1. Home
  2. »
  3. Serius
12 Desember 2025 13:10

5 Kronologi anak usia 12 tahun tikam ibu di Medan, tewas dengan banyak luka tusuk

Status AL kini berada dalam penanganan kepolisian sambil menunggu pendalaman motif dan hasil pemeriksaan lebih lanjut. Khansa Nabilah
foto: Reza Efendi/Liputan6.com; Freepik.com

Brilio.net - Seorang anak perempuan berinisial AL (12) diduga menikam ibu kandungnya, FS, hingga tewas di rumah mereka di Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara. Peristiwa ini terjadi pada hari kejadian dan langsung memicu perhatian publik karena melibatkan pelaku di bawah umur.

Polisi menerima laporan tak lama setelah korban ditemukan dalam kondisi luka tusuk di bagian tubuhnya. Petugas kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara untuk memastikan urutan kejadian serta alat yang digunakan.

BACA JUGA :
Kisah haru gadis remaja putus sekolah karena dibully, dikeluarkan karena ibunya pemulung


Status AL kini berada dalam penanganan kepolisian sambil menunggu pendalaman motif dan hasil pemeriksaan lebih lanjut. Proses penyelidikan masih berlangsung untuk mengungkap pemicu utama tindakan fatal tersebut.

Berikut brilio.net himpun kronologi anak usia 12 tahun tikam ibu di Medan dari berbagai sumber pada Jumat (12/12).

1. Pertengkaran pada malam sebelum kejadian.

BACA JUGA :
Dibesarkan dengan cinta meski tak sedarah, wanita ini bagikan cerita sedih kehilangan ibu angkatnya

foto: Reza Efendi/Liputan6.com

Kepala Lingkungan V, Tono, menyebutkan adanya cekcok antara korban dengan putrinya pada malam sebelum insiden terjadi. Situasi tersebut diduga menjadi pemicu awal sebelum tragedi pecah menjelang subuh. Kondisi rumah kala itu tampak normal sehingga tidak ada yang menyangka masalah akan berakhir fatal.

Seorang tetangga menguatkan bahwa korban sempat memarahi putrinya. Penjelasan ini menjadi bagian penting dalam rangkaian peristiwa karena bersinggungan langsung dengan tindakan pelaku. Warga juga menyebut keluarga tersebut jarang memiliki masalah besar dalam keseharian.

Pertengkaran kecil sering terjadi dalam keluarga mana pun, namun jarang berujung tindakan ekstrem. Kesaksian tetangga menggambarkan situasi yang masih wajar sebelum berubah tragis saat subuh. Setelah itu barulah muncul keterangan langsung dari saksi.

"Semuanya karena kakaknya dimarahi oleh korban itu," jelas Tono, dikutip dari Liputan6, Jumat (12/12).

2. Korban ditemukan tewas bersimbah darah di kamar.

Suami korban berinisial AH menemukan istrinya tergeletak saat mengecek kamar setelah mendengar teriakan anak pertama. Kondisi korban membuat AH terpukul karena FS sudah tidak bergerak. Situasi semakin mencekam setelah warga berdatangan mencoba membantu.

Ambulans tiba tidak lama kemudian dan tim medis segera memeriksa kondisi FS. Pemeriksaan itu memberikan penegasan bahwa korban telah meninggal sebelum dievakuasi. Kejadian tersebut memutus harapan keluarga yang masih berharap ada kesempatan menyelamatkan FS.

3. Polisi menemukan banyak luka tusuk pada tubuh korban.

foto: Reza Efendi/Liputan6.com

Laporan awal menyebut luka di lengan, namun pemeriksaan lebih lanjut mengungkapkan fakta berbeda. Tubuh korban ternyata mengalami banyak luka tusukan pisau. Situasi ini menggambarkan intensitas kekerasan yang terjadi di dalam kamar tersebut.

Pengungkapan jumlah luka membuat warga semakin syok mengingat pelaku adalah anak berusia 12 tahun. Kondisi korban menunjukkan aksi dilakukan bertubi-tubi. Fakta ini menjadi fokus utama penyidik karena menggambarkan proses kejadian yang tidak sederhana.

"(Untuk motif) sedang dilakukan pendalaman," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Medan, AKBP Bayu Putro Wijayanto, dikutip dari Merdeka.com, Jumat (12/12).

4. Warga menilai keluarga harmonis dan jauh dari konflik.

Kesaksian sejumlah warga menunjukkan keluarga tersebut hidup rukun dan tidak pernah terlibat masalah berarti. Interaksi sehari-hari korban dan anak-anaknya dinilai sangat dekat. Faizah dikenal selalu mengantar anaknya sebelum berangkat sekolah.

Keharmonisan keluarga membuat warga semakin tidak percaya terhadap tragedi ini. Situasi tersebut memunculkan pertanyaan besar mengenai faktor pemicu tindakan pelaku. Warga menyebut hubungan mereka sebelumnya terlihat baik-baik saja.

"Akrab kali mereka itu. Ibu dan anaknya tak berjarak. Ibunya tiap pagi mengantar anaknya keluar, panggilkan Grab sebelum sekolah," ujar Tono, dikutip.

5. Penyidik periksa saksi dan amankan barang bukti.

foto: Reza Efendi/Liputan6.com

Proses penyidikan dilakukan intensif oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polrestabes Medan. Sejumlah saksi telah diperiksa termasuk suami korban, anak pertama, serta warga yang mengetahui kondisi rumah saat kejadian. Pendampingan resmi diberikan kepada pelaku sesuai aturan perlindungan anak.

Barang bukti berupa pisau telah diamankan sebagai alat yang digunakan pelaku. Polisi juga melakukan autopsi terhadap jenazah sebelum diserahkan kepada keluarga. Proses penyidikan berjalan untuk mengungkap motif dan alur kejadian secara menyeluruh.

"Iya benar, mendapat dampingan pihak terkait," jelas Bayu.

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags