1. Home
  2. ยป
  3. Sosok
18 November 2022 09:22

5 Mantan pejabat ini pilih nyicil rumah dan mobil daripada korupsi

Meski memiliki jabatan tinggi dan kekuasaan, mereka tetap hidup dalam kesederhanaan. Brilio.net
foto: YouTube/Irma Hutabarat - HORAS INANG; Khulafa Pinta Winastya/Merdeka.com

Brilio.net - Memiliki jabatan penting di pemerintah rupanya tak lantas membuat semua orang terlena untuk memanfaatkan kekuasaan dan fasilitas yang diberikan dan disediakan. Setidaknya, hal itu yang dilakukan oleh sejumlah pejabat pemerintah ini, dimulai dari mantan menteri hingga mantan wakil presiden RI.

Siapa sangka, jika sederet mantan pejabat negara di bawah ini ternyata pernah kesusahan dan tak mampu untuk membeli rumah maupun kendaraan pribadi secara tunai. Mayoritas dari mereka memilih membeli dengan cara menyicil bahkan hingga 15 tahun, daripada berbuat tindakan melenceng seperti korupsi.

BACA JUGA :
Cara Susi Pudjiastuti timang bayi tuai kritik, disebut tak sesuai usia


Lebih lanjut, berikut lima mantan pejabat yang pilih nyicil rumah dan mobil daripada korupsi, dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (17/11).

BACA JUGA :
11 Momen pernikahan putra bungsu Sri Mulyani, Jokowi sebagai saksi


Mgg: RICKA MILLA SUATIN

1. Wakil presiden ke-6 Try Sutrisno.

foto: YouTube/Irma Hutabarat - HORAS INANG

Mantan wakil presiden sekaligus mantan panglima ABRI Jenderal Try Sutrisno belum lama ini bercerita soal asal-usul rumah pribadinya yang disebut beli dengan cara nyicil.

Meski pernah menjabat sebagai wakil presiden ke-6 RI dan menjadi orang nomor satu di dunia militer, Try Sutrisno mengaku tak pernah memiliki banyak uang selama menjadi pejabat. Hal itu diungkapkan langsung olehnya dalam video yang diunggah di kanal YouTube Irma Hutabarat - HORAS INANG.

"Waktu saya pindah, saya dipersilakan boleh beli rumah dinas. Tapi saya bilang saya nggak punya duit. Ini harganya (dulu) Rp 85 juta, itu di tahun sekitar 86-an lebih. Tapi harga itu bisa dicicil 15 tahun," ungkap Try Sutrisno yang dikutip brilio.net dari kanal YouTube Irma Hutabarat - HORAS INANG, Kamis (17/11).

Dalam video, Try menceritakan setelah selesai menjabat sebagai Kasad, ia pernah ditawari untuk membeli sebuah rumah dinas agar dapat ditempati dan menjadi kediaman pribadinya. Namun, pada saat itu Try mengaku tidak memiliki uang yang cukup banyak. Beruntung, ia diperbolehkan untuk membeli rumah yang dulu ditawarkan dengan harga Rp 85 juta, sesuai kesepakatan dengan cara mencicilnya selama 15 tahun.

"Ini rumah saya bukan korupsi pak, ini rumah dari angkatan darat. Jadi setiap kasad boleh beli rumah dinas," tambah Try.

2. Jenderal Hoegeng.

foto: Merdeka.com/Khulafa Pinta Winastya

Jenderal Hoegeng memang menjadi salah satu teladan dan tokoh yang terkenal jujur dan antikorupsi. Dia dikenal sebagai sosok polisi yang hingga kini dijuluki sebagai Kapolri ideal sepanjang sejarah RI. Terutama terkait integritas pribadinya.

Kejujuran dan keprihatinan Hoegeng Imam Santoso ini mengundang perhatian dari Kapolri penggantinya, yakni Mohammad Hasan dan sejumlah Kapolda. Hasan kemudian berinisiatif untuk mengalihkan kepemilikan rumah dinas menjadi atas nama Hoegeng.

Kemudian, sejumlah Kapolda turut serta melakukan iuran dan membelikan mobil Holden Kingswood untuk Hoegeng. "Itu satu-satunya mobil setelah Bapak pensiun," kata Aditya S Hoegeng dalam tulisannya 'Saya Bangga Menjadi Anak Pak Hoegeng'.

Aditya bercerita, suatu saat datang 2 unit sepeda motor Lambretta ke rumah saat sang ayah masih menjadi Kapolri. Seorang pengusaha otomotif yang mengirimkannya. Jatah untuk pejabat. Aditya senang luar biasa karena sudah lama ingin menaiki sepeda motor.

3. Dr Sahardjo.

foto: Merdeka.com/Khulafa Pinta Winastya

Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Dr Sahardjo juga menjadi salah satu pejabat pemerintah yang pernah hidup dengan sangat sederhana. Berbagai jabatan dan pekerjaan yang diembannya tidak membuatnya bergelimang harta. Bahkan, Sahardjo masih menumpang di rumah sang mertua karena ia tidak memiliki rumah pribadi.

Meski begitu, integritas yang tinggi membuat Sahardjo tidak pernah mau menerima pemberian atau hadiah bahkan dari teman kantornya. Banyak pegawainya yang bahkan beberapa kali disebut sering membujuk Sahardjo agar ia bisa memiliki rumah sendiri.

Hingga pada akhirnya, Sahardjo berhasil dibujuk untuk mau menempati rumah dinas saat ia sudah dalam kondisi sakit-sakitan. Rumah tersebut bahkan dikatakan kurang layak ditempati oleh seorang menteri. Namun, Sahardjo tidak mempersoalkan itu. Ia menerima saja apapun kondisinya. Setelah delapan bulan menempati rumah tersebut, Sahardjo meninggal dunia pada November 1963 karena pendarahan di otak.

4. Menteri Sutami.

foto: Merdeka.com/Khulafa Pinta Winastya

Mantan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Insinyur Sutami, dikenal sebagai sosok yang sederhana. Menjabat sebagai menteri selama 14 tahun tak membuat Sutami kaya raya dan hidup mewah.

Meski menjadi menteri selama belasan tahun, rupanya Sutami merupakan sosok yang enggan untuk memanfaatkan fasilitas negara. Bahkan, ia juga sampai harus membeli rumah secara susah payah dengan cara mencicil.

Pada faktanya, Sutami adalah sosok penting dan berjasa dalam pembangunan infrastruktur besar yang hingga kini menjadi kebanggaan Indonesia, di antaranya yaitu Gedung DPR, Jembatan Semanggi, Waduk Jatiluhur, Jembatan Ampera, dan Bandara Ngurah Rai Bali. Pada saat itu, Sutami sangat disayang oleh presiden Soekarno dan Soeharto karena kontribusinya.

Kembali lagi pada rumah yang dicicil oleh Sutami, rupanya rumah tersebut bahkan baru lunas setelah Sutami pensiun. Setelah pensiun pun, Sutami mengembalikan seluruh fasilitas yang dimilikinya. Meski pensiunan menteri, Sutami hidup dalam kesederhanaan. Ia juga dijuluki sebagai menteri termiskin sepanjang masa.

5. Baharuddin Lopa.

foto: Merdeka.com/Khulafa Pinta Winastya

Terakhir ada Mantan Jaksa Agung, Baharuddin Lopa. Ia dikenal sebagai sosok yang sangat sederhana. Meski sering menangani kasus-kasus besar, namun rupanya sosok Lopa memiliki rumah di daerah Jakarta Timur yang sederhana dan tidak luas.

Walau begitu, Lopa tidak mempermasalahkan ukurannya. Lopa juga melarang keluarganya untuk menggunakan fasilitas negara. Mobil yang dipakainya untuk menjalani aktivitas bahkan dibeli dengan cara kredit.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags