1. Home
  2. ยป
  3. Serius
6 April 2020 07:59

ITS & UGM prediksi corona berakhir Mei, ini penjelasannya

Dari pakar matematika sampai manajemen bisnis mengeluarkan prediksi yang serupa Nisa Akmala

Brilio.net - Jumlah kasus positif virus corona di Indonesia kini sudah mencapai angka 2.273, dengan rincian 198 dinyatakan meninggal dan 164 sembuh. Jumlah tersebut pun diprediksi akan mengalami peningkatan dari hari ke hari. Tak hanya di Indonesia, jumlah pasien positif Covid-19 juga bertambah di berbagai negara di dunia.

Berbagai upaya pun dilakukan pemerintah pusat untuk menekan penyebaran Covid-19. Sejumlah langkah dan arahah pun diterbitkan pemerintah. Mulai dari isolasi mandiri di rumah, menjaga ketat pintu akses masuk ke Indonesia serta membangun rumah sakit darurat untuk merawat pasien positif corona Covid-19.

Selain itu pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk tidak bepergian ke luar kota, termasuk mudik. Penanggulangan virus ini pun tak hanya dilakukan pemerintah, sejumlah ahli akademik dari kampus ternama di Tanah Air pun ikut ambil bagian. Seperti yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) baru-baru ini.

Para ahli akademik dari dua kampus ternama tersebut menjelaskan puncak pandemi corona hingga prediksi masa akhir Covid-19 di Indonesia. Penjelasan tersebut disampaikan UGM dan ITS setelah melewati berbagai kajian dan penelitian.

Kepala Pusat Kajian Kebijakan Publik Bisnis dan Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (PKKPBI ITS), Arman Hakim Nasution mengatakan, berdasarkan data yang telah diolah dari Command Centre BUMN diperkirakan puncak pandemi Covid-19 akan terjadi di minggu pertama dan kedua pada Mei 2020.

BACA JUGA :
Pemerintah: Semua harus menggunakan masker!


foto: liputan6/Dian Kurniawan



Arman Hakim Nasution yang merupakan dosen Departemen Manajemen Bisnis ini merekomendasikan dua poin penting. Di dalam poin pertama terdapat tiga usulan. Usulan pertama adalah mempersiapkan rumah sakit beserta tenaga medisnya untuk menampung pasien positif Covid-19 nantinya. Lalu mengubah fungsi lahan terbuka perkantoran milik pemerintah yang berdekatan dengan rumah sakit menjadi Unit Gawat Darurat (UGD) sementara.

"Hal ini untuk mencegah terjadinya keterbatasan ruang perawatan bagi pasien. Adapun UGD tersebut akan menggunakan ruang isolasi modular atau yang bisa dibongkar pasang," kata Arman Hakim seperti dikutip brilio.net dari liputan6.com, Senin (6/4).

Usulan kedua, mengintegrasikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dengan rumah sakit milik swasta. Integrasi ini menggunakan sistem Bawah Kendali Operasi (BKO) yang bertujuan untuk mengontrol dan mendistribusikan sumber daya kesehatan, seperti obat-obatan, ambulans, tenaga kesehatan, serta Alat Pelindung Diri (APD) di setiap rumah sakit di Jawa Timur.

Usulan yang ketiga adalah membentuk pusat komando penanganan Covid-19 berskala provinsi. Pusat komando ini berfungsi untuk mengintegrasikan kebutuhan medis dari Pemerintah Pusat kepada Pemprov Jawa Timur dan melakukan pemantauan jumlah tenaga medis beserta pasien positif Covid-19 di setiap daerah.

"Pusat komando ini akan menggunakan sistem informasi terpadu yang mengadopsi Command Center milik BUMN di Jakarta,” jelas Arman Hakim.

Selain mempersiapkan rumah sakit beserta tenaga medisnya, lanjut Arman, Pemprov Jawa Timur juga harus memastikan persediaan APD untuk tenaga medis dan ventilator bagi setiap pasien positif Covid-19. Menurut Arman, ITS telah berusaha untuk memberikan kontribusi berupa desain bentuk fasilitas ruang isolasi modular.

Selain itu, ITS juga memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) yang dirancang oleh Departemen Desain Produk Industri (Despro) ITS sebanyak 300 unit produksi per hari. Tak hanya APD, ITS juga mempersiapkan purwarupa ventilator yang akan diuji oleh tim dokter dari Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA). Jika lolos uji tersebut, ITS akan melakukan produksi massal dengan melibatkan industri terkait.

Dosen yang juga menjabat sebagai Kepala Laboratorium Business Analytic and Strategy (BAS) ini juga berharap kepada Pemprov Jawa Timur untuk segera mengkaji rekomendasi yang diberikan ITS supaya dapat segera dilaksanakan demi mempersiapkan puncak pandemi Covid-19 nantinya.

"Intinya jangan terlalu lama dalam bertindak, segera lakukan langkah darurat karena ini saatnya kita bersatu menghadapi Covid-19," tandasnya.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags