1. Home
  2. »
  3. Serius
6 Oktober 2020 20:35

4 Fakta kompetisi berbasis teknologi digital Samsung Innovation Campus

Kompetisi ini sekaligus mempersiapkan para siswa SMK untuk beradaptasi dengan dunia industri Yani Andriansyah
Foto-foto: Instagram @giat_smkn1geger

Brilio.net - SMKN 1 Geger, Madiun sukses merebut gelar juara di ajang Samsung Innovation Campus (SIC). Dalam kompetisi berbasis pengembangan teknologi untuk meningkatkan keterampilan para siswa SMK dan SMA ini, SMKN Geger Madiun menghadirkan proyek berjudul Smart Hydroponic Technology (SAHYT).

Sekolah ini mengungguli tiga sekolah lain yakni SMK Al Huda, Kediri dengan proyek Sistem Pengairan Otomatis (Smart Irrigation System) Berbasis Arduino, Binus School Simprug, Jakarta dengan proyek 2D Platformers Arcade Game, dan Binus School Serpong, Tangerang dengan proyek Automatic Dispenser For Hand Sanitizers.

BACA JUGA :
Mengajar secara gratis selama 75 tahun, kisah kakek ini bikin terharu


Sukses ini membuat SMKN 1 Geger, Madiun berhak menyandang gelar The Best SIC Project 2020 sekaligus meraih hadiah Samsung Galaxy A71 kepada masing masing anggota team beserta guru pembimbing.

Sementara SMK Al Huda terpilih sebagai Pemenang Favorit dan berhak mendapatkan hadiah Samsung Galaxy A21s juga kepada setiap anggota team dan guru pembimbing. Pemenang Favorit dipilih berdasarkan polling yang dilakukan para undangan pada sesi penjurian.

Seperti apa ya kompetisi teknologi yang mendorong lulusan SMK bisa beradaptasi dengan tuntutan industri di masa depan, berikut faktanya.

BACA JUGA :
Belajar daring lebih menyenangkan dengan teknologi VR pendidikan ini

1. Biar lulusan SMK siap kerja

SIC merupakan kompetisi berbasis pengembangan teknologi yang bertujuan meningkatkan keterampilan para siswa SMK dan SMA beradaptasi dengan materi coding dan programming. Selain itu kompetisi ini juga mendorong para siswa SMK untuk mampu beradaptasi dengan tuntutan industri.

Direktur Jenderal Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Wikan Sakarinto mengatakan dibutuhkan keikutsertaan beragam pihak untuk bisa mempersiapkan lulusan SMA dan SMK menghadapi industri 4.0.

Kami mengapresiasi apa yang telah dilakukan Samsung untuk mendukung dunia pendidikan Indonesia dan bisa menjadi pembekalan bagi para lulusan untuk menghadapi era industri 4.0. Karena sangat penting untuk pendidikan bisa bersinergi selaras dengan link and match dengan dunia industri, ujar Wikan.

2. Dorong siswa beradaptasi dengan teknologi digital

Direktur Manajemen R&D Samsung R&D Indonesia, Risman Adnan menyampaikan, tantangan era Industri 4.0 akan sulit untuk dihadapi para lulusan SMA dan SMK, tanpa dibekali pendidikan yang membentuk keahlian. Oleh sebab itu, pihaknya menaruh perhatian besar pada peningkatan kualitas pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan di era tersebut melalui ajang ini.

SIC merupakan sebuah program global yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan sekaligus kemampuan beradaptasi dengan teknologi dan digitalisasi. Program ini merupakan program berkelanjutan, ke depannya Samsung menargetkan untuk bermitra dengan lebih banyak lagi sekolah di Indonesia, ujar Risman.

3. Bikin proyek dalam satu bulan

Kompetisi yang merupakan bagian dari Corporate Citizenship ini telah berjalan sejak Januari 2020 dengan memberikan pelatihan Coding dan Programming yang terdiri dari Scratch 1, 2 & 3, Rurple, C-Programming, Arduino dan Algorithm Problem Solving Basic kepada para sekolah mitra.

Dalam kompetisi ini, para peserta diminta mempersiapkan proyek berdasarkan materi yang diberikan lewat program SIC hanya dalam kurun waktu satu bulan. Peserta harus melewati dua tahap penilaian yaitu laporan atau dokumentasi tertulis serta tahap presentasi.

4. Dinilai dewan juri yang kompeten

Samsung Indonesia

Proyek yang diajukan perserta dinilai oleh dewan juri yang sangat kompeten di bidangnya yakni Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Ahmad Saufi, Direktur R&D Manajemen Samsung R&D Indonesia, Risman Adnan dan Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia, Muhammad Ramli Rahim.

Poin-poin yang menjadi penilaian adalah masalah teknis (10%), ide, kreativitas dan keaslian project (20%), pembuatan konstruksi project (15%), potensi pemanfaatan dan komersialisasi (15%), kemampuan presentasi (10%), demonstrasi (15%) dan tanya & jawab (15%).

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags