Siapa bilang latar belakang tidak menentukan masa depan? Kisah Muhamad Yani, seorang anak dari penjual nasi goreng, membuktikan bahwa mimpi bisa dicapai meski berasal dari keterbatasan.
Yani, yang ayahnya berjualan nasi goreng di Alun-alun Sukajadi, Cibaliung, Pandeglang, baru-baru ini viral di media sosial setelah mengumumkan bahwa ia diterima di program S2 Universitas Harvard.
BACA JUGA :
Kisah viral bocah dicibir tak punya bakat, gedenya jadi MUA, pamer pencapaian rumah mewah hingga umrah
Melalui akun Instagram-nya, @muhammadyani070901, Yani membagikan perjalanan hidupnya yang penuh liku. Ia pernah mengalami masa-masa sulit, termasuk tidur di jalan karena tidak mampu membayar kontrakan.
Namun, semangatnya untuk belajar tidak pernah padam. Kini, ia akan melanjutkan pendidikan di Harvard dalam program Human Development and Education, dimulai pada Juni 2025.
Yani ingin menyampaikan pesan kepada anak-anak di Cibaliung bahwa mereka juga bisa bermimpi besar. "Setiap anak di Cibaliung harus bisa bermimpi tanpa batas. Saya ingin membuktikan bahwa garis takdir bisa diubah, bahwa anak desa pun bisa berdiri di panggung dunia," ungkapnya dengan penuh semangat.
BACA JUGA :
Keren, bocah 14 tahun ciptakan aplikasi AI pendeteksi penyakit jantung
Walaupun sebelumnya ia pernah ditolak oleh Columbia University, Yani tidak menyerah. Ia terus berusaha hingga akhirnya diterima di Harvard, salah satu universitas terbaik di dunia.
foto: Instagram/@muhammadyani
Yani bukan hanya seorang pelajar, tetapi juga seorang aktivis pendidikan. Ia mendirikan Leuweung Hub Foundation pada tahun 2022, yang membantu 287 pelajar di desanya mendapatkan beasiswa S1. Banyak orang berharap bahwa kisahnya bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia.
Di sisi lain, ada juga kisah Arkan Fadhil Kautsar, seorang pelajar SMA yang berhasil diterima di berbagai universitas bergengsi di Amerika Serikat, termasuk Universitas Pennsylvania dan UC Berkeley. Arkan memulai perjalanannya menuju Ivy League sejak kelas 5 SD dan terus berjuang meski mengalami kegagalan di awal.
Selama di SMA, Arkan aktif dalam berbagai organisasi dan menjadi ketua himpunan alumni OSN. Ia juga ditunjuk sebagai Duta Sains Indonesia 2023, berkolaborasi dengan Puspresnas Kemendikbud untuk mencari talenta-talenta muda di bidang sains.
Kisah Yani dan Arkan menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, tidak ada yang tidak mungkin. Mari kita dukung mereka dan generasi muda lainnya untuk terus bermimpi dan berjuang!