1. Home
  2. ยป
  3. Serius
15 September 2025 15:16

Musim hujan 2025/2026 diprediksi datang lebih awal, ini alasannya

Musim hujan 2025/2026 di Indonesia diprediksi lebih cepat, simak alasannya. Editor
foto: Liputan6.com/Faizal Fanani

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) baru saja mengeluarkan prediksi menarik mengenai musim hujan di Indonesia untuk tahun 2025/2026. Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, musim hujan kali ini diperkirakan akan datang lebih awal dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Jika kita melihat data dari rerata klimatologis antara tahun 1991 hingga 2020, musim hujan tahun ini cenderung maju di banyak wilayah Indonesia. "Puncak musim hujan diprediksi berlangsung dari Agustus 2025 hingga April 2026, dengan puncak hujan yang bervariasi. Puncak hujan ini diperkirakan akan terjadi pada bulan November hingga Desember 2025 di Sumatera dan Kalimantan, serta Januari hingga Februari 2026 di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua," jelas Dwikorita.

BACA JUGA :
Cuaca ekstrem jelang libur Nataru, ini 8 cara jaga stamina tubuh saat liburan


Menariknya, jika kita bandingkan dengan rerata klimatologis, sekitar 294 Zona Musim (ZOM) atau 42,1% diprediksi akan mengalami awal musim hujan yang lebih cepat. Sementara itu, 50 ZOM (7,2%) diprediksi sesuai normal, dan 56 ZOM (8,0%) lebih lambat. Jadi, mayoritas wilayah di Indonesia akan menghadapi musim hujan lebih awal dari biasanya.

Sifat Hujan

Secara umum, sifat hujan pada musim hujan 2025/2026 diperkirakan berada dalam kategori normal, dengan 69,5% artinya curah hujan musiman tidak jauh berbeda dari kondisi biasanya. Namun, ada juga 193 ZOM (27,6%) yang berpotensi mengalami musim hujan dengan sifat di atas normal, mencakup sebagian besar Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, beberapa wilayah Sulawesi, serta Maluku dan Papua. Di sisi lain, 20 ZOM (2,9%) diprediksi mengalami musim hujan dengan sifat di bawah normal.

Dwikorita menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi ancaman bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, genangan air, tanah longsor, dan angin kencang, terutama di wilayah dengan curah hujan di atas normal. Oleh karena itu, BMKG mengimbau kepada kementerian, lembaga, pemerintah daerah, serta masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan.

BACA JUGA :
Cuaca ekstrem berpotensi terjadi saat Natal dan Tahun Baru 2025, 7 Tips aman liburan saat musim hujan

Langkah-langkah yang perlu diambil termasuk penyesuaian kalender tanam pertanian, pengelolaan waduk dan irigasi, perbaikan drainase, serta pengendalian hama di perkebunan. Semua ini harus dilakukan sejak dini agar dampak dari ancaman bahaya hidrometeorologi dapat diminimalisir.

Penyebab Hujan Datang Lebih Awal

Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menjelaskan bahwa dinamika musim hujan tahun ini dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan regional. Pada Agustus 2025, fenomena El Nino-Southern Oscillation (ENSO) berada dalam kondisi netral, sehingga tidak memberikan pengaruh signifikan dari Samudra Pasifik. Namun, Indian Ocean Dipole (IOD) tercatat dalam kondisi negatif, yang berarti ada suplai tambahan uap air dari Samudra Hindia ke wilayah Indonesia, khususnya bagian barat.

Selain itu, suhu muka laut di perairan sekitar Indonesia tercatat lebih hangat dari rata-rata klimatologis, yang memicu pembentukan awan hujan lebih intensif. BMKG memprediksi bahwa kondisi ENSO netral akan bertahan hingga akhir 2025, sementara IOD negatif akan berlangsung hingga November 2025.

Menariknya, kondisi musim hujan yang datang lebih awal ini bisa memberikan manfaat positif bagi para petani. Mereka dapat menyesuaikan pola tanam lebih dini, yang tentunya akan meningkatkan produktivitas dan mendukung upaya swasembada pangan.

Source: liputan6.com / Putu Merta Surya Putra
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang dengan bantuan Artificial Intelligence dengan pemeriksaan dan kurasi oleh Editorial.

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags