filosofi yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Kuantan Singingi. Setiap tahunnya, festival ini menarik ribuan penonton, baik lokal maupun mancanegara, yang ingin menyaksikan keindahan dan semangat kebersamaan yang terpancar dari ajang ini.

Awal mula Pacu Jalur bermula pada abad ke-17 sebagai alat transportasi sungai yang vital di Rantau Kuantan. Pada masa penjajahan Belanda, tradisi ini berkembang menjadi sebuah perlombaan untuk merayakan hari ulang tahun Ratu Wilhelmina. Setelah Indonesia merdeka, Pacu Jalur bertransformasi menjadi pesta rakyat yang memperingati hari kemerdekaan dan hari besar keagamaan. Kini, perahu panjang yang disebut "jalur" ini dihiasi megah dan diayuh oleh puluhan pendayung yang bekerja sama dengan irama yang serasi, mencerminkan nilai kebersamaan dan kerja keras masyarakat setempat.

BACA JUGA :
Viral curhatan WNI tinggal di negara tanpa malam, ungkap caranya menentukan jadwal salat malam


Fenomena viral Pacu Jalur di TikTok juga memunculkan tren "Aura Farming," di mana gerakan khas para bocah pendayung yang menari dan mengayun di ujung perahu menjadi daya tarik tersendiri. Gerakan ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi memancarkan aura percaya diri yang kuat, sehingga menarik perhatian netizen global dari berbagai negara. Popularitas ini menjadi momentum penting untuk melestarikan budaya lokal sekaligus meningkatkan kunjungan wisata ke Riau.

Sejarah dan filosofi Pacu Jalur

Pacu Jalur adalah perlombaan perahu panjang yang dibuat dari satu batang kayu bulat utuh tanpa sambungan, biasanya sepanjang 40 meter dan diawaki oleh 50 hingga 60 orang pendayung. Proses pembuatan jalur sendiri melalui ritual adat yang sangat sakral, termasuk upacara memohon izin kepada alam sebelum menebang pohon sebagai bahan baku. Ini menunjukkan penghormatan masyarakat terhadap alam dan lingkungan sekitar.

Setiap pendayung memiliki peran penting, mulai dari Tukang Concang sebagai pemimpin tim, Tukang Pinggang sebagai juru mudi, hingga Anak Coki yang biasanya diisi oleh anak-anak karena bobot tubuh mereka yang ringan membantu kestabilan perahu. Gerakan Anak Coki yang menari bukan hanya untuk hiburan, tapi juga mengandung makna filosofis yang mendalam tentang semangat dan keseimbangan.

BACA JUGA :
Apa itu fenomena Aphelion 2025? Kapan terjadi dan apa dampaknya untuk Indonesia

Pacu Jalur sebagai warisan budaya dan daya tarik wisata

Festival Pacu Jalur kini menjadi agenda wisata resmi Pemerintah Provinsi Riau yang menarik wisatawan domestik dan mancanegara. Selain perlombaan, festival ini juga menampilkan pertunjukan seni tradisional, musik, dan tarian yang memperkaya pengalaman budaya pengunjung. Warna-warni kostum pendayung dan sorak-sorai penonton menambah kemeriahan acara ini.

Popularitas Pacu Jalur di media sosial, terutama TikTok dan Instagram, telah membawa tradisi ini ke panggung dunia. Video-video yang menampilkan keindahan perahu, gerakan sinkron para pendayung, dan semangat penonton telah ditonton jutaan kali, bahkan diunggah ulang oleh figur publik dan klub olahraga dari berbagai negara. Fenomena ini menunjukkan bahwa kearifan lokal Riau memiliki daya tarik universal yang mampu bersaing di panggung global.

Fenomena viral dan tren "Aura Farming"

Tren "Aura Farming" yang muncul dari gerakan pendayung Pacu Jalur di TikTok adalah contoh bagaimana budaya tradisional bisa beradaptasi dan dikenal luas melalui media digital. Gerakan khas yang memadukan tarian dan keseimbangan di atas perahu panjang ini menjadi viral karena kesan keren dan percaya diri yang terpancar, sehingga banyak netizen di seluruh dunia meniru gaya tersebut. Hal ini tidak hanya mengangkat tradisi lokal, tetapi juga memperkuat identitas budaya dan kebanggaan masyarakat Riau.

Dengan segala keunikan dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya, Pacu Jalur bukan hanya sebuah perlombaan, tetapi juga simbol kebersamaan, penghormatan terhadap alam, dan kebanggaan masyarakat Riau yang kini mendunia. Festival ini menjadi bukti nyata bahwa tradisi lokal bisa terus hidup dan berkembang di era modern, bahkan menjadi magnet wisata dan inspirasi global.

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags