1. Home
  2. ยป
  3. Serius
17 September 2019 11:33

Dampak kabut asap, belasan orangutan di Kalteng terserang ISPA

Orangutan yang terinfeksi ISPA mulai dari balita hingga dewasa Hira Hilary Aragon
foto: ilustrasi/Pixabay

Brilio.net -Kabut asap yang terjadi Kalimantan Tengah juga memberikan dampak bagi kehidupan orangutan di sana. Hingga saat ini, dilaporkan belasan orangutan di kawasan Yayasan Orangutan Borneo (BOS) di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, telah terinfeksi saluran pernapasan akut.

Dilansir dari laman Antara, pada Selasa (17/9), drh Viet selaku salah satu dokter di Yayasan BOS menuturkan, orangutan yang terinfeksi ISPA mulai dari balita hingga dewasa. Orangutan tersebut tersebar di kandang maupun yang sedang mengikuti sekolah hutan.

BACA JUGA :
Kebakaran hutan kembali terjadi, Jokowi tegur Pemda Riau


"Lokasi sekolah hutan memang tidak terlalu jauh dari hutan yang terbakar. Kemungkinan itu salah satu yang menyebabkan belasan orangutan mengalami ISPA," ujar Viet seperti dikutip dari Antara.

Mengenai orangutan hasil rehabilitasi yang sudah dilepas di sejumlah hutan, Yayasan BOS belum ada menemukan ataupun mendapat informasi terpapar kabut asap. Meski begitu, pihak Yayasan BOS terus berupaya memantau hutan-hutan yang menjadi tempat pelepasliaran orangutan.

Viet mengatakan dirinya sekarang ini lebih fokus memantau dan merawat orangutan yang berada di pusat rehabilitasi. Apabila ada yang terinfeksi, maka langsung dilakukan penanganan dengan memberikan beberapa ramuan herbal dan suplemen vitamin serta lainnya.

BACA JUGA :
9 Penampakan terkini Riau yang diselimuti kabut asap kebakaran hutan

"Kami memang ada membuat sendiri ramuan herbal dari bawang yang diberikan kepada orangutan terserang ISPA. Kan ada juga orangutan yang sempat terserang ISPA, berhasil disembuhkan. Tapi, karena ada kabut asap ini, ya kambuh lagi," kata Viet.

Berdasarkan data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK), kondisi udara di Provinsi Kalteng, khususnya Kota Palangka Raya telah berada di level berbahaya bagi makhluk hidup, baik manusia, orangutan maupun hewan lainnya.

Kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) itu juga membuat pemerintah daerah meliburkan aktivitas belajar mengajar dari tingkat TK hingga perguruan tinggi. Penerbangan dari dan ke Bandara Tjilik Riwut Kota Palangka Raya pun banyak yang dibatalkan.


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags