1. Home
  2. »
  3. Wow!
28 November 2019 21:34

12 Jenis batik di Indonesia dan penjelasan filosofi motifnya

Setiap motif batik memiliki filosofi dan pakem penggunaannya. Dwiyana Pangesthi

Brilio.net - Indonesia sebagai negara heterogen dengan keberagaman suku, ras, dan agama. Sehingga juga dikenal sebagai negara yang kaya akan seni budayanya. Salah satunya batik. Batik telah ada sejak dahulu kala. Batik dalam perkembangannya sempat mengalami pasang surut.

Seiring dengan perkembangan zaman, batik yang dianggap kuno kini menjadi sebuah ikon baru dalam dunia fashion Tanah Air. Batik juga telah ditetapkan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural) sebagai warisan budaya.

BACA JUGA :
Laweyan, kampung batik di Solo yang ramah lingkungan


Batik merupakan seni menggambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Jenis batik di Indonesia ada berbagai macam sesuai daerah asal maupun dari ciri pewarnaannya.

Tiap motif batik juga memiliki sejarahnya sendiri. Dulu motif batik bisa menggambarkan status sosial. Beberapa di antaranya dulu hanya boleh digunakan oleh kaum bangsawan atau kerajaan. Dengan perkembangan zaman batik bisa di gunakan oleh semua kalangan. Meskipun pakem tentang penggunaan batik masih diyakini dalam tradisi keraton di Indonesia.

Batik biasanya dikenakan pada acara-acara formal maupun semi formal. Dari hari ke hari baju batik pun semakin diminati semua kalangan usia.Ternyata setiap batik ada maknanya loh.

BACA JUGA :
Angkat isu lingkungan, desainer bikin karya desain batik mewah

Nah, ketika kamu mengenakan salah satu batik apakah kamu mengatahui jenis dan filosofinya? Berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber, Kamis (28/11) 12 jenis batik di Indonesia dan penjelasan filosofi motifnya.

1. Batik Parang Kusumo. (Solo)

foto: Instagram/@lakalaka.os

Kota Solo memiliki banyak motif batik kalsik, salah satunya motif Parang Kusumo. Batik Parang Kusumo memiliki ragam hias utama menyerupai sebuah ombak lautan. Ombak yang senantiasa menghantam tebing dan karang tanpa kenal lelah.

Sesuai dengan analogi tersebut, Parang Kusumo memiliki makna bahwa sebuah kehidupan harus dilandasi oleh perjuangan dan usaha. Perjuangan nyata guna dalam rangka untuk mencapai keharuman lahir dan batin. Bagi orang Jawa, keharuman yang dimaksud keharuman pribadinya tanpa meninggalkan norma yang berlaku dan sopan santun.

2. Batik Mega Mendung. (Cirebon)

foto: Instagram/@jaelani_jo

Mega Mendung merupakan salah satu jenis motif batik yang populer di daerah Cirebon. Motif batik dengan pola-pola awan ini menyimpan mana dan filosofi yang mendalam. Pesan nilai kesabaran terselip di balik motif ini. Dalam motif Mega Mendung harus terdapat tujuh gradasi warna yang menjadi pelapis.

Mega Mendung terdiri dari kata Mega yang berarti langit atau awan, serta Mendung atau langit yang meredup biasanya ada di saat akan turun hujan. Gradasi yang ada di motif Mega Mendung tersebut sesuai dengan tujuh lapisan yang ada di langit. Istilah mendung diartikan dalam kehidupan manusia sebagai sifat yang sabar, tidak mudah marah.

3. Batik Sidomukti. (Solo dan Yogyakarta)

foto: Instagram/@miss.taci

Batik Sidomukti merupakan salah satu jenis batik keraton Solo, Jawa Tengah. Batik ini biasanya terbuat dari zat pewarna soga alam. Warna soga atau cokelat pada kain sidomukti merupakan warna batik klasik dengan motif yang asli dan kuno. Batik Sidomukti sendiri memiliki filosofi sesuai namanya. Sidomukti berasal dari kata "sido" yang berarti jadi atau menjadi atau terus menerus sedangkan "mukti" yang berarti mulia dan sejahtera.

Biasanya jenis batik Sidomukti yang memiliki nama lain kain sawitan atau sepasang ini digunakan untuk upacara pernikahan adat Jawa, seperti siraman, ijab dan panggih. Ornamen pada batik Sidomukti bergambar kupu-kupu, meru atau gunung, bangunan berbentuk tahta dan juga ornamen bunga.

4. Batik Tujuh Rupa. (Pekalongan)

foto: Instagram/@sewakebayagresik

Pekalongan merupakan salah satu daerah yang terkenal di Indonesia sebagai daerah pengrajin batik dan pusat batik. Berbagai motif batik yang elegan banyak dihasilkan di kota Pekalongan. Batik Pekalongan merupakan Batik Pesisir yang paling kaya akan warna.

Ciri khas batik Pekalongan yakni didominasi dengan motif tumbuh-tumbuhan dan hewan.Selain memiliki motif bunga yang cerah, ciri lain dari batik Pekalongan ini juga memiliki motif garis dan juga titik pada setiap hasil kerajiann batik tersebut. Batik Pekalongan menggambarkan ciri kehidupan masyarakat pesisir yang mudah beradaptasi pengaruh budaya luar.

Secara filosofi, para pengrajin batik Pekalongan telah menempatkan hiasan keramik Tiongkok sebagai akulturasi ikatan kebudayaan leluhur yang dalam lukisannya memiliki kefasihan dan kelembutan. Pemilihan ragam hias jenis tumbuhan yang sebagian besar menjadi objek utama dan banyak terdapat pada lukisan keramik Tiongkok.

5. Batik Lasem. (Rembang)

foto: Instagram/@laristha_batik

Batik Lasem berasal dari Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Lasem juga diyakini sebagai daerah yang pertama kali menerima kedatangan warga Tionghoa di Nusantara pada zaman Laksamana Cheng Ho.

Batik ini berbeda dari motif daerah pesisir lainnya. Motif ini memiliki warna yang mencolok. Selain itu juga memiliki gaya perpaduan yang selaras antara gaya China dengan Jawa. Batik ini merupakan perpaduan dan hasil akulturasi dua budaya. Batik Lasem cenderung didominasi dengan warna merah yang kental dengan nuansa China.

6. Batik Singa Barong. (Cirebon)

foto: Instagram/@oesmanheriyanto

Batik Singa Barong dari Cirebon memiliki makna berdasarkan nama dan sejarahnya, singa barong merupakan sejenis binatang mitologis atau ajaib. Karena dalam budaya Jawa maupun Bali kata barong memiliki arti ajaib. Filosofi dari batik Singa Barong Cirebon sebagai wujud simbol-simbol yang bersifat spirititual.

Sebagian besar tokoh di Keraton Kasepuhan lebih memaknai garuda yang bersayap seperti burak atau bauraq sebagai lambang agama Islam, sedangkan gajah sebagai lambang agama Hindu, dan naga sebagai lambang agama Budha (atau budaya Cina), dan yang terakhir adalah singa sebagai lambang agama Protestan (atau budaya Eropa Barat).

7. Batik Sekar Jagad. (Solo dan Yogyakarta)

foto: Instagram/@oesmanheriyanto

Batik Sekar Jagad ini merupakan salah satu batik pedalaman yang berasal dari Solo dan Yogyakarta. Sesuai dengan namanya, Sekar Jagad memiliki arti keindahan yang mampu membuat siapa saja yang melihatnya terpesona.

"Kar" dalam Bahasa Belanda berarti peta dan "Jagad" dalam Bahasa Jawa berarti dunia, sehingga motif ini melambangkan keberagaman baik di dalam Indonesia maupun di seluruh dunia. Ada yang menyebut bahwa motif Sekar Jagad sebagai peta dunia karena bentuk motifnya menyerupai pulau-pulau.

8. Batik Pring Sedapur. (Magetan)

foto: Instagram/@batik_bambusidomukti

Batik Pring Sedapur Magetan merupakan pilihan batik dengan motif sederhana dan simpel. Gambarnya disominasi tanaman pring atau bambu dengan paduan hiasan burung. Meskipun begitu, batik Pring Sedapur sarat akan makna filosofis. Motif batik ini didominasi oleh gambar-gambar tanaman bambu yang mengandung arti hidup rukun dan tentram.

9. Batik Sidoluhur. (Solo)

foto: Instagram/@galerybatikpitu

Motif Sidoluhur umumnya dipakai oleh pengantin wanita pada saat malam pengantin. Secara harfiah, sido dalam bahasa Jawa memiliki arti jadi atau menjadi. Sedangkan luhur artinya terhormat dan bermartabat. Sehingga, menurut filosofinya, batik Sidoluhur ini menjadi salah satu bentuk doa sang pemakai agar selalu sehat jasmani rohani, serta menjadi orang yang terhormat dan bermartabat.

10. Batik Priyangan. (Tasikmalaya)

foto: Instagram/@grosirbatiktasik

Batik Priyangan Tasikmalaya terkenal dengan ciri khasnya yang memiliki corak yang rapat, rapi, dan berkelas. Dominasi motif rumput dan tumbuh-tumbuhan menjadi identitas utama batik Priyangan. Secara garis besar batik Tasikmalaya memiliki motif batik yang cenderung memberikan kesan semangat kesederhanaan, terbuka, dan pluralis juga memperlihatkan kesan imut selaras dengan citra umum wanita sunda.

11. Batik Kawung.

foto: Instagram/@caecilia_jiwajewels

Jenis batik di Indonesia selanjutnya yakni batik kawung yang memiliki motif tua dan berasal dari tanah Jawa. Bentuknya seperti kolang-kaling disusun pada empat sudut persegi.

Menurut penelitian motif ini sudah ada sejak abad ke-9 dulu. Konon berkembang pad zaman Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Filosofinya sendiri diantaranya adalah pengendalian diri yang sempurna, hati yang bersih tanpa adanya keinginan untuk ria.

12. Batik Tambal. (Yogyakarta)

foto: Instagram/@batik_liya

Motif Batik tambal, sesuai dengan namanya, motif ini mempunyai arti menambal sesuatu atau memperbaiki sesuatu yang telah rusak. Pada zaman dahulu, orang- orang percaya bahwa kain ini bisa membantu menyembuhkan orang yang sakit. Caranya juga sangat mudah yaitu dengan menyelimuti orang sakit tersebut dengan menggunakan kain motif tambal ini.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags