1. Home
  2. ยป
  3. Sosok
9 September 2019 16:19

Bagong Soebardjo, driver ojek online Go-Jek pertama di Jogja

Kesetiaannya selama 5 tahun membuat dirinya dinobatkan sebagai mitra Go-Jek paling loyal Muhammad Bimo Aprilianto

Brilio.net - Pagi itu matahari belum tinggi betul, tapi Bagong Soebardjo sudah sibuk di kedai mi ayam miliknya. Ia menyambut para driver ojek online yang sedang merampungkan tugasnya; membelikan pesanan makanan pelanggan. Satu, dua driver silih berganti datang dan pergi sambil membawa beberapa bungkus mi ayam lengkap dengan kerupuk rambak dan es jeruk.

Di saat bersamaan, pria 64 tahun itu juga fokus di depan laptopnya. Sebelum akhirnya fokusnya menjadi buyar seiring kedatangan brilio.net di kediamannya yang beralamat Jlegongan RT 06/RW 28, Margorejo, Tempel, Sleman.

Bagong Soebardjo merupakan driver Go-Jek pertama di Jogja. Secara kebetulan, pria bertubuh tambun ini teregistrasi sebagai driver 001 di Go-Jek Jogja. Nggak cuma punya nomor registrasi 001, kesetiaannya selama lima tahun membuat dirinya dinobatkan sebagai mitra Go-Jek paling loyal.

Bagaimana tidak, Bagong sudah lima tahun jadi driver dan masih bertahan hingga sekarang. Awalnya Bagong bisa jadi driver ojek online pun tak disangka. Ia yang juga tergabung di grup manajemen seni pertunjukan, Tedjo Badut, mendapat informasi dari rekannya yang saat itu bekerja di manajemen Go-Jek.

BACA JUGA :
Setyanto, pria 81 tahun di balik legendarisnya Bajigur Tamansari


foto: dok. pribadi



"Dari sekian banyak teman-teman (Tedjo Badut) justru yang paling tertarik saya, yang paling tua. Saya langsung tanya, usia saya sudah 56 atau 58 waktu itu, bisa nggak? 'Ya dicoba aja, pak', katanya gitu. Akhirnya saya ngelamar," ujar Bagong membuka obrolan dengan brilio.net, Senin (9/9).

Bagong kemudian mengungkapkan cerita unik di balik status 001 yang tersemat kepada dirinya. Saat itu sebenarnya ia adalah orang kesekian yang memasukkan lamaran untuk menjadi driver, bukan orang pertama. Namun kebetulan saat pendataan driver di perusahaan, bapak empat anak inilah yang pertama kali dipanggil dan datanya diregistrasikan. Kemudian menjadikannya driver pertama yang teregistrasi di Jogja.

Suasana obrolan jadi sedikit melow ketika Bagong bernostalgia ke masa sebelum jadi driver. Menjadi driver ojek online diakuinya sangat membantu meningkatkan kondisi ekonomi. Sebelumnya, Bagong menggantungkan hidupnya dan keluarga dengan bergabung di grup seni Tedjo Badut. Ia juga memiliki Sanggar Wayang Dongeng yang dibangun dan diurus seorang diri.

Dari hasil ngojek selama lima tahun, pria ini bisa membawa keluarganya pindah dari rumah kecil di Godean ke tempat yang jauh lebih layak. Di rumahnya ini ia juga kini bisa berbisnis kuliner dengan membangun kedai yang diberi nama Mi Ayam dan Bakso Pak Bagong. Tentu saja warung mi ayamnya ini bisa dipesan online lewat aplikasi ojek online.

BACA JUGA :
Pengalaman Supiyati, bertahun-tahun menjadi 'manusia paku'

foto: brilio.net/muhammad bimo aprilianto



"Karena memang dongeng juga waktu itu nggak di sini, rumah kontrakannya juga kecil. Sudah lama saya berkecimpung di dunia itu (komunitas dongeng) nggak bisa berubah. Terus keterima itu (driver ojek online) dan penghasilan meningkat, jelas waktu awal-awal," kata Bagong.

Hal yang paling bikin Bagong Soebardjo bangga adalah, dengan penghasilannya sebagai driver ojek online dan dari mendongeng, ia akhirnya bisa menguliahkan dan menyekolahkan ketiga anaknya. Sementara anak bungsunya masih berusia 3 tahun. Ia menyebut, itu adalah impian dan cita-cita dia sebagai orangtua.

--

Pengalaman unik tak terlupakan

Lima tahun bukan waktu yang sebentar. Selama lima tahun tersebut, driver 001 ini tentu punya banyak pengalaman unik. Salah satunya yang paling diingat adalah kebaikan salah satu penumpangnya.

Diceritakan oleh Bagong, saat itu ia terkena musibah saat sedang mengantar penumpang perempuan. Bagong terserempet oleh pengendara motor ugal-ugalan yang menyebabkan HP miliknya jatuh dan terlindas truk. Tapi tak disangka, penumpang perempuan itu malah membuat kebaikan yang tak pernah bisa Bagong lupakan.

Ternyata perempuan itu membantu membuat laporan ke Go-Jek. Bahkan, ia menuliskan cerita di media sosial hingga viral dan membuat donasi untuk membantu Bagong mendapatkan HP baru.

"Tapi ternyata mbaknya nelepon, mau ketemu saya. Saya dibelikan HP lalu dikasih uang, dia ngumpulin donasi," kenang Bagong sambil terkekeh.

Meski demikian, ia sedikit menyesalkan kerusakan HP lamanya. Sebab HP itu punya kenangan penting dan merupakan pemberian dari sang anak. Namun berkat usahanya sekarang ini, ia bisa membalas kebaikan anaknya dengan kembali membelikan HP yang anaknya inginkan.

Cerita kebaikan penumpang itu adalah satu dari segudang pengalaman yang pernah dialami oleh driver 001 ini. Nggak melulu menemui kebaikan, ia juga sering mendapat perlakuan tak mengenakkan dari pelanggannya.

Seperti contohnya orderan yang di-cancel secara tiba-tiba, padahal saat itu ia sudah sampai di tempat pemesanan makanan. Bagong bilang, cuma bisa legowo.

Cerita horor yang dialami driver ojek online yang sering kamu baca di media sosial, juga pernah dialami oleh Bagong. Saat itu, ia sempat disesatkan oleh GPS yang ada di HP miliknya.

"Ini bisa mistis, bisa nggak. Itu saya lihat padahal di Nagan sebenarnya plengkung yang mau ke Alun-Alun Kidul itu masuk bisa. Tapi di mapnya nggak bisa. Kalau (arahan) mapnya harus ke barat kan jauh sekali. Lalu perasaan saya, ini aneh. Tapi pulangnya saya balik lagi coba lihat map ternyata bisa. Saya masih bertanya pada diri saya sendiri," ujarnya.

Bagi Bagong sendiri, menjadi mitra 001 memang sebuah kebetulan. Namun status itu memacunya untuk selalu memberikan yang terbaik untuk semua orang. Itu juga yang membuat Bagong loyal kepada perusahaan dan hingga hari ini masih semangat untuk ngojek, meski sudah tak serajin dulu.

Meski demikian, ia tidak menganggap status 001 adalah beban. Namun, status itulah yang selalu mengingatkan dia untuk selalu berhati-hati dalam bertindak. Oleh karena ia merupakan driver yang dituakan, sehingga sikap dan kelakuannya pasti bakal banyak ditiru oleh driver-driver lain.

"Bebannya ya itu, saya harus selalu menjaga jangan sampai saya ada kesalahan dengan pusat maupun Go-Jek daerah. Dan harus siap untuk memberikan segalanya kepada teman-teman yang lain. Mengayomi," pungkasnya sembari menutup obrolan dengan brilio.net siang itu.




SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags