Brilio.net - Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) selama ini dianggap sebagai pekerjaan paling stabil di Indonesia. Banyak orang berlomba-lomba mengejar profesi ini demi mendapatkan jaminan masa depan yang lebih pasti dengan gaji tetap, tunjangan, dan pensiun.
Pandangan tersebut membuat sebagian besar masyarakat menganggap menjadi PNS adalah pencapaian hidup. Bahkan orangtua kerap mendorong anak-anak mereka agar bisa mendapatkan status sebagai abdi negara.
BACA JUGA :
Pria ini spill pekerjaan 'serabutan' sebelum diterima CPNS, bukti hasil tidak mengkhianati usaha
Namun, realita pekerjaan sebagai PNS kini mulai mendapat sorotan dari generasi muda. Banyak perubahan sistem kepegawaian, serta tekanan di tempat kerja, membuat sejumlah orang mulai mempertanyakan apakah menjadi PNS memang selalu menjadi pilihan terbaik.
Hendra Brudy, seorang guru PNS di Sulawesi Selatan, menjadi salah satu sosok yang mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Setelah empat tahun mengabdi sebagai guru di instansi pemerintah, pria berusia 29 tahun ini memilih untuk mengundurkan diri.
BACA JUGA :
Pemerintah hapus uang saku dan pulsa PNS, APBN hemat berapa?
foto: Instagram/@hendrabrudy
Keputusan Hendra langsung menarik perhatian warganet setelah ia membagikan kisahnya di TikTok lewat akun @hendrabrudy. Dalam salah satu unggahannya, Hendra secara terbuka menyebut dirinya tidak lagi bahagia berada di lingkungan kerja yang ia anggap toxic.
Pilihan berani Hendra menuai reaksi beragam dari netizen. Banyak yang memberikan dukungan atas keberaniannya mengutamakan kesehatan mental, namun tak sedikit pula yang melayangkan kritik dan mempertanyakan pilihannya.
Salah satu komentar bernada sindiran muncul di unggahan terbarunya. Komentar itu menyoroti keputusan Hendra yang dianggap berlawanan dengan tren umum masyarakat.
“disini org berlomba-lomba mw jd PNS bapak malah resign,” komentar netizent tersebut.
Hendra pun merespons komentar tersebut dengan nada santai tanpa menunjukkan rasa tersinggung. Ia menegaskan bahwa hidupnya tidak akan diukur dari standar yang dibuat orang lain.
“Kadang memang hidup selucu kok hehe... its okay kok namanya juga idup. Jujur klo saya pribadi gak pernah menjadikan standar banyak sebagai standar hidup saya,” tulisnya dikutip dari Instagram @hendrabrudy, Rabu (2/7).
Lewat balasannya itu, Hendra juga menyampaikan pesan positif bagi siapa saja yang sedang bergelut dengan pilihan hidup. Ia mengajak orang lain untuk fokus pada kebahagiaan dan kenyamanan diri sendiri.
“Intinya tetap lakukan hal-hal baik, bisa bermanfaat.. bikin kamu nyaman, dan tentunya bikin kamu bahagia. Sedih secukupnya, bahagia sebanyak-banyaknya.. enjoy kawand,” tutupnya.
foto: Instagram/@hendrabrudy
Unggahan tersebut langsung mendapat banyak dukungan dari warganet. Mereka memahami bahwa standar kebahagiaan setiap orang berbeda dan pilihan hidup tidak selalu harus mengikuti arus mayoritas.
“Setuju pak, standar kebahagiaan orang masing-masing. Dan kesuksesan bisa diambil dari jalur manapun ituu,” tulis akun @fitrihrd.
“Sbnrnya bukan profesi nya yng jadi tolak ukur.. Tapi lingkungan dan individu nya masing2.. Bnyak orang yng kerja gajinya lebih besar tapi krn lingkungan orang2 sekitar toxic semua jadi wajar klo milih resign,” ujar @rahmawaty88.
“lagi lagi kenapa HARUS sesuai dengan kebanyakan orang? benci banget dengar ‘banyak loh orang yang mau kamu malah gak mau’ knp gue harus ikut org banyak,” komentar akun @myskinrkve.